PA PERMATA 17 Juni 2021

Hina Namun Mulia

Konfesi: Manusia

Mazmur 8: 1 – 10
Manusia hina sebagai makhluk mulia

8:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
8:3 (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8:7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8:8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

Agar PERMATA GBKP

  1. Mampu menjelaskan bahwa manusia hina namun mulia sesuai dengan nas
  2. Mampu menghargai dirinya sebagai manusia ciptaan Allah dan mengembangkan potensi dirinya untuk kemuliaan Allah

Metode: “Self Coaching” dan Inventarisir

I. PENDAHULUAN

Kaum muda sangat berpotensi bagi pertumbuhan dan perkembangan gereja.Berpotensi secara efektif dapat berkarya untuk kemajuan bangsa dan negara. Masa muda adalah kesempatan mengembang kemampuan, keahlian dan keterampilan, sehingga dapat berhasil dalam studi dan tekun dalam pekerjaan. Walaupun demikian, bukankah di sekitar kita masih ada pemuda yang kurang menyadari potensi yang di dalam dirinya ? “Aku tidak mampu”, “Aku tidak tahu”, “Aku tidak bisa” kadang terucap sebagai ungkapan pembelaan diri atas ketidakmauan mengasah dan mengembangkan potensi diri.Mungkin, ada juga pemuda yang tidak memanfaatkan kesempatan yang ada, dalam mengembangkan diri bahkan ada yang terjerumus kepada hal-hal tidak baik, karena kurang penguasaan diri, terpengaruh lingkungan, ataupun pelarian atas ketikamampuan dan ketidakmauan. Melalui PA hari ini Permata GBKP akan belajar menginventarisir potensi dirinya dan belajar “Self Coaching” (proses memfasilitasi diri untuk mencapai tujuannya ) seturut dengan firman Tuhan.

II. ISI

Ayat 1-3, 10, Pemazmur Daud memuji kebesaran Tuhan dengan nyanyian “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi! keagunganMu yang mengatasi langit”. Pemazmur mengagumi kuasa Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi sangat baik. Di atas bumi di bawah langit ada tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Pemazmur memuliakan Tuhan dengan melihat karya Tuhan atas ciptaan dan buatan tanganNya.Di langit sana bulan dan bintang-bintang yang begitu indah ditempatkanNya. Pemazmur sangat takjub melihat semua buatan Tuhan tersebut. Pemazmur mengagungkan Tuhan dan mengakui, tidak ada yang sanggup melampaui Tuhan, musuh maupun pendendam (baca: yang merasa dirinya punya kuasa/hebat) sekalipun tidak sanggup melebihi Tuhan, buatan tangan Tuhan yang begitu luar biasa.

Ayat 4-5, ketakjuban pemazmur semakin diungkapkan dalam nyanyian “Jika aku melihat langitMu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang kau tempatkan”. Ketakjuban akan apa yang dilihat, yang ada dan nyata, sangat terasa baginya sehingga ia semakin menyadari keagungan Tuhan. Semua adalah buatan jari Tuhan, bukan buatan manusia. Sehingga tidak ada alasan bagi manusia menganggap dirinya hebat, karena hanya Tuhan yang Maha Kuasa yang dapat menjadikan dari tidak ada menjadi ada.

Ayat 5-7, dengan melihat perbuatan tangan Tuhan, pemazmur menyadari keberadaan manusia dihadapan Tuhan. Sehingga ia mengatakan “Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? mengindahkannya? Tuhan membuat manusia hampir sama seperti Allah, telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Dalam kisah penciptaan manusia, dikatakan : “Manusia diciptakan menurut gambar rupa Allah, berkuasa atas ciptaan yang lainnya (bdk.Kej 1:26). Dan di dalam kitab Kejadian 2:7 dikatakan: “Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembus nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Manusia diciptakan dari debu tanah (‘adama’=tanah) bukan diciptakan dari batu permata atau emas. Tanah berada dibawah dan tempat berpijak segala yang ada dibumi.Ini adalah Symbol kerendahan dan kehinaan. Meskipun hina (hanya debu tanah) tetapi Tuhan mengubah debu tanah menjadi mahkota ciptaan yang segambar denganNya dengan penghembusan nafas hidup ke dalam hidungnya, sehingga menjadi makhluk yang hidup. Ini artinya, betapa manusia sangat bergantung pada Allah saja, karena jika Allah tidak menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, manusia tidak hidup atau sama dengan benda mati yang tidak dapat berbuat apa-apa.

