PA PERMATA, 18 Agustus 2022

Tuhan Pulihkan

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE – 77

Amsal 14: 28
Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.

Beberapa tahun belakangan kita menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah kita harapkan, bahkan pikirkan. Ya, negara kita dan dunia berhadapan dengan pandemi yang berhasil meluluhlantahkan negara-negara dunia. Kita yang selama ini dikatakan sebagai makhluk sosial “dipaksa” untuk menjauhi pertemuan-pertemuan. Kita yang selama ini dengan bebas bertegur sapa, bergurau, bercerita harus mengurungkan niat untuk bertemu dengan orang lain demi keselamatan bersama. Bahkan, gereja-gereja yang biasa dipenuhi oleh suara-suara manusia, sempat menjadi kosong lowong ketika gereja ditutup untuk pertemuan. Tahun lalu, bulan Juli Agustus 2021 menjadi salah satu puncak – kengerian dari serangan virus yang tak kasat mata itu bagi bangsa Indonesia. Puluhan ribu orang terpapar, ribuan orang meninggal dan banyak yang mulai menyerah. Tangisan, suara sirene ambulance, berita dukacita menjadi hal yang tampaknya biasa didengarkan setiap harinya.

Tak peduli, mulai dari tua muda, kaya miskin, pejabat maupun pelayan, bahkan banyak dari pelayan-pelayan Tuhan yang meninggal oleh karena virus ini. Ya, Covid-19 berhasil membuat kita mengubah cara hidup dan cara pandang kita sebagai manusia modern. Minggu ini, bulan ini, tahun ini kita sebagai bangsa Indonesia kembali mengulang dan mengingat peristiwa yang paling bersejarah bagi bangsa ini, yaitu Kemerdekaan. 77 tahun bangsa ini berhasil lepas dari penjajah yang menggerogoti negara ini. 77 tahun bangsa ini berjuang dengan segala upaya untuk menyatukan visi semua kalangan. 77 tahun pula bangsa ini hidup dalam penuh keberagaman di dalamnya. Satu yang perlu kita sadari adalah bahwa negara dan bangsa kita sedang tidak baik-baik saja. Negara dan bangsa kita sedang terus berjuang menghadapi situasi global. Lantas, sejauh mana kita telah berbuat bagi bangsa kita? Tentu pertanyaan ini menjadi sebuah pertanyaan retoris yang sering kali diucapkan. Tetapi memang begitulah adanya, pertanyaan ini harus terus kita sampaikan pada setiap generasi, pada setiap pemuda yang memiliki tanggung jawab penuh sebagai penerus bangsa. ini. Bangsa ini begitu besar, Indonesia terdiri lebih dari lima belas ribu pulau, dengan berbagai macam suku bangsa. Sedemikian rupa watak manusianya, politik dan pemerintahan yang tidak dapat kita duga, permasalahan nasional yang terus terjadi, kerusakan lingkungan yang masih terjadi, menjadi wajah yang kita lihat dan alami sebagai anak bangsa.

Kalau hari ini kita sebagai PERMATA GBKP diajak untuk berdoa bersama dalam Jam Doa PERMATA GBKP di PA ini, kira-kira apa yang akan kita sampaikan kepada Tuhan bagi bangsa yang besar ini?

Amsal 14:28 berkata kepada kita “Dalam jumlah jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa runtuhlah pemerintah.” Rakyat dan pemerintah adalah 2 komponen utama dalam pembentukan sebuah negara atau bangsa. Ketika kita sebagai rakyat atau pun sebagai salah satu bagian dari pemerintahan tidak bisa bebas melihat ke depan maka akan timbul pertikaian. Apa yang membuat rakyat marah kepada pemerintah? Apa yang membuat pemerintah geram kepada rakyat? Tidak lain dan bukan adalah sifat untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama. Hari ini melalui bacaan Firman Tuhan, kita diajak dan diingatkan kembali untuk mengetahui tugas, peranan, dan tanggung jawab kita sebagai anak bangsa di Indonesia ini. 77 tahun bangsa Indonesia merdeka, dalam masa menghadapi situasi pandemik beberapa tahun belakangan ini, kita sebagai bangsa sedang mulai bangkit kembali. Sudah waktunya, sebagai pemuda-pemudi gereja yang tinggal di Indonesia, kita pun kembali ikut mensejahterakan tempat kita berada. Sudah seharusnya kita melakukan yang terbaik lewat tugas-tugas dan tanggung jawab kita yang dimulai dari rumah dan keluarga kita. Sadarilah kita sebagai bangsa Indonesia butuh untuk dipulihkan, kita sebagai bangsa butuh. untuk terus dilawat, kita sebagai bangsa Indonesia dan juga pemuda Kristen selalu butuh akan pertolongan Tuhan.