“Ambillah Secukupnya”
Keluaran 16: 13-21
16:13 Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. 16:14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. 16:15 Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu. 16:16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa.” 16:17 Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. 16:18 Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya. 16:19 Musa berkata kepada mereka: “Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” 16:20 Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka. 16:21 Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu.
Kekayaan tanpa kesehatan hanyalah kesia-siaan belaka. Betapa mirisnya, jika pada akhirnya kita harus menukarkan kembali kesehatan kita dengan harta kekayaan yang susah payah kita kumpulkan. Ketahuilah, sebagai Bapa yang baik, Tuhan ingin kita dapat menikmati apa yang telah Dia berikan dalam hidup kita. Itu sebabnya, Dia tidak hanya memberkati kita dengan berkat materi saja, tetapi juga mengaruniakan kesehatan dengan baik. Sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, mari kita menyadari pentingnya kesehatan, sehingga kita dapat menikmati semua berkat-Nya dengan sukacita. (M. Kesehatan).
Salah satu pelajaran terpenting yang harus dipahami oleh bangsa Israel adalah bahwa mereka harus hidup oleh iman, bukan berdasarkan apa yang kelihatan. Saat berada di Mesir, hidupnya bergantung pada hal-hal yang dapat dilihat langsung (daging, roti, Kel.16:3). Mereka memiliki ternak sehingga kebutuhan mereka akan daging terjamin, dan mereka juga memiliki gandum sehingga bisa membuat roti untuk dimakan. Akan tetapi, di padang gurun, ternak sangat terbatas. Tak mungkin mereka memotong ternak setiap hari demikian juga persediaan gandum pun pasti habis dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, mereka harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan untuk memenuhi semua kebutuhannya. Cara Tuhan memberikan makanan yang disebut sebagai “manna” merupakan cara Tuhan untuk memaksa bangsa Israel agar tetap bergantung kepada Tuhan saja. Kecuali menjelang Sabat, mereka hanya boleh menyimpan manna untuk kebutuhan hari itu saja dan tidak boleh menyimpan untuk persediaan di hari berikutnya. Peraturan satu gomer satu orang tujuannya adalah supaya orang lain juga mendapatkan manna. Bukan mengambil sebanyak-banyaknya untuk kepentingan dirinya sendiri. Kita harus terus belajar untuk hidup dengan rasa cukup. “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” (1 Tim 6:8). (Tema).Dan ingatlah bahwa “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Hal itulah yang dapat membuat hidup jadi damai. (Invocasio). Sebaliknya apabila kita diberkati hari ini dengan penghasilan yang besar, bersyukurlah dan pergunakan untuk memberkati sesama. Membantu yang kekurangan, menolong yang kelaparan, memberi pakaian bagi yang kurang mampu, semua itu adalah tugas dan kewajiban kita.
Kebaikan Tuhan tidak berhenti, tetapi tetap menyatakan kemulianNya di tengah umatNya, agar Israel sadar bahwa Tuhanlah Allah yang sesungguhnya. Tuhan membuat mujizatNya, dengan tiap pagi menurunkan Manna, dan tiap-tiap senja, Tuhan memberi burung puyuh. Seperti Tuhan memelihara hidup Israel demikian juga Dia memelihara hidup kita. Kebaikan Tuhan tidak berhenti, dan tetap menyatakan kemulianNya dalam kehidupan kita. Persoalannya adalah manusia tetap tinggal dalam keserakahan, ketamakan sehingga apapun yang dilakukan tetap saja tidak mampu memenuhi semua keinginannya. (Bacaan). Allah tidak pernah meninggalkan kita, walau sedang di padang gurun kehidupan, karena itu tetaplah percaya dan peganglah janji Tuhan. Allah sudah dan tetap akan menolong. Bapa memang tidak pernah berjanji akan memenuhi semua keinginan kita, tetapi Dia berjanji memelihara dan mencukupi kebutuhan kita. Sebab itu Dia berkata janganlah kuatir, dengan cara-Nya yang ajaib, Bapa telah menyediakan solusi, jauh sebelum kita menemui persoalan. Renungan: Jika burung dan tanaman liar saja Dia pelihara, apalagi semua anak-anak yang sangat dikasihiNya, tentu sangat terbukti. (MG).