Ayat 8-9, Tuhan membuat manusia berkuasa atas buatan tanganNya Segala- galanya diletakkan di bawah kaki manusia : kambing domba, lembu sapi, binatang- binatang di padang, burungburung di udara, ikan-ikan di laut dan apa yang melintasi arus lautan. Berkuasa bukan dalam arti sesuka hati menguasai atau semena-mena terhadap ciptaan lainnya. Melainkan berkuasa dalam arti melestarikan, menjaga, mengembangkan dengan baik sehingga keseimbangan dan kelestarian alam dapat terjaga. Berkuasa artinya manusia diberi kepercayaan, diberi potensi oleh Tuhan untuk berkarya, demi kebaikan ciptaan. Potensi yang dimiliki dipergunakan untuk kebaikan, misalnya : untuk pertanian (baca : untuk tumbuh tumbuhan), perternakan (baca:untuk binatang burung hewan), perikanan (baca:ikan-ikan), dan bidang lainnya seperti ahli bumi, bintang bulan, matahari (baca : untuk ilmu pengetahuan) dan lain sebagainya.

III. APLIKASI

“Hina namun Mulia” yang menjadi tema PA PERMATA GBKP, mengarahkan kita melihat betapa agung dan mulianya Tuhan yang telah menciptakan dunia ini Tuhan menciptakan manusia berbeda dengan ciptaan lainnya, dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kehidungnya Manusia diberi kepercayaan berkuasa atas ciptaan lainnya dalam arti bukan semena-mena tetapi unuk berkarya demi kelestarian dan kelangsungan alam. Sehingga siapapun yang melihat ciptaan Tuhan dapat mengakui dan mengagungkan Tuhan seperti pemazmur Daud yang takjub melihat perbuatan tangan Tuhan. Mengatakan “betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi.” Manusia menyadari bahwa dirinya hina (baca: tidak ada apa-apanya kalau bukan karena Tuhan) namun Tuhan menjadikannya mulia (baca berarti/berharga). Sebagai PERMATA GBKP kita berharga, kita berarti di hadapan Tuhan, jika potensi yang ada pada kita digunakan untuk berkarya di tengah-tengah dunia ini. Kita di beri kuasa (baca: berkarya) dengan potensi yang kita miliki mengerjakan kebaikan, kemajuan dan kemulian bagi nama Tuhan. Potensi itu telah diberikan Tuhan bagi kita masing-masing, hanya saja bisa jadi kita belum mengetahui dengan jelas minat dan keinginan, dan belum fokus kepada tujuan. Untuk itu, mari kita menginventarisir potensi pada diri kita dan belajar “Self Coaching” (proses memfasilitasi diri untuk mencapai tujuannya).

IV. METODE: Inventarisir potensi dan “Self Coaching”

  1. Permata menuliskan potensi yang ada padanya, yang diminatinya, lalu bagaimana ia mengembangkannya, sehingga tercapai tujuannya.
  1. Tuliskan satu kalimat ungkapan ketakjuban kepada Tuhan.
    Contoh: “TUHAN ENGKAU SUNGGUH BAIK, MENJADIKAN DIRIKU BERARTI”
  2. Berdoa secara pribadi mengandalkan Tuhan untuk mencapai tujuan yang telah dituliskan ( 1-5 menit) di pandu Moderator PA.

V. USULAN LAGU

  1. KEE NO.213:1-3
  2. KEE NO.399:1-3
  3. KEE NO.255:1-2

Pdt.Karvintaria br Ginting.S. Th. M.M
(Direktur PPWG GBKP)