Rindu Bersekutu di Rumah Tuhan
DAMPAK PANDEMI: IBADAH DARING; TIDAK MAU KE GEREJA
Mazmur 84: 1 – 12
Rindu kepada kediaman Allah84:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.
84:2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!
84:3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
84:4 Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
84:5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela
84:6 Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
84:7 Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
84:8 Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
84:9 Ya TUHAN, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga, ya Allah Yakub. Sela
84:10 Lihatlah perisai kami, ya Allah, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!
84:11 Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
84:11 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
84:13 Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!Ibrani 10: 25
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Agar PERMATA GBKP
- Mengetahui dan merasakan kerinduan pemazmur untuk selalu berdiam dan bersekutu di rumah Tuhan
- Mengetahui dan menghadiri persekutuan di gereja
Metode: Diskusi dan Sharing
I. PENDAHULUAN
Pernahkah PERMATA GBKP rindu seseorang yang sangat di idam-idamkan, di idolakan atau di cintai? jika “rindu” sudah menyesak di dada, hanya ada satu obatnya ialah bertemu dengannya. Segala upaya dan usaha dilakukan, perjalanan jauh pun akan ditempuh, tantangan pun kan dihadapi untuk bertemu yang di rindukan. Jika kepada seseorang kita pernah sangat merindukan, bagaimanakah kerinduan PERMATA GBKP kepada Tuhan, masihkah Tuhan yang menjadi “idola utama” dalam kehidupan? jika iya, pastilah PERMATA GBKP ingin selalu bertemu dengan Tuhan dan PERMATA GBKP “rindu” pergi ke rumah Tuhan. Bersekutu bersama Tuhan dan saudara seiman di rumah-Nya (gereja). Beribadah bersama-sama (komunal), bertemu (tatap muka) dengan saudara seiman, sehingga terjalin hubungan emosional, kedekatan bersaudara di dalam Tuhan.
II. ISI
Mazmur 84 adalah Mazmur untuk pemimpin biduan, Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah. Mazmur ini berisi kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan. Kerinduan untuk pergi ke Bait Suci di Yerusalem. Orang-orang Israel dari segala penjuru pergi ziarah kesana pada perayaan keagamaan seperti Paskah:
Ayat 2-6,13: Bait Suci di Yerusalem sangat dirindukan, tempat yang disenangi bersekutu dengan Tuhan dan bertemunya orang-orang Israel dari segala penjuru. Bersama-sama bersorak-sorai dan memuji-muji Tuhan. Kediaman Allah tempat berteduh dan berlindung yang aman bagi umat-Nya. Hal ini dilakukan pemazmur dengan “Burung pipit mendapat sebuah rumah burung layang-layang bersarang tempat menaruh anak-anaknya”. Yang berdiam di rumah Tuhan adalah berbahagia karena Tuhan tempat perlindungannya, Tuhan sumber kekuatannya, Tuhan tempat menaruh harapannya. “Berbahagia manusia yang kekuatannya di dalam Tuhan. Berbahagia manusia yang percaya kepada Tuhan”.
Ayat 7-8, pemazmur mengungkap kebahagiaan yang besar ketika melihat para peziarah berdatangan ke Bait Suci. Sehingga tidak hanya suara burung-burung yang kedengaran di rumah Tuhan tetapi suara umat Tuhan pun kedengaran memuji-memuji Tuhan. Pemazmur merasakan kerinduan peziarah yang datang ke bait Allah, menempuh perjalanan yang jauh, menghadapi ancaman bahaya. Tuhan menjaga dan melindungi peziarah dan mencukupkan kebutuhannya. Mereka tidak takut karena Tuhan besertanya. Tuhan sumber kebahagiaan dan sumber segala berkat “Apabila menjemur lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat bermata air, bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat”. Kerinduan yang besar akan kediaman Allah mengalahkan rasa lelah peziarah sehingga mereka tetap bersemangat “Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion”.
Ayat 9-13, pemazmur memohon kepada Tuhan, agar Tuhan mendengar dan mengabulkan keinginan dan kerinduan yang begitu besar untuk berada di kediaman-Nya “lebih baik satu hari di pelataran Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik. Sebab Tuhan adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan la berikan; la tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.” Tempat sukacita yang sesungguhnya adalah di bait Tuhan. Bukan karena gedungnya tapi karena selalu dekat dan bersama-sama dengan Tuhan.
III. APLIKASI
Pandemi covid-19 yang terjadi di dunia, menyebabkan kebiasaan hidup banyak berubah. Demi keselamatan bersama kita harus menaati protokoler kesehatan. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah. Sarana Teknologi (online/virtual) membantu manusia berkomunikasi, rapat, bekerja dan beribadah. Namun ibadah “daring” tidak sepenuhnya menjawab kebutuhan jemaat beribadah seperti di gereja. Karena media teknologi ada keterbatasan dan kelemahan misalnya leletnya jaringan, dll. Sebagai “pengguna” juga ada ketidaktahuan/ketidakmampuan menggunakannya serta terbatasnya ketersediaan pulsa/paket data, dll. Beribadah di gereja lebih terasa sungguh-sungguh beribadah karena bertemu “tatap muka” menjawab kedekatan (emotional touch) sesama jemaat, dibandingkan beribadah di rumah yang kadang “nyombi” bicara, bekerja,dll.
Saat Pandemi Covid 19 sudah melandai, bekerja, belajar, beribadah sudah diperbolehkan tatap muka (onsite). Gedung gereja telah dibuka kemba menyambut jemaat khususnya PERMATA GBKP. Apakah kehadiran beribadah ke gereja bertambah, tetap atau berkurang dari sebelum pandemi? Jika jemaat dan terkhusus PERMATA GBKP telah menyadari bahwa Tuhan adalah sumber kebahagiaan, tempat perlindungan dan keselamatan yang sesungguhnya, PERMATA GBKP sudah seharusnya pergi ke gereja, hadir, memberi diri memuji. muji Tuhan, bersekutu bersama orang tua dan hamba-hamba Tuhan (Pendeta, Pertua, Diaken). Jangan karena merasa sudah nyaman/terbiasa beribadah di rumah saja, tidak pergi ke gereja atau bahkan tidak beribadah sama sekali d rumah maupun di gereja.
“Rindu bersekutu di rumah Tuhan” tema PA PERMATA GBKP kali ini membawa kita kepada pemahaman dan sekaligus menggerakkan PERMATA GBKP untuk setia beribadah kepada Tuhan. “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibr. 10:25). Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Gedung gereja menjadi tempat persekutuan dengan Tuhan dan saudara seiman. Oleh sebab itu gedung gereja seharusnya dihadiri dan dipenuhi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Sebagai PERMATA GBKP kebiasaan ibadah dari rumah atau kebiasaan tidak beribadah perlu diubah menjadi PERMATA GBKP yang rajin beribadah. “Berbahagialah orang-orang yang diam di rumahMu”.
IV. METODE: DISKUSI DAN SHARING
- Pada saat Pandemi Covid 19 sedang mewabah, apakah PERMATA GBKP pernah merasakan rindu datang beribadah ke gereja dan pernahkah bertanya-tanya kapankah bisa beribadah di gereja kembali?
- Saat Pandemi Covid 19 melandai, bagaimanakah kerinduan dan kehadiran PERMATA GBKP beribadah di gereja? dan bagaimana sebaiknya.
V. USULAN LAGU
- KEE GBKP No. 278: 1 – 4 “Kudahi Rumah Persembahen”
Pdt. Karvintaria br Ginting, S.Th, M.M.
Direktur PPWG GBKP