“Menjalankan Perintah Allah”
1 Yohanes 3: 19 – 21
Keyakinan di hadapan Allah3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,Ketetapen ukur i lebe-lebe Dibata
3:19 Bagenda me dalanna maka si eteh kita bengket ku bas si asalna i bas Dibata nari, seh maka tetap ukurta i adep-adepen Dibata.
3:20 Adi pusuh peratenta nalahken kita, sieteh maka Dibata belinen asa pusuh peratenta, janah kai pe ietehNa.
3:21 E maka o senina-senina si kukelengi, adi pusuh peratenta la nalahken kita, tetap kap ukurta i adep-adepen Dibata.
Meski masih menjalani hidup di dunia Firman Tuhan menegaskan bahwa keberadaan orang percaya bukanlah dari dunia, sehingga tidak sepatutnya kita memiliki pola hidup seperti dunia. “…kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh 15:19); dan karena kita berasal dari kebenaran, Tuhan memberikan Roh Kudus untuk menyertai dan menolong kita. Inilah ciri hidup orang yang berasal dari kebenaran, yaitu hidup dalam ketenangan, sebab “Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.” (Yes. 32:17).
Allah menghendaki domba gembalaannya mendapatkan “padang yang berumput hijau dan air yang tenang, bukanlah hidup dengan kekuatiran dan ketidakpastian. Perhatikan ucapan Kristus di Yoh.10-27-28 Domba domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Yohanes di sini menggunakan dua macam keadaan untuk menunjukkan perbedaan kehidupan orang percaya, yakni mendapatkan ketenangan hati karena memiliki kebenaran, sebaliknya orang tidak percaya sama seperti Kain yang membenci saudaranya dan ia adalah milik si jahat. Orang yang menjadi milik kebenaran, dia hidup dalam kehendak Tuhan dan dengan hati yang percaya sehingga tercermin dalam kehidupan. Tindakan dilakukan dengan tulus. Disini Yohanes menguatkan dan mengarahkan jemaat Kristus atas iman percayanya karena mereka dikacaukan oleh ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Yohanes sangat menekankan bahwa relasi yang intim dengan Allah, menjadikan kita tunduk pada perintah-Nya, dan melaksanakan apa yang berkenan kepada Dia, dan kita tidak pernah takut untuk hidup saling mengasihi. Ini tepat seperti apa yang Yesus ajarkan: saat kita sedang di depan mezbah mempersembahkan persembahan, yakni menunjuk saat datang mendekati Allah, jika teringat ada saudara yang membenci kita, seharusnya terlebih dahulu tinggalkanlah persembahan, pergilah berdamai dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahan (Mat. 5:23 – 24). Ini adalah menghendaki kita membawa hati yang yang beroleh keberanian tanpa ketakutan datang mendekati Allah. Terutama yang perlu diperhatikan adalah, Yesus berkata saudara kita membenci kita, yakni tidak hanya hendak menindak-lanjuti kebencian hati kita terhadap orang lain, tetapi juga orang lain yang membenci karena kita, anak-anak Allah juga hendaknya menindak-lanjuti, mengampuni orang lain. Tepat seperti Yesus berinisiatif datang mencari kita, menjadi pengantara demi kita yang terpisah dari Allah akibat dosa dan kelemahan kita. Jadi bila kita telah menerima Yesus sebagai Juruselamat, dan hidup saling mengasihi, Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah hidup dan berkuasa atas kita.
Saudara-saudara, apakah dalam kehidupan ini kita tetap mendapatkan Roh Kudus? Kiranya kita semua ada di dalam Roh Kudus dan penyertaan-Nya, hidup yang beroleh keberanian, hidup yang beroleh ketenangan hati yang tanpa ketakutan. Karena itu tunduklah pada perintah Tuhan dengan teguh hati. (Bacaan). Maka melalui minggu Jubilate kita tetap “bersorak”. Bagi orang percaya pembebasan itu adalah bebas dari belenggu dosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Oleh sebab itu patutlah kita bersorak sorai memuji Tuhan. (Invocasio.)
Renungan: Nyatakan dan wujudkan kasih dan kehendak Allah dalam perbuatan, sama seperti Kristus mengasihi kita dan seluruh ciptaan-Nya.
Pdt. Maslon Ginting
Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 25 April 2021
Tema: “Menjalankan Perintah Allah”
Khotbah:1 Johanes 3: 19 – 21
Pengkhotbah (Pagi): Pdt. Maslon Ginting
Pengkhotbah (Sore): Pdt. Jimmer Saragih
Peliturgi (Pagi): Pt. Binar Daniel Bangun
Peliturgi (Sore): Pt. Philemon Tarigan
Pembuka Ibadah & Pewarta (Pagi): Dk. Elisabeth br. Ginting
Pembuka Ibadah & Pewarta (Sore): Pt. Koko Kusbiantoro Pinem
Pemusik (Pagi): Altoberi Gurusinga
Pemusik (Sore): Ruth & Friends
Pemandu Lagu (Pagi): Verenia br. Sembiring Meliala & Nd. Agung Purba
Pemandu Lagu (Sore): Keshia Angely br. Sebayang & Evita Lestari br. Purba
Operator LCD (Pagi): Rehme Warinta br. Ginting
Operator LCD (Sore): Risa Cristiari br. Tarigan
Soundman (Pagi): Angel br. Tarigan, Dio Tarigan
Soundman (Sore): Pt. Sergius Ketaren
Tim Streaming (Pagi): Carrisa br. Bangun, Prananta Muham, Arianta Sembiring, Bobby Sembiring, Arthur Tarigan, Meirani br. Sembiring
Tim Streaming (Sore): Martinus Bangun, Arianta Sembiring, Mikael Adam Pinem, Septa Barus, Janta Surbakti