“Membawa Persembahan Dengan Bersukacita”
Ulangan 16: 9 – 12
16:9 Tujuh minggu harus kauhitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu.
16:10 Kemudian haruslah engkau merayakan hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu, sekedar persembahan sukarela yang akan kauberikan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
16:11 Haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan orang asing, anak yatim dan janda, yang di tengah-tengahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.
16:12 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir, dan haruslah engkau melakukan ketetapan ini dengan setia.Kerja Rani
16:9 “Beligai pitu minggu i bas kam menaken rani gandumndu.
16:10 Kenca bage maka bahanlah Kerja Rani, guna pehaga TUHAN Dibatandu, alu maba persembahen ukur meriah man baNa. Buena rikutken pasu-pasu si iberekenNa man bandu.
16:11 Ermeriah ukurlah i adep-adepen TUHAN radu ras anak-anakndu, suruh-suruhenndu, ras kalak Lewi, kalak pertandang, anak melumang, ras diberu balu-balu, si tading i kutandu. Lakoken e i bas ingan ersembah si sada e.
16:12 Jaga maka tetap iikutkenndu perentah-perentah enda; ola lupa maka nai kam jadi budak i Mesir.”
Panen adalah pemungutan (pemetikan) hasil tanaman dari sawah atau dari ladang. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya suatu kegiatan di lahan tersebut. Panen biasa dilakukan bagi para petani, sebab itu adalah sesuatu yang ditunggu dan diharapkan setelah lama kita menanam, merawat, dan puncaknya adalah menuai hasil. Mengingat pekerjaan ataupun usaha dari manusia zaman sekarang tidaklah semua bergerak dalam bidang pertanian maka kata panen (hasil) dapat dimaksudkan juga kepada hasil dari setiap pekerjaan atau usaha yang dikelola, dari sanalah kita menerima hasil, gaji, keuntungan, dll.
Melalui Ul. 16: 9 – 12. Adalah perayaan hari raya pondok daun, hal ini mengingatkan bagaimana dahulu umat Israel mengalami kelaparan, yang membawa mereka ke Mesir, di sana mereka ditindas sebagai budak. Belas kasihan dari Allah terhadap umat yang menderita itu dinyatakan dengan janji akan memberi mereka tanah yang subur, penuh madu dan susu, tanah perjanjian, yakni di negeri Kanaan. Mereka tidak boleh lupa akan keberadaan dahulu sebagai budak dan harus pergi tergesa-gesa. Perintah Tuhan ini menyenangkan karena diminta untuk bersukaria dengan sungguh sungguh selama tujuh hari. Dalam sukacita tersebut, Tuhan ingin Israel menyadari keberadaan diri-Nya sehingga merendahkan hati di hadapan-Nya. Tuhan juga ingin umat-Nya menikmati sungguhsungguh apa yang sudah diberikan-Nya. Jika dalam perbudakan di Mesir bangsa ini hidup dari pertolongan orang, ketika mereka bebas dan pekerjaannya diberkati Tuhan dan menghasilkan, merekapun digerakkan mau berbagi dan memberi bagi orang lain.
Sehingga dalam pesta panen terkandung makna: bersyukur atas berkat yang di beri Tuhan, berkat tersebut dirasakan membawa sukacita, dan mau menjadi berkat dengan berbagi dan memberi kepada orang lain, dan dilakukan dengan iman. (Invocasio). Dalam Imamat 23: 9 – 11, dikatakan: “Tuhan berfirman kepada Musa: berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka : Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu dihadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu. Setiap warga jemaat suatu kewajaran ketika datang bersyukur, menyatakan kuasa Allah dalam pekerjaan, dimana Allah hadir saat menabur, menyiram dan memberi pertumbuhan. Dia lah yang memberi matahari, hujan, dan embun untuk pertumbuhan tanam-tanaman.
Untuk memahami pesta panen ini, jemaat harus tahu tentang teologia persembahan, di mana persembahan adalah sebagai tanda ungkapan syukur dan pengakuan iman akan keberadaan Allah sebagai sumber segala sesuatu. Dia Tuhan pemilik kehidupan dan semua yang ada dalam hidup manusia. Bila masing-masing orang mengimani, menyadari dan mengaminkan kasih Tuhan dalam hidupnya, memberi persembahan sebagai ucapan syukur atau respon atas kebaikan Tuhan, itu jugalah dasar bagi kita ‘meminta’ dari Tuhan, karena kita telah benar-benar mengenal Dia. Karena itu, janganlah kita mempercayakan diri pada manusia, pada kuasa yang dimiliki manusia di dunia yang fana ini, tetapi percayakanlah hidupmu sepenuhnya pada Tuhan, dan Dia akan memberi jalan bagimu. (Bacaan) Dalam konteks sekarang mengarah kepada aktualisasi iman, Tuhan telah memberi hasil atas tuaian. Dari hasil tuaian itulah kita memuliakan Tuhan dengan memberi persembahan pesta panen. Begitu banyak yang seharusnya diberikan karena harus disadari bahwa kita sudah menerima banyak dari Tuhan. Pesta panen mendatangkan sukacita, dan melalui pesta panen kita dapat berbagi dan tetaplah menjadi berkat (Tema).
Renungan: Jemaat tidak lagi membawa persembahan berupa barang barang hasil panen, tapi jemaat diajak mengucap syukur dari berkat, oleh karena pemeliharaan Tuhan atas seluruh kehidupan: roh, jiwa, nyawa, hidup dan harta milikku semuanya akan kuserahkan pada-Mu untuk selama-lamanya.
Pdt. Maslon Ginting
Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 25 Juli 2021