“Allah Tempat Perlindungan (Dibata Ingan Cicio)”
Mazmur 57:2-12
2 Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung,sampai berlalu penghancuran itu.
3 Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku.
4 Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku,mencela orang-orang yang menginjak-injak aku. S el aKiranya Allah mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya.
5 Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah,dan lidahnya laksana pedang tajam.
6 Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!
7 Mereka memasang jaring terhadap langkah-langkahku,ditundukkannya jiwaku, mereka menggali lobang di depanku, tetapi mereka sendiri jatuh ke dalamnya. Sela
8 Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.
9 Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!
10 Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
11 sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.
12 Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!
Minggu Estomihi (Latin: Esto Mihi) berarti “Jadilah bagiku gunung batu perlindungan” sesuai dengan invocatio. Minggu ini merupakan Minggu terakhir sebelum memasuki minggu-minggu pra-paskah. Masa pra-paskah merupakan minggu perjalanan Yesus dalam menuju kesengsaraan-Nya. Untuk itulah Minggu Estomihi penting untuk diperhatikan, karena Estomihi merupakan benteng pertahanan dalam menjalani kesengsaraan.
Mazmur 57:2-12 ditulis ketika Daud sedang lari dari Saul dan harus bersembunyi dalam gua. Saul iri melihat kesuksesan Daud dan ia ingin membunuh Daud (ay.1). Dalam keadaan yang terjepit, Daud berseru kepada Allah, dia tidak larut dalam kesedihan dan ketakutan tetapi memfokuskan dirinya kepada Allah. Ada beberapa hal yang terlihat dari sikap Daud, pertama ia berseru kepada Allah dan mempercayakan hidupnya di tangan Allah (ay. 2-4). Daud mengharapkan belaskasihan Allah dan jiwanya berlindung di bawah naungan sayap-Nya. Daud mengumpamakan dirinya bagai seekor anak burung elang yang tidak berdaya yang berlindung di bawah naungan induknya. Kedua, ia memfokuskan perhatiannya kepada kemuliaan Allah (ay.6,12). Daud mengakui keadaannya yang lemah dan tidak berdaya di tengah-tengah serangan musuh-musuhnya (ay. 5,7). Tetapi ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh keadaan. Perhatian Daud yang terutama, bahkan ketika ia memohon pertolongan dari Tuhan adalah agar nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan bukan semata-mata hanya untuk keselamatannya. Ketiga, ia bersukacita menantikan pertolongan Tuhan (ay. 8-11). Daud tidak merasa bahagia dengan keadaannya, tetapi ia tidak pernah kehilangan sukacitanya sementara ia menantikan pertolongan Tuhan, karena sukacitanya berdasarkan kasih setia Tuhan dan kebenaran-Nya.
Beberapa fakta dalam kejadian-kejadian yang terjadi, menjelaskan apapun usaha manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat memberikan perlindungan dan keamanan sesungguhnya tidak ada yang kekal. Peristiwa kapal titanic yang dirancang sebagai kapal pesiar yang modern dan tangguh, tapi dalam pelayaran yang pertama kapal tersebut hancur ketika menabrak gunung es. Peperangan Israel dan Palestina dengan beradu sistem pertahanan yang kuat, namun terlihat tetap mampu memakan korban yang banyak. Begitu banyak yang kita lihat dapat menjadi tempat perlindungan dalam dunia ini, namun tidak semuanya dapat menjadi perlindungan.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita akan menjumpai kesulitan-kesulitan dalam setiap aspek kehidupan sesuai dengan porsi kita masing-masing. Tetapi, dalam proses menjalani persoalan tersebut banyak yang tidak mampu bertahan hingga akhirnya menyerah kepada keadaan. Apa yang membuat hal ini terjadi? Karena kita tidak mempersiapkan diri dan iman kita ketika terjadi kesulitan. Hingga akhirnya, secara fisik dan psikis akan lelah kemudian menyerah. Untuk itulah kita belajar dari Yesus yang masuk ke dalam kesengsaraan-Nya, namun Dia bertahan dan taat kepada Allah sampai Dia mati di kayu salib.
Ketika pergumulan hidup begitu berat untuk di jalani, dalam dunia ini kadang pertolongan diharapkan dan andalkan tidak sesuai kenyataan, tetaplah berpengharapan kepada Yesus dan andalkan Dia di dalam kehidupan kita. Karena hanya Tuhan Yesus tempat perlindungan yang teguh. Sama seperti Daud, di tengah pergumulan yang hebat, dia tetap mengandalkan Tuhan, berpengharapan hanya kepada-Nya, hanya Tuhan menjadi tempat perlindungannya. Ketika kita berlindung kepada kekuatan dunia ini, kita bisa kecewa. Tetapi ketika kita berlindung kepada Tuhan dan menjadikan Dia sebagai tempat perlindungan kita, kita tidak akan kecewa. Kita akan merasakan kehangatan kasih-Nya, kita akan merasakan damai sejahtera dan sukacita. (RSL)