Tema: Aku Reh Ndahi Kam.
1 Korintus 16:5-12 (Pra Pekan DOA)
Paulus mengatakan kepada orang percaya di Korintus ia ingin berkunjung dan tinggal beberapa waktu lamanya, tetapi ia harus tinggal di Efesus karena adanya pintu kesempatan untuk pelayanan: “Aku akan tinggal di Efesus sampai hari raya Pentakosta,…..sekalipun ada banyak penentang (1 Kor :8-9).
Yang dimaksud dengan pintu terbuka bukan sekadar sebuah peluang,tetapi penerimaan yang positif terhadap Injil. Bukan hanya terbuka yang mengarah pada kesempatan, tetapi juga efektif yakni mengarah pada hasil.
Tiga keterangan tempat disebutkan: Korintus, Makedonia, dan Efesus. Dan juga keterangan waktu: musim dingin, hari raya Pentakosta artinya kejelasan bahwa ia ingin tinggal di Korintus lebih lama lagi.
Paulus tetap belajar untuk mempertimbangkan segala sesuatu secara matang sebelum mengambil sebuah keputusan (Luk 14 : 28-32).
Oleh karena itu jangan menunggu, tetapi setiap kesempatannya harus mengabarkan injil, sebab sebentar lagi akan datang Timotius untuk tetap setia memegang teguh prinsip-prinsip pelayanan yang didasari kasih Kristus, yakni :
1. Jangan membuat orang lain jadi takut melayani sebaliknya mendorong mereka giat (ayat 10). Dan menerima Timotius dengan baik, sehingga ia dapat melayani dengan penuh sukacita.
2.Jangan pernah merendahkan orang lain (ayat 11), termasuk Timotius walaupun masih muda. Pondsi pengajaran berpusat pada Tuhan Yesus, bukan pada manusia yang memberitakannya (Apolos) ayt. 12
3.Tetap menjaga iman agar terus bertumbuh, tetap berjaga-jaga, dan waspada terhadap godaan hawa nafsu maupun bujukan dunia. Motivasi kasih menolong, tidak berpusat pada diri sendiri melainkan pada Kristus. 4. Terus menjaga sinergi kasih di dalam pelayanan, sehingga terciptalah suasana kasih Kristus ditengah-tengah jemaat.
Tema: Aku reh ndahi kam. (Pekan doa)
1 . Memanfaatkan kesempatan yang ada, bukan menunggu kesempatan.
•Sebagian jemaat masih memilih untuk berpangku-tangan sehingga tidak produktif selama masa penantian ini. Paulus sebelum ke Korintus, ia melanjutkan pelayanan ke tempat lain, termasuk mengantarkan bantuan ke Yerusalem. Sebelum mengantarkan bantuan, ia menggunakankesempa-tan yang ada secara maksimal.
• Menunggu bukan alasan untuk tidak melakukan apa-apa, sebaliknya, apa yang ada di depan mata harus dimaksimalkan dan apa yang masih jauh di depan harus direncanakan secara matang
•Seorang filsuf asal Denmark, Søren Kierkegaard menulis: “Jika saya bisa meminta sesuatu, saya tidak akan minta kekayaan dan kekuasaan, tetapi . . meminta mata yang selalu awas dan terang, peka melihat kesempatan.”
2. Di balik pintu yang Allah buka, ada tanggung jawab untuk melangkah.
Tidak selamanya kita menghadapi situasi yang menyenangkan. Situasi seperti apapun yang sedang kita alami, hendaknya tidak membuat kita berhenti untuk bersaksi dan melayani. Tantangan Injil selalu ada, mari belajarlah dari pengalaman Paulus yang mampu melihat peluang dibalik tantangan. Ingat : Ikan besar tempatnya bukan di tempat dangkal melainkan di tempat dalam, maka Tuhan Yesus mau memberikan kepada kita yang terbaik bukan yang asalan atau yang abal-abal. Kegagalan kita bukan karena kurang berdoa, tetapi karena kurang MAU mendengar. Tuhan Yesus tidak tertarik mendengar masalah kita, tetapi Dia lebih tertarik kalau kita mau mendengar solusi-Nya.
Goal:
1.Dimana ada kemaun dan kemampuan disitulah ada kesempatan/ peluang. Tetap tanggap, tekun belajar dan mau berbagi dengan sesama jemaat/ pelayan.
2.Tetap dengar-dengaran akan suara Tuhan dalam setiap rancanganNya
Pdt. Maslon Ginting