Matius 16: 5-12 (GBP GBKP)
Tema: Nggeluh Benar, Ula Papak.
Tema : Iman bukan Pasif tapi aktif, dinamis dan inovatif
Dalam nats diperlihatkan:
- Ragi=Pengajaran tentang mengenal Yesus dengan benar sehingga dapat hidup di dalam kerajaan Allah. Pada masa Yesus ada dua golongan yang mengajar tentang agama: Kaum Farisi dan Saduki= guru-guru agama Jahudi yang ahli dalam Taurat. Mereka sebenarnya berseberangan sebab Saduki tidak percaya akan kebangkitan (orang-orang cendikiawan), tapi dalam melawan Yesus mereka bersatu.
- Mereka tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias karena Mesias itu adalah seorang pemimpin politik dan militer yang akan membuat Israel kembali mengalami masa jayanya. Ajaran orang Farisi dan Saduki inilah yang harus diwaspadai oleh murid-murid-Nya karena fokus pada kebutuhan jasmani, standard dunia, bukan pada rohani.
- Cara kerja ragi tidak terdeteksi hingga dapat memengaruhi seluruh adonan, demikian ajaran para Farisi dan Saduki itu pun tidak terdeteksi. Ajaran mereka yang selalu menentang Kristus sebenarnya sedang membawa kebinasaan, mereka sedang meracuni seluruh adonan dengan cara yang sangat halus sehingga tidak banyak yang tahu. Itu sebabnya Tuhan Yesus memperingatkan agar waspada terhadap ragi Farisi dan Saduki.
- Pengajaran Taurat begitu ketat dan benar, tetapi tidak memiliki hati bagi Tuhan. Memang secara fenomena begitu dekat dengan Tuhan, tetapi hanyalah sebagai pertunjukan palsu, karena dikurung oleh standar aturan yang begitu kaku dan keras. Para murid adalah orang-orang yang memiliki waktu dan kebersamaan dengan Yesus, tetapi mereka belum mengenalNya dengan benar, maka pada waktu itu Yesus berbicara tentang ragi, fokusnya kepada roti, dan Yesus menegur mereka karena masih mempermasalahkan hal-hal yang sifatnya sementara, tetapi Yesus sedang berbicara tentang hal-hal yang sifatnya pada kekekalan (kerajaan Allah).
Tema: Nggeluh benar, Ula papak.
Pertumbuhan iman harus terus menerus diasah agar bertumbuh dan berbuah kepada kebenaran Tuhan. Sehingga murid-murid dapat membedakan mana ajaran benar dan mana yang menyesatkan.
Bekembangnya teknologi dan zaman, sangat besar dampaknya pada kekuatan pondasi iman. Sampai sekarang manusia terus mencari rasa nyaman, maka fokusnya lebih banyak pada hal-hal kedagingan, ukuran dunia. Keinginan daging begitu tinggi padahal perjuangan begitu lemah dan rapuh. Perjuangan iman harus tinggi, serta latihan bersama Roh Allah sebab iman harus mengalami perubahan tidak saja dalam pemahaman tetapi juga dalam Tindakan, jangan seperti orang Farisi.
Dalam proses perjalanan iman, maka kita akan semakin kecil, tetapi Tuhan akan menjadi semakin besar, sebab bukan aku lagi yang hidup tetapi Kristus hidup dalam kehidupanku.
Orang percaya selalu dilatih untuk peka terhadap kerinduan untuk melakukan kehendak Tuhan (Yoh. 7:17), dan peka mendengar suara Tuhan agar dapat mengikuti Dia dengan setia (Yoh. 10:27).
Pada awalnya murid-murid hanyalah orang- sederhana yang belum mengerti kehendak Tuhan, tetapi dengan belajar barulah ada harapan untuk setia dalam kebenaran. Dengan demikian baru kita akan ter-asah, untuk mengenal Tuhan dengan benar , dan siap melatih diri untuk terus melakukan kehendakNya. Tujuannya bukanlah untuk sekedar menaati aturan ataupun melakukan ritual keagamaan, tetapi hidup sungguh-sungguh bertindak selaras dengan kehendak Tuhan.
Goal yang dicapai:
GBP adalah petunjuk arah/rel yang akan kita jalani, maka:
- Sebagai orang Kristen, sudahkah kita benar-benar mengenal Tuhan dan bagaimana kita hidup dalam kerajaan Allah?
- Apakah kita dapat membedakan orang yang sungguh-sungguh mengenal Tuhan dengan orang yang asal menjadi pengikut Tuhan?
Voice Recording Kesimpulan Sermon PJJ 20 Oktober 2021
Pdt. Maslon Ginting