Bahan sermon PJJ 30 Juni 2021

Kisah Para Rasul 17:22-23
Berbudaya dan beriman

17:22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. 17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.

Pada saat Paulus, Timotius dan Silas di Atena, hatinya sangat sedih karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala lengkap dengan nama-nama dewanya. Mengapa ia bisa begitu sedih? Karena ia punya hati yaitu untuk mengasihi jiwa-jiwa yang tersesat (Kis. 17:16).  Dan karena itulah tetap tergerak hatinya memberitakan Injil.  Di Atena ia melihat ada dua kelompok yakni:  Pertama, mberitakan Injil kepada orang-orang yang sudah mengetahui Alkitab PL, tetapi belum mengenal Kristus.  Kedua, mberitakan Injil kepada orang-orang yang sama sekali belum mengetahui isi Alkitab dan belum mengenal Allah (Kis. 17:17). Ketika diberi kesempatan berbicara kepada orang banyak di sidang Areopagus, maka ia menggunakan kesempatan itu dengan bijaksana.   

  1. Menghormati orang-orang yang berbeda kepercayaan dengannya( ay.22).  Ia tahu bahwa menyembah berhala itu tidak diperkenan oleh Allah (Ul. 5:8-9), tetapi dengan rendah hati melihat kelebihan mereka yaitu ketulusan dan hidup saleh. Didepan siding itu Paulus mulai berbicara dari apa yang mereka percayai dan memakainya untuk menjadi jalan masuk melalui sebuah mezbah berhala mereka yang bertuliskan “kepada Allah yang tidak dikenal”.“Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepadamu.” Cara Paulus ini membuat para pendengar tertarik untuk mendengarkan.  
  2. Maka Paulus memberitakan Allah yang hidup bukan dibuat atau diciptakan oleh manusia tetapi Allah sendirilah sebagai pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. Ketidak taatan manusia kepada Allah maka Yesus Kristus telah datang ke dunia membayar hutang dos akita yakni dengan  mati di salip dan telah bangkit pada hari ke tiga,  untuk menebus dan menyelamatkan orang-orang berdosa. Pada saat mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, ada yang mengejek dan ada yang menolak   Tetapi ada beberapa orang yang percaya, termasuk tokoh-tokoh masyarakat di Atena (Kis. 17:34). Itu adalah berkat yang mendatangkan sukacita.   

Renungan:  Berbudaya dan beriman.

  1. Allah memakai setiap keadaan untuk mendatangkan  kebaikan dan rencana Allah. (Rom 8:28).

Dimanapun kita tinggal, dan suku manapun kita bergaul, selalu saja berhadapan dengan budaya, penyembahan kepada berhala. Di suku batak saja mulai dari jaman dahulu banyak sekali pemujaan kepada berhala yang dikenal dengan Begu/ Kramat/ nini simalang ate/ Roh, arwah nenek moyang. Konvesi GBKP: Dalam terang Firman Allah,manusia harus menggali, mengembangkan dan melestarikan budaya, secara positif, kritis, kreatif dan realistis, untuk kesejahteraan manusia. Dalam rangka sie, maka kerina perdalanen adat mulai nuju bulan (manusia dalam kandungan) sampai acara merayakan rumah baru yakni Griten/ tugu. (rumah tempat tulang-tulang manusia), gereja harus hadir supaya penyembahan berhala terkikis tetapi membuka pintu penyembahan kepada Allah. Artinya budaya tetap berjalan tetapi kontennya telah diganti oleh terang Firman Tuhan.

  1. Kenalilah Tuhan dengan benar, maka cara hidup kita pun menjadi benar.   

Paulus sendiri benar-benar terus belajar hingga secara totalitas hidupnya dapat dipersembahkan untuk Tuhan, sehingga ia berani bersaksi : karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.( Fil 1:21)   Kita tentu menyadari bahwa hidup di tengah tengah masyarakat dengan latar belakang yang berbeda menuntut kita sebagai orang-orang “yang mengaku pengikut Kristus” untuk menjadi saksi dalam setiap perbuatan sebaga ibadah kepada Allah, sehingga melalui sikap hidup kita orang orang di sekitar dapat mengenal dan menjumpai Kristus di dalam diri kita.  Umpamanya: Ketika kita menjadi Protokol/ MC, Pada saat menyampaikan kata-kata nasehat, baik kepada keluarga mauppun bagi orang lain.  Maka banggalah sebagai orang Kristen karo, Kristen Jawa, Kristen toba, dsb. Dengan kebanggaan ini akan tumbuh rasa cinta untuk menggali dan melestarikannya mulai dari keluarga sehingga warisan nilai-nilai budaya tidak pernah mati, tetapi semakin baik, dan mampu mengaktualisasikan diri dalam perkembangan jaman dan tetap diterangi oleh kebenaran Firman Tuhan.