Renungan dan Ibadah Minggu, 07 November 2021

“Nggeluh i bas Dame”

Terj: “Hidup Dalam Damai Sejahtera”

Roma 14: 13 – 23
Jangan memberi batu sandungan

14:13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!
14:14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis.
14:15 Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia.
14:16 Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.
14:19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
14:20 Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!
14:21 Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu.
14:22 Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
14:23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Seorang tamu dari manca negara diundang ke suatu desa, pada saat makan ia bertanya, mengapa kita makan tidak memakai sendok dan garpu? Bukankah itu kurang higienis?” Panitia pun menanggapinya, memang sendok dan garpu itu tentunya sudah dicuci sebelum dipakai untuk makan, tetapi yang memakai-nya pastilah orang banyak. Sedangkan tangan ini dicuci sebelum makan, hanya kita sendiri yang memakainya. Manakah yang lebih higienis? Begitulah kenyataannya ketika ada orang lain tidak melakukan apa yang kita anggap benar langsung dianggap salah. Dalam kelompok masyarakat, beda pendapat, beda prinsip, beda kepentingan, adalah hal yang wajar. Tapi hendaknya melalui perbedaaan itu kita mampu menciptakan perdamaian dan hidup yang saling mengahihi. (Tema).

Paulus tidak hanya melarang jemaat Roma untuk menghakimi orang lain, tetapi harus melangkah lebih jauh dengan bersikap tidak membuat orang lain tersandung, alasannya adalah sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Penonjolan diri dan penguasaan terhadap pihak lain di tengah berbagai perbedaan, itulah yang menciptakan konflik, demikianlah kehidupan ditengah jemaat Roma. Ada kelompok kristen asal Yahudi, tetapi masih mematuhi peraturan Hukum Taurat dan adat istiadat, yakni mengutamakan aturan tentang makanan yang halal dan haram, aturan pada hari sabat dan perayaan hari-hari penting lainnya.

Sementara ada lagi kelompok kristen yang berasal dari non Yahudi. Mereka sudah percaya kepada Kristus tetapi tidak bertumbuh dalam tradisi keyahudian, tidak terikat aturan tentang makanan dan minuman serta hari- hari tertentu. Paulus mengajak jemaat agar tetap mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan hal -hal yang berguna untuk saling membangun. Artinya berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan kedamaian, menjaga diri dari agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Hidup dalam kerajaan Allah, berbicara tentang makanan atau minuman tidak lagi sesuatu hal yang penting, sebab yang menjadi utama ialah setiap orang harus hidup menurut kehendak Allah, dengan demikian ia akan mengalami ketenangan hati, dan hidup dalam sukacita oleh Roh Kudus. Demikianlah Daud tetap berjuang dalam iman walaupun sedang mengalami ancaman, sebab dia percaya Tuhan pasti memberikan sukacita dan kemenangan bagi setiap orang yang hidup dalam Tuhan. (Bacaan). Sikap hidup yang demikianlah dapat mendatangkan kerukunan dan saling membangun, oleh kasih Kristus. (Invocasio)

Keindahan pelangi terlihat karena warna – warninya: merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu. Bila pelangi hanya terdiri dari satu warna saja maka tentu akan terlihat biasa biasa saja. Kehidupan jemaat yang heterogen bukanlah membuat hidup saling menyalahkan, saling menjatuhkan, saling menghina, saling mengejek. Karena itu melalui Minggu Kesehatan, kita tidak saja melihat kebutuhan dari sisi jasmani saja, tetapi juga berjuang membangun hidup kerohanian yang bertumbuh dan berbuah. Mari kita robohkan tembok pemisah, yakni keangkuhan, iri, dendam, dan kesombongan. Mari kita wujudkan damai sejahtera untuk saling menerima dan saling mengampuni.
Renungan: Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Gal 6:10).

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 07 November 2021