Renungan Ibadah Minggu 18 Desember 2022

“Anak Allah Yang Berkuasa”

Roma 1:1-7

1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. 1:2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, 1:3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. 1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. 1:6 Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus. 1:7 Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.

Janji kedatangan Juru Selamat sudah lama dijanjikan dan kedatangan-Nya adalah janji dari Allah sendiri, bukan janji manusia atau dari pihak yang lain. Jika diperhatikan janji Allah ini berbeda dengan janji yang diberikan oleh dunia ini, karena janji Allah adalah janji yang akan digenapi namun waktunya tergantung pada kehendak Allah sendiri. Janji itu bukan janji demokratis yang berusaha memanipulasi namun Allah pasti menepati janji-Nya pada waktuNya sendiri. Jadi, kedatangan Tuhan Yesus sebagai Anak Allah, adalah bukti bahwa Allah berkuasa atas janjiNya. (Invocasio).

Paulus menjelaskan kepada jemaat, bahwa muatan yang terkandung dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai orang percaya adalah seperti kepala dan tubuh, dia berbeda namun satu dan bersatu secara utuh. Demikinlah Paulus memperkenalkan dirinya sebagai hamba (doulos) yang menggambarkan tentang ketaatan dan kewajiban mutlak yang dilakukan oleh seorang hamba kepada tuannya. Sebagai hamba kita dipanggil sebagai milik Kristus, sebab kita telah diselamatkan oleh Allah yang ditebus dengan harga yang mahal, yaitu melalui darah-Nya. Hidup sebagai hamba Kristus berlaku bagi semua orang percaya sama seperti panggilan yang diterima oleh Paulus. Sebagai orang percaya kita semua menerima mandat untuk melayani agar orang lain juga menjadi murid Kristus (Mat. 28:19-20). Sebagai hamba, kita memiliki panggilan dan tanggungjawab dalam ketaatan hanyalah pada Kristus saja. Kita di panggil dan dijadikan menjadi orang-orang kudus, yang sedang berjalan untuk memenuhi panggilan sebagai umat-Nya yang kudus. Oleh karena itu Tuhan tetap membekali kita dengan “kasih karunia dan damai sejahtera” agar mampu hidup dalam panggilan-Nya tersebut. Hal ini adalah dasar bagi kita untuk berpijak bagi dunia dimana orang percaya hidup tidak bergantung pada situasi atau dunia tetapi bergantung pada Tuhan sendiri. Yesus Kristus adalah dasar dan pondasi kehidupan yang ditetapkan bagi kita yang menerima panggilan-Nya sebagai umat kepemilikan-Nya. Tentang Yesus Kristus, rasul Paulus menegaskan “bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”. Dia yang telah menyatakan kuasa-Nya yang dari sorga dalam dunia ini, sehingga melalui kedatangan-Nya di dalam daging Dia menjadi “Tuan” dan kita sebagai “hamba” yang telah ditebus dari kuasa dosa. Hal inilah yang dinebuatkan oleh Nabi Yesaya bahwa Allah sendiri akan memberinya tanda bahwa Ia selalu menyertai dan menyelamatkan umat-Nya. Sebab dengan meminta pertolongan kepada kuasa lain pasti hidupnya akan hancur. Karena itulah Yesaya menegur Raja Ahas bahwa dia dan keturunannya akan dihukum karena telah menghina nubuat tentang mesias itu, karena mereka hanya mengaku namun melalui tindakannya sesungguhnya mereka tidak percaya sama sekali. (Bacaan)

Tuhan Allah telah mewujudkan rencana keselamatan bagi manusia atas kasih karunia-Nya melalui kedatangan-Nya sebagai manusia, itulah Yesus Kristus yang disebut Anak Allah. (Tema). Anak Allah itu adalah Tuhan sendiri yang ada sejak semula dan selamanya. Senantiasalah membuat hati Allah selalu tersenyum, yakni setia mendengar dan melalukan firman-Nya, maka sesulit apapun dan seberat apapun keadaan kita saat ini, tidak mudah terpengaruh untuk meminta pertolongan kepada kuasa lain selain Kuasa Cinta Kasih Sang Imanuel. (adven IV) Renungan: Serahkanlah hidup kita kepada Kristus dan biarkan Dia yang berkuasa penuh dalam setiap detak nafas kita, niscaya karya Allah selalu jadi nyata. (MG).

Warta Jemaat dapat didownload di sini