1) Bait Allah adalah sebagai lambang kehadiran Allah ditengah-tengah umatNya, maka setelah Raja Hizkia memerintah di daerah Yehuda, maka langkah pertama yang dilakukan adalah pembaharuan diseluruh Bait Allah, sebab di masa pemerintahan raja-raja sebelumnya Bait Allah sudah ditinggalkan, akhirnya terbengkalai dan tidak terurus lagi. Raja Hizkia mengaktifkan kembali seluruh para imam dan orang-orang Lewi untuk bekerja di Bait Allah. Ia tidak hanya menuntut untuk aktif kembali tetapi juga memperhatikan seluruh kebutuhan hidup mereka. Yakni dengan memerintahkan seluruh 11 suku, untuk memberikan sumbangan yang menjadi hak para imam dan orang Lewi, (ay. 4). Sumbangan ini sebenarnya bukanlah sumbangan yang khusus, yakni dengan membawa persembahan hasil pertama dan juga persembahan perpuluhan. (ay. 5).
2)Mereka membawa persembahan tersebut dalam jumlah besar hingga bertimbun-timbun banyaknya (ay. 6). Jumlah persembahan persepuluhan itu memang besar karena bangsa Israel dan Yehuda memang diberkati Tuhan dengan luar biasa, sehingga mereka membutuhkan waktu sekitar empat bulan (ay. 7). Bahkan saat itu pun ketika Hizkia dan para pemimpin bangsa Yehuda datang untuk melihat timbunan persembahan yang luar biasa banyaknya, mereka takjub dan memuji Tuhan (ay. 8). Bahkan para imam dan orang Lewi pun hanya bisa berkata bahwa sejak ada perintah untuk mengumpulkan persembahan ke rumah Tuhan, maka hal itu pun menjadi berkat bagi mereka (ay. 10a).
3) Sebagai pemimpin, Raja Hizkia mengaturkan dengan baik, bahwa persembahan yang telah diberikan harus dikelola dengan baik juga. Oleh karena itu ia memerintahkan agar disediakan gudang-gudang penyimpanan untuk segala persembahan itu (11). Azarya, sebagai kepala rumah ibadat, tidak tinggal diam. Ia juga ikut terlibat untuk mengorganisir semua itu (13). Maka dibuatlah dua kelompok untuk mengelola persembahan tersebut. Yang satu untuk mengawasi penyimpanan serta penataannya (12-14), sementara yang lain mengatur pendistribusian untuk para imam dan kaum Lewi (15-19. Semua itu terjadi karena Hizkia hidup dan memerintah selalu mencari kehendak Tuhan dalam kehidupanNya.
4) Raja Hizkia tidak hanya memberi perintah dan mengatur, tetapi juga dapat memberi teladan dalam memberi persembahan. (ayt. 3), dan rakyat juga menyambut perintah ini dengan antusias. Selama mereka meninggalkan Tuhan, hidup penuh penderitaan, selalu kalah dalam perang, harta milik jadi rampasan. Tetapi setelah pemerintahan Raja Hiskia, hidup kembali jadi diberkati, sehingga mereka bermurah hati. Tuhan memanggil kita sebagai teladan dalam kemurahan hati. Yakinlah kemurahan hati yang kita lakukan nantinya juga akan menggerakkan hati banyak orang sehingga mereka dapat turut menjadi orang-orang yang murah hati!
5) Sebagai orang percaya kita memberi persembahan, karena Tuhanlah lebih dahulu telah memberi anugerah dan keselamatan kepada kita (Yoh. 3:16). Persembahan kita merupakan pernyataan kasih dan syukur atas hidup kita, (Mzm. 50:23a), dan dengan memberi persembahan kita dapat menjadi penyalur kasih Tuhan kepada sesama. (Yoh. 3:17).
Karena itu dalam memberi persembahan:
1) Selalu mengutamakan kemulian Tuhan.Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu.”(Matius 6:33). Selama kita mengutamakan Tuhan dalam hidup kita, Tuha akan menambahkan apa yang kita perlu. 2 Tawarikh 31:21 Hizkia mencari Allah saat melakukan segala sesuatu, dan Tuhan membuat segala usahanya berhasil. Selalu mencerminkan ketaatan dan kesetiaan dalam hidup percaya, bukan demi dan untuk harga diri/ gengsi.
2) Berpegang pada kebenaran Firman Tuhan.
2 Tawarikh 31:20 menyatakan bahwa Hizkia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, apa yang benar dihadapan Tuhan. Raja Hiskia tidak mau main-main, tetapi melakukan kebenaran, sebab dia tau segala yang ada bersumber dari padanya dan digunakan untuk kemulian namaNya. Amsal 11: Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya. Karena itu apa yang difirmankan Tuhan tentang Persepuluhan ini harus kita lakukan melalui gerejaNya.
6) Sesuai dengan tema, dan berdasar pada Tata Gereja dalam Tata laksana BAB XLII, Psl.178 tentang sumber harta milik, poin 2 adalah persembahan persepuluhan. Maka sebagai anggota ngawan, GBKP ada tanggung jawab kita untuk setia memberikan persembahan persepuluhan setiap bulannya. Dari sana kita dilatih untuk mendewasakan iman dalam melakukan Firman Tuhan untuk selalu jujur, benar dan setia melayani Tuhan, agar melalui pelayanan tri tugas gereja : Persekutuan, Kesaksian dan pelayanan kita dapat bekerja dan melayani Tuhan. (Ingat jangan mencuri bagian Tuhan : Ananias).
Harus kita akui bahwa memberi persepuluhan, masih sangat sulit, bahkan dianggap tidak lagi relefan, padahal itu adalah Perintah dari Tuhan. Apa yang diungkapkan melalui Roma 12:1 bahwa memberi persembahan itu ternyata tidak cukup hanya dengan materi, tetapi seluruh hidup, dimana hati dan iman selalu diterangi oleh kuasa Roh Allah. Maka akan menjadi nyata Mat 6:33: yang utama dan pertama adalah Allah dan kerajaanNya, maka semuanya yang kita butuhkan akan ditambahkan. Itulah yang dibuktikan orang Israel di jaman Hiskia, sehingga semuanya hidup dalam kelimpahan. Marilah memberi.