Khotbah Minggu 05 Juni 2022

  “Hidup Berdasarkan Kehendak Roh Kudus”
 Roma 8:8-11

 Pentakosta, disebut juga hari ke limapuluh setelah Yesus bangkit adalah penggenapan atas perjanjian yang dinyatakan oleh Yesus sebelum Dia naik ke Sorga, yakni: Roh Kudus  akan diberikan kepada para murid untuk menolong dan memperlengkapi mereka menjadi saksi  Kristus sampai ke ujung bumi,  dan menjadikan semua persekutuan-persekutuan orang percaya, menjadi gereja yang hidup. (Tema)  Jadi, Pentakosta  adalah kuasa Roh Kudus  diberikan kepada semua orang percaya  untuk menceritakan dan menyaksikan perbuatan-perbuatan Allah,  sehingga semua lidah akan mengaku Yesus adalah Juruslamat. 

 Hidup menurut Roh ialah   tunduk kepada pimpinan dan kemampuan Roh Kudus dan memusatkan pikiran pada hal-hal dari Allah. Paulus mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang untuk mengikuti hukum daging dan pimpinan Roh pada saat yang bersamaan (ayat :7-8; Gal 5:17-18). Jikalau seorang gagal melawan keinginan dosa  berarti mengabaikan pertolongan Roh dan sebaliknya hidup menurut hukum daging (ayat 13), dia menjadi seteru Allah (ayt 7; Yak 4:4) dan dapat menantikan kematian rohani yang kekal (ayt.13). Mereka yang terutama mengasihi dan memperhatikan hal-hal dari Allah dalam hidup ini dapat mengharapkan hidup kekal dan hubungan dengan Allah (ayt 10-11).  Semua orang percaya sejak saat menerima Yesus Kristus  telah   memiliki Roh Kudus yang berdiam dalam mereka. (Invocasio). Orang-orang yang hidup menurut daging adalah orang-orang   yang berhubungan dengan hidup penuh dosa. Sementara orang yang hidup menurut Roh adalah orang-orang yang hidup   menurut pimpinan dan kuasa Roh.  Keinginan daging bertentangan dan bermusuhan dengan Allah dan tidak bersedia tunduk pada hukum Allah.  Dalam ayat 9-11 Paulus  menjelaskan  bahwa hidup orang-orang yang  dikuasai kedagingan adalah orang yang hidupnya  bukanlah milik Kristus, sementara orang-orang yang berada dalam Roh, adalah orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah   sehingga kita dapat berseru ya Abba, ya Bapa, dan juga adalah    sebagai ahli waris  yang berhak menerima janji-janji Allah,   bersama-sama dengan Kristus, yaitu  supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Bacaan).Orang yang hidup dalam Roh akan selalu berfikir dan bertindak seturut dengan Roh tersebut dan yang akan memberikan kehidupan karena dengan Roh dia mematikan perbuatan-perbuatan daging, tetapi orang yang hidup dalam daging dia akan selalu berusaha memuaskan kedagingannya yang menyebabkan kematian. Tetapi orang-orang yang hidup dalam Roh adalah orang-orang yang sudah menanggalkan manusia lamanya dan hidup dalam manusia baru.

Orang-orang yang hidup dalam Roh atau orang-orang yang hidup dalam manusia baru adalah orang-orang yang hidup dalam belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran, mau mengampuni seorang akan yang lain, mengenakan kasih sebagai pengingat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Oleh sebab itu sebagai orang beriman di Hari Pentakosta ini hendaknyalah kita mampu keluar dari manusia lama kita dengan mengalahkan semua kuasa daging dan hiduplah dengan dipimpin oleh Roh Kudus dengan hidup seturut dengan kehendak Tuhan.   Namun, masalah utama yang  kita  hadapi adalah ketidakberdayaan melawan kuasa dosa yang ada di dalam diri kita. Masalahnya adalah mau tetapi tidak mampu.   Kita bersyukur karena ada Roh Kudus yang melepaskan kita dari segala perbudakan dosa   sehingga  Roh  itu sendiri  memberi kehidupan  yang memerdekakan. Renungan:  Apakah ketaatan dan penyerahan kita kepada-Nya sudah mencerminkan hidup   yang   dipenuhi oleh Roh Kudus?. (MG).

Warta Jemaat GBKP Rawamangun