Bahan Sermon PJJ 27 Juli 2022

=Ulangan 32:11-14=
Tema:   Ngajari dingen natang-natang Anak.

 LB:  Ini adalah nyanyian Musa tentang pemeliharaan Allah atas umat-Nya, atas perjalanan dari Mesir-Kanaan, selalu baik dan adil.   Tetapi  umatNya selalu  menghina dan menghianati-Nya, hingga dilukiskan sebagai angkatan yang bengkok dan tidak jujur.Mereka lupa bahwa apa yang akan dimiliki saat ini adalah  anugrah dari Allah oleh karena ikatan perjanjianNya dengan nenek moyang mereka, termasuk tanah Kanaan. Allah selalu mengharapkan agar umatNya setia dan percaya, dan Allah itu digambarkan seperti  rajawali yang begitu sabar  merawat Israel yang adalah biji mata-Nya (10-11). Walau sebagai budak, Allah telah membuat  mereka menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. 9Kej 12:2-3). Ia maju memerangi bangsa-bangsa lain agar umat-Nya mendapat tempat untuk menetap, serta memberkati seluruh hasil   pekerjaan  dengan berlimpah-limpah, yang digambarkan seperti dari madu, bukit batu, dan susu dari kambing domba. (12-14).

Allah menghendaki semua umatnya bukan menjadi bangsa yang lemah, dan rapuh tetapi bangsa yang kuat dan tangguh. Maka Allah mendidik  mereka seperti  burung Rajawali.  Sarang rajawali berada di  puncak bukit tinggi dan terjal. Ketika tiba saatnya belajar terbang, ‘tanpa perasaan‘ induknya akan menjungkir balikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman. Anak burung rajawali kecil itu akan terjun bebas  menuju batu-batu tajam yang curam di bawah. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan  sebelum menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi lagi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri. Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman’ induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi anak rajawali yang perkasa, sama seperti induknya, yang selalu siap menghadapi segala badai dan tantangan yang sering dihadapinya.

Tema:  Ngajari dingen natang-natang anak. 

1.  Ngajari  adalah proses  membawa perubahan  ke arah pertumbuhan yang mendatangkan  kematangan dan kedewasaan.
Ada saatnya  goncangan itu datang dan memaksa kita akan terjun bebas, bagai anak rajawali, tetapi sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih  kita untuk terbang, semakin tinggi  dan akan semakin kuat dan tangguh. Tuhan  menghendaki agar kita  terus menerus menjalani proses pelatihan,  agar  mampu bertahan di tengah badai, bahkan memperoleh kekuatan dan kemenangan.   Semakin sulit proses yang harus dijalani, semakin indah hasilnya. Seperti membentuk bejana,   emas,  atau berlian. Demikian juga orang tua selalu mendidik anak-anaknya agar mendengar,  menaati, setiap nasihat yang diberikan sebab semua itu adalah agar si anak memiliki  sikap hormat kepada Tuhan. Orangtua harus sabar dan terus melatihnya dengan   pengajaran yang benar hingga  mereka juga bertumbuh kuat  dan tetap tunduk kepada semua perintah Tuhan.

2. Orang tua   wajib mendidik anak-anak dalam ajaran  Tuhan.  Efesus: 6:4b: Didiklah mereka di dalam ajaran Tuhan.
Mendidik  dengan disiplin seharusnya dilakukan ketika anak hidup dalam keadaan tidak taat/tidak hormat bukan ketika  sedang  marah, atau sedang bermasallah.  Prinsip dalam mendisplin anak  adalah:
(1) Didikan  bukan sebagai pembalasan tetapi  menolong untuk pertumbuhan kearah lebih baik
(2) Didikan akan mengusir kebodohan, dan membebaskannya dari kesengsaraan akibat dosa 
(3) Hukuman   harus tegas dan tidak berubah-ubah/ konsekwen.    Tongkat dan teguran mendatangkan  hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya” (Amsal 29:15)

Goal:
1 . Jangan takut mendidik dan mendisplinkan  lewat pengajaran dan hukuman agar  anak menjadi anak yang takut akan Tuhan. 
2. Jadilah rang tua  yang mampu menjadi teladan dalam  kebenaran dan kebaikan  yang dimulai dari keluarga.