“Perbuatan/Sikap Orang Bijaksana”
Pengkhotbah 11:1-8
Pedoman-pedoman hikmat
11:1 Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. 11:2 Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi. 11:3 Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi; dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak. 11:4 Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. 11:5 Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. 11:6 Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. 11:7 Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata; 11:8 oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
Kitab Pengkhotbah dikenal sebagai kitab yang berbicara tentang kesia-siaan. Lalu karena itu penulisnya dicap sebagai orang yang pesimis. Seolah-olah semua yang ada di dunia ini akan berakhir sia-sia. Padahal sebenarnya tidak begitu. Pdt. Eka Darmaputera menyebut kitab Pengkhotbah sebagai kitab kehidupan. Itu karena kitab Pengkhotbah berbicara tentang hidup dengan bijaksana dan berhikmat. Bukan hidup yang terjadi di akhir zaman, melainkan hidup saat ini di dunia. Buku kumpulan Pemahaman Alkitab tentang kitab Pengkhotbah yang ditulisnya berjudul “Merayakan Hidup”. Oleh karena semua yang hidup pasti akan mati maka kehidupan mesti dirayakan. Salah satu caranya adalah dengan memiliki etos kerja yang sesuai kehendak Tuhan yakni:
1. Berani untuk terus berusaha; Jangan hanya diam dan menunggu kesempatan yang ideal untuk melakukan pekerjaan. Siapa yang senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Walaupun dalam bekerja/ berusaha kita menyadari resiko-resiko yang muncul, tetapi baiklah kita tidak berhenti dan terus melanjutkan bekerja dengan harapan bahwa masa depan kita ada dalam tangan Tuhan. Karena itu kita memiliki pengharapan yang menguatkan kita mengerjakan bagian-bagian kita dalam pekerjaan dan hidup. Mereka yang selalu kuatir dan takut pada persoalan-persoalan yang akan terjadi, akhirnya tidak berbuat apa-apa, tidak menabur apa-apa sehingga tidak akan menuai apa-apa.
2. Melakukan inovasi/investasi Milikilah kepercayaan dan kesabaran! Akan ada waktunya kita akan melihat panen. Di suatu hari kita akan melihat berkat dari apa yang kita lakukan sekarang. Meskipun kita tahu bahwa pekerjaan kita tidak lepas dari masalah dan pergumulan. Dalam bekerja kita tentu perlu melakukan pertimbangan, observasi, perhitungan yang baik untuk menunjang pekerjaan kita. Lihatlah potensi yang Tuhan berikan di sekitar kita. Akan ada hari di mana kita akan dikejutkan kalau mereka kembali dengan hasil yang luar biasa’. (bdk. Ay. 1: “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu’.)
3. Bekerja dengan rajin; Ayat 5-6 mengatakan banyak hal yang tidak kita ketahui dalam hidup ini. Kita tidak tahu jalannya angin, kita tidak tahu rahim seorang perempuan yg mengandung. Taburkan benih pagi-pagi, karena kita tidak tahu mana yang akan berhasil. Mungkin keduanya sama-sama berhasil, atau sama-sama gagal, atau satu yang lainnya gagal. Tugas kita adalah mengerjakan bagian kita, sementara Tuhan yang memberi pertumbuhan. Bagian ini merupakan nasehat agar kita mengerjakan semua pekerjaan yang dijumpai. Pengerjaannya pun bukan dengan asal-asalan melainkan sekuat tenaga. Untuk itu pertimbangan, pengetahuan dan hikmat mesti digunakan. Jadi bekerja harus sungguh-sungguh, harus pakai empat “kartus As”: kerja kerAs, kerja cerdAs, kerja IkhlAs dan kerja tuntAs.
4. Memakai waktu dan kesempatan dengan baik. Semua yang ada di bawah kolong langit ada batasannya. Sebab itu, nikmatilah hidup yang Tuhan berikan di dalam takut akan Tuhan. Nikmati dan jalani sebab umur yang Tuhan berikan itu terbatas karena manusia hidup di bawah bayang-bayang maut. Sadari hidup dan kesempatan yang Tuhan anugerahkan dengan sungguh-sungguh dan penuh, sebagai tanggungjawab kita kepada Allah dan kepada sesama kita.
Maka dalam Minggu peningkatan ekonomi jemaat marilah kita hidup dengan bijaksana dengan mempergunakan waktu dan kesempatan sebaik mungkin dengan berani dan terus berusaha, dengan melakukan inovasi dan kreatif serta bekerja dengan rajin dan tekun. Dan semua itu kita lakukan dengan sukacita dan hanya bagi kemuliaan nama Tuhan kita. (RS)