“Memilih Apa Yang Baik Untuk Tuhan”
Filipi 1:3-11
Ucapan syukur dan doa
1:3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 1:4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. 1:5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 1:6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. 1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. 1:8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. 1:9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, 1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 1:11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Hidup penuh dengan pilihan, namun sebagai manusia sering kita gagal untuk memilih mana yang terbaik. Jika kita memilih untuk lunak, kehidupan akan keras kepada kita; tapi jika kita memilih keras, kehidupan akan lunak pada kita. Jadi bukan keadaan yang menentukan berhasil atau gagal, tetapi pilihan atas keputusan kita. Sebagai contoh: dalam melakukan banyak hal PI, KKR, pelayanan, namun harus disadari bahwa hal yang terpenting dari semuanya itu adalah relasi dengan Tuhan. Karena pelayanan tanpa relasi hanyalah sebuah keagamaan semata-mata. Itulah yang disaksikan perempuan Samaria, karena pengenalannya tentang Tuhan benar, imannya tumbuh dan hidupnya pun jadi saksi. (invocasio).
Walaupun Paulus ada dalam penjara, tetapi ia mengatakan “Aku mengucap syukur” dan “Aku selalu berdoa dengan sukacita”. Paulus dapat mengucap syukur dan bersukacita walau di tengah pergumulan karena jiwanya tetap dalam kondisi yang prima, karena penjara tidak dapat memisahkan dirinya dari kasih karunia Tuhan. Betapa beratnya pun masalah yang ada, imannya tetap memancarkan sukacita dan pengharapan hanyalah dalam Kristus. Dan juga Ia mengucap syukur karena jemaat Filipi bukanlah orang-orang yang sempurna, tetapi mereka mampu menunjukkan hidup yang berpadanan dengan Injil Kristus, yakni hidup sehati, sepikir dalam satu kasih, dan satu jiwa, dan satu tujuan dalam Kritus. Dengan cara itulah mereka beroleh pengetahuan yang dalam, penuh dan benar, dan dengan perasaan yang murni sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang wajib dilakukan dan mana yang harus ditolak, sikap hidupnya sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini mereka tetap lakukan disegala bidang supaya mereka tetap suci dan tidak bercacat menjelang hari Kristus terjadi. Tentunya hidup yang demikian tidak akan dapat dihasilkan oleh kemampuan manusia sendiri, tetapi oleh karena pekerjaan Allah, sehingga jemaat selalu penuh dengan buah-buah kebenaran yang dikerjakan dalam Kristus Yesus. Oleh karena itu, pertumbuhan iman akan selalu mempertajam pengetahuan dan pengertian dalam memahami kebenaran yang sesungguhnya, yakni dapat memilih yang baik, sehingga jemaat tetap suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Jadi dalam bacaan: Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” yakni orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. (Bacaan). Itulah sikap hidup dimasa adven ini.
Tuhan telah memilih bahkan telah memanggil kita, ini adalah suatu kehormatan, bukan suatu beban. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, dan mari pilihlah Tuhan dan Kebenaran-Nya.(Tema). Ketika kita memilih dan bertekun dalam kebenaran, mungkin ada teman atau keluarga akan menjauhi, akan memusuhi dan akan menghina kita, tetaplah bertahan! Ingatlah, kesempatan sangatlah terbatas.Apakah terjalnya perjalanan menghentikan langkah kita untuk maju? Apakah beban berat membuat kita lelah? Kehidupan jemaat Filipi adalah suatu kesaksian dan sekaligus menantang kita, sebab ketika Paulus mengingat jemaat, jiwanya disegarkan dan imannya bertumbuh mengingat kasih dan pengharapan jemaat tetap kuat dan tak bercacat. Mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan, dan mereka setia melakukannya. Renungan: Allah telah memulai sesuatu yang luar biasa di dalam hidup kita! Dan janji-Nya adalah: kita tidak pernah sendirian dalam melewati semua yang terjadi itu. Pertanyaan: Apakah Tuhan senantiasa bersukacita ketika melihat persekutuan dan hidup jemaat kita saat ini?. (MG).