=Ulangan 32:11-14=
Tema: Ngajari dingen natang-natang Anak.
LB: Ini adalah nyanyian Musa tentang pemeliharaan Allah atas umat-Nya, atas perjalanan dari Mesir-Kanaan, selalu baik dan adil. Tetapi umatNya selalu menghina dan menghianati-Nya, hingga dilukiskan sebagai angkatan yang bengkok dan tidak jujur.Mereka lupa bahwa apa yang akan dimiliki saat ini adalah anugrah dari Allah oleh karena ikatan perjanjianNya dengan nenek moyang mereka, termasuk tanah Kanaan. Allah selalu mengharapkan agar umatNya setia dan percaya, dan Allah itu digambarkan seperti rajawali yang begitu sabar merawat Israel yang adalah biji mata-Nya (10-11). Walau sebagai budak, Allah telah membuat mereka menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. 9Kej 12:2-3). Ia maju memerangi bangsa-bangsa lain agar umat-Nya mendapat tempat untuk menetap, serta memberkati seluruh hasil pekerjaan dengan berlimpah-limpah, yang digambarkan seperti dari madu, bukit batu, dan susu dari kambing domba. (12-14).
Allah menghendaki semua umatnya bukan menjadi bangsa yang lemah, dan rapuh tetapi bangsa yang kuat dan tangguh. Maka Allah mendidik mereka seperti burung Rajawali. Sarang rajawali berada di puncak bukit tinggi dan terjal. Ketika tiba saatnya belajar terbang, ‘tanpa perasaan‘ induknya akan menjungkir balikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman. Anak burung rajawali kecil itu akan terjun bebas menuju batu-batu tajam yang curam di bawah. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan sebelum menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi lagi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri. Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman’ induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi anak rajawali yang perkasa, sama seperti induknya, yang selalu siap menghadapi segala badai dan tantangan yang sering dihadapinya.
Tema: Ngajari dingen natang-natang anak.
1. Ngajari adalah proses membawa perubahan ke arah pertumbuhan yang mendatangkan kematangan dan kedewasaan.
Ada saatnya goncangan itu datang dan memaksa kita akan terjun bebas, bagai anak rajawali, tetapi sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih kita untuk terbang, semakin tinggi dan akan semakin kuat dan tangguh. Tuhan menghendaki agar kita terus menerus menjalani proses pelatihan, agar mampu bertahan di tengah badai, bahkan memperoleh kekuatan dan kemenangan. Semakin sulit proses yang harus dijalani, semakin indah hasilnya. Seperti membentuk bejana, emas, atau berlian. Demikian juga orang tua selalu mendidik anak-anaknya agar mendengar, menaati, setiap nasihat yang diberikan sebab semua itu adalah agar si anak memiliki sikap hormat kepada Tuhan. Orangtua harus sabar dan terus melatihnya dengan pengajaran yang benar hingga mereka juga bertumbuh kuat dan tetap tunduk kepada semua perintah Tuhan.
2. Orang tua wajib mendidik anak-anak dalam ajaran Tuhan. Efesus: 6:4b: Didiklah mereka di dalam ajaran Tuhan.
Mendidik dengan disiplin seharusnya dilakukan ketika anak hidup dalam keadaan tidak taat/tidak hormat bukan ketika sedang marah, atau sedang bermasallah. Prinsip dalam mendisplin anak adalah:
(1) Didikan bukan sebagai pembalasan tetapi menolong untuk pertumbuhan kearah lebih baik
(2) Didikan akan mengusir kebodohan, dan membebaskannya dari kesengsaraan akibat dosa
(3) Hukuman harus tegas dan tidak berubah-ubah/ konsekwen. Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya” (Amsal 29:15)
Goal:
1 . Jangan takut mendidik dan mendisplinkan lewat pengajaran dan hukuman agar anak menjadi anak yang takut akan Tuhan.
2. Jadilah rang tua yang mampu menjadi teladan dalam kebenaran dan kebaikan yang dimulai dari keluarga.