Renungan Ibadah Minggu 26 Februari 2023

43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: 44 ”Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” 45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Kekristenan adalah panggilan untuk masuk ke dalam arena peperangan. Di dalam peperangan itu kita mungkin menderita luka, bisa jadi korban, bisa saja kehilangan sahabat, ataupun mungki akan kehilangan nyawa. Ketika panggilan datang, tidak ada alasan apapun dan harus segera berangkat, dan bisa saja tidak pernah pulang lagi. Kekristenan adalah panggilan untuk berperang demi kebajikan dan kebenaran untuk berjuang demi pembebasan umat manusia dari penyangkalan diri, dari keserakahan dan keegoisan. Pemberitaan Yesus tentang salib menunjukkan suatu unsur mendasar dan bersifat mutlak yakni harus bersiap untuk kehilangan kesenangan, kenikmatan, termasuk nyawanya sendiri.


Dengan terus terang Yesus memberitahukan tentang tujuan kedatanganNya sebagai manusia bahwa Ia akan mengalami penderitaan bahkan dibunuh namun akan dibangkitkan pada hari ke tiga. Yesus menyebut diriNya sebagai Anak Manusia, artinya Ia membawa misi penebusan yang digenapi melalui penderitaan. (Ia dihina, dihianati, dijual seharga seorang budak, diludahi, diolok-olok bahkan diejek). Tubuhnya terluka. Ia dipukul dan dicambuk, mahkota duri melingkar di kepala. TanganNya dipaku dan lambungNya ditikam. Yesus, Anak Manusia adalah menjadi hamba yang menderita untuk menanggung semua dosa umat manusia. (Tema). Yesus bisa saja menolak penyaliban itu, namun Ia lebih memilih untuk taat sampai mati. Maka respons para murid atas pemberitahuan ini bahwa mereka tidak mengerti dan tidak berani menanyakannya pada Yesus. Memang benar bahwa para murid selalu mendengar pengajaranNya, menyaksikan berbagai mujizat, tetapi selalu diliputi konsep Mesias dalam pandangan keyahudian yakni menjadi seorang raja dunia. Ucapan Yesus membuat pikiran mereka terpenjara pada mahkota duri sehingga tidak dapat memandang dengan iman bahwa dibalik mahkota itu ada kemuliaan pada Salib. Mereka tidak mampu melihat dibalik misi ini, ada kemuliaan dibalik pengorbanan dan kehinaan, ada kekuatan kasih dalam kerelaan dihina, disiksa bahkan sampai mau mati dikayu salib. Anak manusia mau menderita dan mati karena mau menanggung hukuman Allah untuk menggantikan pemberontakan, dan kejahatan kita. Oleh karena itu kita dipanggil untuk menghayati kehidupan tersalib, bersedia menempuh jalan derita sebagai konsekuensi iman ketika mengikut Yesus. Pakailah kesempatan hidup untuk melaksanakan tugas, dan pelayanan dengan sungguh- sungguh. Apa yang dialami Hiskia bahwa ia akan mati, (Bacaan), tetapi ia tetap menyerahkan keputusan itu pada Tuhan, walaupun demikian ia tetap membuktikan bahwa ia tetap menjadi orang yang taat dan setia dalam imannya dan itulah sebabnya Tuhan mengabulkan doanya. Sebab bagi Tuhan keselamatan bagi hidup orang-orang benar harus dinyatakan bagi dunia ini. (Invocasio).


Ketika mendengar firman Tuhan, tunduklah pada otoritasNya, dan bertekunlah, karena setiap saat selalu saja akan terjadi penolakan yang sering dianggap merupakan suatu kegagalan, penghinaan yang semu. Ketika gereja terbakar, anggota gereja dibunuh, izin membangun dipersulit, kita harus mengingat bahwa Allah menempatkan kita di bawah kuasa manusia, sama seperti Yesus. Rencana Allah dikerjakan bukan melalui kejayaan manusia, melainkan melalui kerendahan hati bagi para pengikut-pengikutNya.


Renungan: Mari kita terus membangun hidup dengan iman yang bertumbuh, karena gunung dalam pengertian apapun tidak pernah menjadi relevan, jika kita tahu bahwa untuk memindahkan gunung itu dibutuhkan iman yang terbesar untuk hidup saling mengasihi. Maka setialah dalam penderitaan. (MG).

Warta jemaat dapat didownload di sini