Keteraturan Jemaat: 1 Korintus 14:26-40
Bacaan 1 Korintus 14:26-40 yang membahas tentang keteraturan jemaat dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian:
- Ayat 26: kebaktian jemaat
- Ayat 27-33: bahasa lidah dan nubuat
- Ayat 34-36: perempuan
- Ayat 37-40: kesimpulan
- Kebaktian Jemaat (ay. 26)
Kebaktian jemaat digambarkan dalam ayat 26 memiliki empat unsur yaitu
- Nyanyian
- Pengajaran
- Penyataan
- Bahasa lidah disertai penafsiran
Tentu saja unsur ibadah itu tidak lengkap karena beberapa unsur lainnya tidak disebut seperti doa (1Kor. 11:4-5), perjamuan kudus (1Kor. 11:17-34) dan pembacaan Alkitab (Kis. 6:4).
Ibadah terutama untuk membangun jemaat bukan membangun kepentingan pribadi. Ibadah bertujuan untuk membangun jemaat. Bila ibadah tidak membangun jemaat, ibadah itu tidak berguna.
- Bahasa lidah dan nubuat (ay. 27-33)
Ayat 27-33 terdiri dari tiga bagian:
- Ayat 27-28: aturan bahasa lidah
- Jumlahlah dua atau tiga orang
- Dilakukan bergiliran, tidak serentak
- Bahasa lidah harus ditafsirkan
Aturan itu menyatakan bahwa bahasa lidah dilakukan dalam keadaan sadar bukan seperti orang kesurupan, tidak terkendali.
- Ayat 29-30: aturan nubuat
- Dua atau tiga orang bernubuat
- Dilakukan bergiliran, tidak serentak
- Nubuat diberi tanggapan (ay. 29). Siapakah yang memberi tanggapan atau pertimbangan terhadap nubuat? Seluruh jemaat. Semua jemaat bertugas untuk menguji setiap nubuat yang disampaikan nabi.[1] Pertimbangan nubuat nabi mencakup: pertama, apakah nubuat berasal dari Roh Allah atau roh lain?; kedua, apa yang harus dilakukan jemaat terhadap nubuat itu? Bagaimana pelaksanaan nubuat itu? (Kis. 21:10-14).
- Ayat 31-33: penjelasan nubuat
- Setiap jemaat yang menerima Roh Kudus dapat bernubuat tanpa harus menjadi nabi.
- Nabi menyampaikan nubuat secara sadar dan terkendali, bukan karena pemaksaan terhadap jemaat dan tanpa pengendalian diri.
- Perempuan (ay. 34-36)
- Seorang istri berdiam diri ketika jemaat mengevaluasi nubuat suaminya.
- Istri berdiam diri adalah tanda tunduk kepada suami.
- Tanggapan terhadap nubuat suaminya bisa ditanyakan di rumah bukan di depan jemaat yang akan merendahkan wibawa suaminya.
- Perempuan tidak boleh memberi evaluasi terhadap nubuat di depan jemaat karena tindakan itu bertentangan dengan kebiasaan masyarakat pada umumnya.
- Paulus membolehkan perempuan untuk berdoa dan bernubuat dalam jemaat (1Kor. 11:5).
- Kesimpulan (ay. 37-40)
- Nabi atau orang rohani yang tidak menerima wibawa Paulus sebagai rasul tidak diizinkan untuk berbicara di depan jemaat. Mereka yang menentang ajaran Paulus dan tidak menerima kewibawaan ajarannya yang bersumber dari Allah tidak boleh diakui dan diterima jemaat sebagai nabi dan orang rohani meski mereka tetap diterima sebagai warga jemaat biasa (ay. 37-38).
- Jemaat didorong untuk bersemangat bernubuat dan bahasa lidah diperbolehkan. Namun semuanya harus berlangsung sopan dan teratur (ay. 39-40).
- Roh Allah bekerja di dalam jemaat secara teratur meski tidak terlihat.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa ibadah jemaat Kristen harus dilakukan dengan teratur bukan dengan kekacauan. Mengapa? Allah yang bekerja di tengah-tengah jemaat adalah Allah damai sejahtera bukan Allah kekacauan. Oleh karena itu semua jemaat yang menerima karunia rohani bernubuat dan berbahasa lidah harus melakukan dan menyampaikannya dengan sopan dan teratur. Spontanitas jemaat berbentuk nubuat atau bahasa lidah dalam ibadah harus berlangsung dalam suasana khidmat.