Renungan dan Ibadah Minggu, 18 Juli 2021

“Mengaku Kepada Tuhan”

Kisah Para Rasul 19: 11 – 20

19:11 Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa,
19:12 bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.

Anak-anak Skewa

19:13 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: “Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.”
19:14 Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.
19:15 Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”
19:16 Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.
19:17 Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus.
19:18 Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu.
19:19 Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
19:20 Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.

Dalam setiap kebudayaan terdapat kepercayaan kepada kekuatan magis. Suatu tindakan yang menggunakan “kekuatan” roh dan benda yang dianggap mempunyai kekuatan untuk membantu manusia. Salah satu bentuknya adalah praktik penyembuhan atau pengusiran roh jahat dengan mengucapkan nama tertentu, dan inilah yang disebut sebagai mantra. Namun dalam kenyataannya dapat kita lihat bahwa dari kejahatan kejahatan yang terjadi di dunia ini, sangat banyak disebabkan oleh pengaruh atau pekerjaan kuasa kegelapan dan roh-roh Iblis. Dalam 1 Tim 4:1: dikatakan: Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan setan-setan.

Masyarakat di kota Efesus terkenal akan pemahamannya tentang kuasa roh-roh jahat yang sering hadir dalam hidup keseharian mereka. Dan berita Injil menjadi begitu tersebar luas dengan hebat karena Allah berkarya dalam diri Paulus untuk ‘melawan dan mengusir’ kuasa roh-roh jahat itu. Tujuh orang anak dari imam Yahudi, yaitu Skewa yang menjadi tukang jampi menggunakan nama Tuhan Yesus untuk mengusir roh jahat. Namun yang terjadi bukan roh jahat itu yang lari, namun mereka yang menggunakan nama Yesus menjadi jampi itulah yang akhirnya lari telanjang dan luka-luka dibuat oleh orang yang dirasuki roh jahat itu. Nama Skewa, terlebih title “Imam Kepala Yahudi” adalah sebagai trik anak-anak Skewa untuk menarik “pasar”, sebagai calon pengguna jasa untuk mengusir semua roh-roh jahat. Demi menembus persaingan pasar saat itu, anak-anak Skewa rela melakukan apa saja, termasuk mengucapkan sesuatu yang sebenarnya belum menjadi bagian hidupnya, yakni dengan mencoba menggunakan nama Yesus dengan harapan akan sama seperti Paulus yakni dapat mengadakan muzijat.

Namun yang terjadi justru roh jahat itu mempertanyakan tindakan mereka, roh jahat itu berkata “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu? Roh jahat itu pastinya akan ditahlukkan oleh kuasa Tuhan Yesus, sebagaimana yang dilakukan oleh Paulus. Tukang jampi itu berharap bahwa nama Yesus dapat dipakai menjadi jampi yang mendatangkan keuntungan. Jika hal itu bisa dilakukan oleh tukang jampi itu, Tuhan Yesus tidak ada bedanya dengan nama-nama atau mantra mantra lainnya. Sementara Paulus dapat melakukan tandatanda muzijat dalam nama Tuhan Yesus adalah karena kuasa Tuhanlah yang bekerja dan memberikan kemampuan agar pemberitaan Injil semakin hebat, (Tema) sementara tukang jampi itu tidak memiliki dasar sama sekali menggunakan nama Yesus itu sendiri.

Dalam kehidupan kekristenan, walaupun seseorang telah mengaku percaya namun bisa saja masih menggunakan pola dan cara hidup orang-orang yang menyembah berhala. Misalnya saja menggunakan salib atau Alkitab menjadi seperti ‘jimat’, ataupun seperti yang dilakukan oleh tukang jampi dengan menggunakan nama Yesus, namun apa yang dia kerjakan, dari tingkah lakunya, sikapnya, cara hidupnya, tidak memperlihatkan bahwa dia adalah seorang yang beriman kepada Yesus. Kita telah dipilih dan ditebus oleh Yesus Kristus menjadi anakanak terang, (Invocasio), dan kita percaya bahwa kuasa Tuhan itu berkuasa dalam hidup ini. Sekalipun ada kuasa jahat yang hendak mengganggu, namun tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (Rom 8: 38-39). Tuhan menyatakan kuasa-Nya dalam kehidupan kita Agar terus menerus diperbaharui dalam Roh agar dapat berkenan dalam kerajaan sorga dan supaya jiwa kita mendapatkan keselamatan. Karena itu sama seperti Raja Hiskia, dia membuktikan kesetiaan imannya kepada Tuhan dengan memusnahkan segala bentuk seluruh penyembahan kepada berhala. (Bacaan), dengan demikian kita bisa melihat satu hal bahwa, hidup tanpa penghayatan, iman juga mudah dikalahkan.
Renungan: Bibir mudah berkata-kata tentang iman, tapi apakah hati kita juga mengaminkan apa yang dikatakan tentang iman? Jangan biarkan identitas yang kita miliki hanya menjadi aksesoris kehidupan, tetapi hendaknya dapat membawa kita semakin dekat dengan Kristus.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 18 Juli 2021