Tuhan Menyegarkan Jiwaku
PARTISIPASI PERMATA GBKP
(Merawat diri dan lingkungan, kesehatan psikis/mengelola emosi)
Mazmur 23: 1 – 6, Filipi 4:8
Mazmur 23: 1 – 6
TUHAN, gembalaku yang baik
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.Filipi 4: 8
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Agar PERMATA GBKP:
- Memahami dan menyadari peran Allah dalam hidup.
- Mampu menjaga kesehatan mentalnya.
Metode: Sharing (curhat)
I. PENDAHULUAN
Bayangkan kalau seluruh pohon ditempat kita digantikan menara WiFi, air yang kita minum terkontaminasi dengan sampah plastik bungkus ayam goreng edisi grup band Korea yang kita beli penuh perjuangan. Suara burung yang biasanya kita dengar kicauannya berubah menjadi suara notifikasi Instagram atau Twitter yang tiap hari memenuhi telinga kita. Dalam kondisi alam seperti itu pasti sangat sulit bertahan agar tetap waras. Bayangkan kalau dimasa depan ikan, ayam, beras dan sayur yang biasa kita makan musnah karena kerusakan lingkungan dan untuk bertahan hidup kita harus di infus setiap hari. Kalau sampai terjadi, katakan selamat tinggal kepada makanan favorit kita, itu hanya tinggal kenangan manis yang bisa kita ingat tetapi tidak mungkin kembali dirasa. Ketika kita sedang terluka, merasa hidup sama seperti kerupuk di nasi goreng, ada tapi tidak berharga. Seakan hidup hanya menunggu mati. Kita yang “membungkus” kata hinaan dan kebencian dengan alasan candaan atau kebebasan berbicara sampai sesorang itu terganggu kesehatan mentalnya. Apa dunia masih tempat yang menyenangkan untuk ditinggali ketika saling menyapa berubah menjadi saling memaki? Tapi apa hubungannya antara lingkungan dan kesehatan mental. Mari, kita akan bahas dari kacamata Allah. kamu kamu
II. ISI
Kitab Mazmur merupakan membuktikan iman Raja Daud yang ditulis dalam puji-pujian dan biasanya dinyanyikan. Semua pengalaman iman dan warna emosi pada setiap kejadian di kehidupan nyata tergambar jelas di kitab ini. Daud tidak pernah muncul-pura di hadapan Allah. Sama seperti kita
Daud pernah merasa sedih dan sakit mungkin lebih berat. Daud itu berkali-kali hampir mati di tangan mertuanya. Sebagai seorang bapak, Daud berhadapan dengan anak-anak yang tidak akur dan pernah saling membunuh. Semua rasa pahit yang kita bisa bayangkan pernah dihadapinya. Apa yang membuat Daud bertahan dan tidak kehilangan sukacita?
Mazmur 23:1-6 menjadi kuncinya. Daud menggambarkan dirinya sebagai domba yang berkecukupan di tangan Allah. Air yang mengalir, rumput yang hijau menggambarkan kasih Allah yang disediakan baginya. Daud paham, alam yang Allah ciptakan menjadi bukti bahwa dia berharga dihadapanNya. Bukankah Allah menciptakan dunia untuk manusia dan setiap isinya menjadi support system yang mendukung kehidupan manusia. Daud sadar tidak ada alasan dia bebas dari hal buruk dan masalah meskipun dia seorang raja. Lembah kekelaman menjadi bagian dari perjalanan kehidupan, tidak dapat dihindari namun dapat dihadapi karena ada Allah yang menemani. Tidak apa untuk tidak merasa baik-baik saja, selama ada Allah yang menjadi Gembala yang menyegarkan jiwa kita, semua masalah hidup pasti terlewati.
Rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat Filipi juga bersaksi hal yang sama. Perlu diingat surat ini ditulis ketika Paulus di dalam penjara, dalam keadaan yang sulit untuk bertahan hidup. Beberapa ahli mengatakan kalau Paulus bukan sosok yang sehat secara jasmani. Rasul yang sakit-sakitan mungkin cocok disematkan kepada Paulus tapi jangan anggap remeh dia. Paulus tiga kali mengelilingi dunia yang dikenal pada masa itu selama belasan tahun, belum lagi masa-masa ia di penjara menunjukkan ketangguhan hati dan konsistensi iman seorang murid Kristus.
Filipi 4:8 yang menjadi ayat penutup dari keseluruhan pasal 4 kitab Filipi, menggambarkan karakter Paulus sebagai warga Kerajaan Surga. Penjara, fitnah dan perendahan yang dialaminya tidak mengubah karakter seorang Paulus dan tidak merenggut kesukacitaan akan keselamatan yang telah ia terima dari Kristus. Emas akan selalu menjadi emas dimana pun, perhiasan emas akan selalu menjadi perhiasan emas di kandang yang paling kotor pun emas akan tetap menjadi emas. Paulus tidak mengizinkanhinaan dan perendahan yang dialaminya di penjaranggut belajarnya sebagai sebuah Kerajaan Surga, mengubah karakternya. Menjadi benar, adil, penuh dengan kasih dan memberikan diri menjadi bermanfaat bagi dunia dan semesta merupakan intisarinya. Orang seperti itu, menurut Paulus adalah orang yang tidak meletakan kebahagiaannya di luar dirinya namun di rohnya. Filipi 4:8 yang ditujukan kepada jemaat di Filipi datang dari yang Paulus pikiran saja, melainkan apa yang ia imani dan alam sebagai manusia biasa yang Allah telah begitu luar biasa
III. APLIKASI
Kita begitu berharga dimata Allah sampai Yesus hadir ke dunia untuk membuktikannya. Bagi Allah: kita, Raja Daud dan Rasul Paulus sama berharganya. Sebegitu berharganya kita, Allah menciptakan alam ini untuk kita dengan senyaman mungkin. Udara yang kita hirup, air yang kita minum bahkan sampai smartphone yang kita pakai untuk stalking mantan itu diambil dari alam yang Allah ciptakan untuk kita. Sebegitu berharganya kita, Allah begitu menghargai perasaan kita. Sedih, sakit, bahagia, kecewa dan pahit sekalipun. Allah sangat memahaminya. It’s oke to be not oke, Allah siap menampung semuanya dan menopang kita sampai menang mengalahkan rasa sakit dan kekecewaan. Semua yang telah Allah berikan harusnya diapresiasi dengan cara menghargai pemberian Allah. Menjaga lingkungan dan memperlakukannya bukan sebagai komoditi yang seenaknya kita pakai. Memelihara kelestariannya agar kita masih bisa melihat kasih Allah lewat alam ini. Jaga dunia ini tetap hijau, udara tetap segar dan air tetap bersih agar kita terus merasa nyaman, bukankah kenyamanan menjadi obat untuk semua rasa stress yang kita alami dan Allah sudah menyediakannya melalui alam dan lingkungan yang asri. Tetaplah konsisten seperti Paulus, menjadi kebaikan untuk sesama dan semesta. Jangan hancurkan hati teman. Hati itu seperti kaca, sekali pecah sulit menghilangkan goresannya. llargai diri kita, jangan biarkan dunia mengubah dan merenggut sukacita kita. Teruslah perbaharui karakter agar sama seperti Kristus yang mengasihi dan menghargai kita lebih dari apapun.
IV. SHARING
(curhatlah tentang akar pahit, kesedihan, kekecewaan, ketakutan yang pernah kamu alami atau sedang kamu alami saat ini dalam PA kita kali ini). Semua PERMATA GBKP saling mendengarkan curahan hati temannya, dan saling memberi semangat. Tutup dalam doa.
V. USULAN LAGU
- Semua Baik
- Tuhan Adalah Gembalaku
- KEE 322 – Sipembarken B’rita Si Meriah
Pdt. Floreanado Kilanta Sembiring , S.Si (Teol)
GBKP Tanjung Raja