Renungan Ibadah Minggu, 17 Desember 2023

“Persiapkanlah Jalan Bagi Tuhan”

Karo: Pekena Dalan Tuhan

Yesaya 40: 3 – 11

40:3 Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! 40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; 40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.” 40:6 Ada suara yang berkata: “Berserulah!” Jawabku: “Apakah yang harus kuserukan?” “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. 40:7 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” 40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!” 40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. 40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Apakah perbedaan antara sikap reaktif dan sikap sikap proaktif? Sebagai contoh sederhana misalnya; Apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang bersikap reaktif dan proaktif ketika melihat langit mendung? Orang yang proaktif ketika keluar rumah akan membawa payung untuk B\berjagajaga andaikata turun hujan. Ketika hujan kemudian benar-benar turun, ia tidak akan menyalahkan cuaca tersebut. Sedangkan orang yang reaktif, enggan membawa payung. Ketika hujan turun, ia akan menyalahkan cuaca penyebab turunnya hujan. Jadi, inti yang membedakan antara sikap reaktif dan proaktif adalah sikap reaktif memberikan respons setelah peristiwa terjadi (setelah hujan turun), sedangkan sikap proaktif sudah memberikan respons sebelum peristiwa terjadi (sebelum hujan turun).

Dalam bacaan kita saat ini, nabi Yesaya menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah kepada umat Israel. Wahyu ini berisi berita sukacita bagi umat Israel. Umat diberitahu bahwa masa pembuangan mereka di Babel akan berakhir. Mereka akan segera pulang ke kampung halaman mereka, dari Babel ke Yerusalem. Tentu kita bisa membayangkan kegembiraan mereka. Berita yang disampaikan oleh nabi Yesaya adalah berita keselamatan. Di pembuangan Babel, mereka menjadi bangsa yang terjajah. Di Yerusalem, mereka menjadi bangsa yang merdeka. Kini, setelah kurang lebih 70 tahun di pembuangan Babel, mereka akan pulang ke tanah air mereka. Dalam keyakinan umat, kepulangan mereka dari Yerusalem ke Babel akan dipimpin sendiri oleh Allah. Tuhan ALLAH akan menuntun kepulangan umat seperti gembala yang menuntun kepulangan domba-dombanya. Untuk menyambut kepulangan umat yang disertai Allah inilah, jalan harus dipersiapkan. Ketika jalan ini siap, Alah dan umat akan lewat dan bahkan prosesi perjalanan ini akan menyatakan kemuliaan Allah dan berdampak bagi orang-orang yang melihat dan mengalaminya.

Apa yang harus kita lakukan dalam mempersiapkan jalan untuk TUHAN? Ada empat hal yang harus dilakukan, yakni:

1. Setiap lembah harus ditimbun; berarti yang kosong harus diisi. Marilah kita mulai mengerjakan hal-hal yang selama ini kita abaikan atau kita tunda-tunda.

2. Setiap gunung dan bukit harus diratakan; hal ini merujuk kepada penghalang dan rintangan yang perlu disingkirkan. Segala yang menghalang jalan Tuhan untuk masuk ke dalam hidup kita. Ini merujuk khususnya kepada ego dan keangkuhan diri kita. Tanpa iman, tanpa kekuatan Allah, adalah mustahil gunung ini dapat diratakan atau dipindahkan.

3. Yang berliku-liku diluruskan. Apa maknanya ini? manipulatif, yang tidak jujur, yang memanfaatkan orang lain. Luruskanlah hatimu ini adalah panggilan untuk hidup dengan penuh integritas, jujur, tulus, ikhlas dalam kesederhanaan.

4. Yang berlekuk-lekuk di datarkan. Ini Boleh dimaknai dengan lakukan semuanya ini dengan telaten, dengan teliti, dengan saksama. Ketelatenan dan ketelitian merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan rohani.

Di masa Advent ini, bagi kita yang hatinya penuh kebimbangan, Yesaya juga berseru Ingatlah hidup manusia terbatas, hanya seperti bunga rumput sebab itu jangan sia-siakan anugerah keselamatan yang Tuhan sudah berikan (ay 6-8). Namun bagi kita yang telah menerima pemulihan dan pengampunan dari Tuhan beritakanlah kabar baik!, yaitu keselamatan yang datang dari Tuhan Yesus Kristus kepada dunia ini! (ay 9-11). Selamat hari Minggu! (Pdt. Rosliana br. Sinulingga)

Warta Jemaat dapat didownload di sini