Masmur 8:4-9,
Tema: Dibata mereken kemulian ras kehamatan man manusia.
8:4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. 8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: 8:7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; 8:8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. 8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
=============================================================
Pernahkah kita memerhatikan bagaimana pendapat orang lain tentang kehidupan kita, ketika sedang menghadapi berbagai kegagalan termasuk dalam menghadapi situasi sekarang ini?. Survey membuktikan bahwa setiap harinya seseorang menerima kata-kata negatif tentang hidupnya, jauh lebih banyak dibandingkan kata-kata positif yang dapt menguatkan, membangun, ataupun memotivasi diri untuk tetap semangat. Salah satu survei membuat perbandingan yakni 1:6 artinya Ketika menerima satu kata positif maka ada 6 kata negatif juga yang kita terima di saat itu. Inilah yang menjadikan manusia penuh dengan konflik atas dirinya dan orang lain. Karena itulah jangan terlalu mengandalkan apa kata-kata dan omongan orang, tetapi apa kata Tuhan tentang kita
Melalui nats ini Pemazmur melihat bahwa keagungan seluruh ciptaan Allah termasuk langit dan seluruh isi bumi memperlihatkan kekuasaan dan kebesaran Tuhan kemudian memperbandingkan dengan dirinya sebagai manusia. Dari sanalah timbul pertanyaan apakah manusia, sehingga Engkau mengingatNya? Dalam titik inilah pemasmur menyadari bahwa manusia itu adalah ciptaan yang begitu rendah. Namun, kalau demikian mengapakah Engkau menghindahkannya? Jelas manusia telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei) sehingga ditempatkan begitu tinggi, mulia dan hormat, bahkan dibuat hampir sama seperti Allah, sedikit lebih rendah daripadaNya. Manusia (ayt 5) menggunakan dua kata Ibrani Enosh dan Adam Kata Enosh merujuk kepada kelemaham dan kefanaan manusia. Sedangkan Adam=laki-laki/ jantan, menunjuk kepada posisi mulia dan sebagai mahkota ciptaan Allah, karena diciptakan dengan Imago Dei. (4-5). Dengan demikian pemazmur memahami sekalipun manusia memiliki keistimewaan karena diciptakan segambar dengan Allh, namun di sisi lain, manusia adalah makhluk yang lemah dan rapuh serta tidaklah berarti. Menurut ahli PL: Spurgeon : manusia seumpama cacing yang lemah dan debu, yang pengetahuannya sangat terbatas dan melakukan banyak kebodohan sehingga jika diperhadapkan dengan amukan alam (badai, gempa bumi, kelaparan, sampar dan lainlain), maka manusia dapat ditenggelamkan dalam kuburan dan tubuhnya dimakan cacing.
Jadi dimanakah letak kemuliaan manusia itu sendiri? Dalam Ayt . 6-9, Sekalipun demikian, manusia tidak dapat dibandingkan dengan semua ciptaan lainnya, sebab Tuhan telah memberikan posisi dan kedudukan yang istimewa kepada manusia di dalam dunia. Mengapa? karena diciptakan menurut gambar Allah berarti manusia dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan, sehingga dapat dijadikan sebagai wakil-Nya untuk memerintah atas bumi, dan berkuasa sebagai raja atas seluruh ciptaan. Artinya Allah, telah menetapkan bahwa manusia adalah tuan atas alam semesta yang diciptakan dan berkuasa atas ciptaan lain dalam alam semesta. Keistimewaan ini harus dilihat sebagai anugerah Allah yang besar, sebab Allah sendirilah yang berinisiatif untuk memberikan kuasa atas ciptaan lain kepada manusia serta membuat posisi manusia sedikit lebih rendah dari-Nya.
Dengan tema dan renungan : Dimanakah letak kemulian dan kehormatan kita?
- Kemulian dan kehormatan ada dalam Tuhan. Harus disadari bahwa kehormatan dan kemuliaan manusia, semuanya akan lenyap ketika Tuhan datang kembali dan akan menghakini kita. Alkitab dengan sangat jelas berkata bahwa kehormatan dan kemuliaan manusia sejati dinyatakan justru ketika merendahkan dirinya dihadapan Allah. Tidak ada teladan yang lebih sempurna selain Yesus Kristus sendiri. Ia meninggalkan segala tahta kemuliaan dan kehormatan yang dimilikiNya sebagai Anak Tunggal Bapa, turun ke dalam dunia yang kotor dan hina, bahkan sampai titik yang terendah, Dia dihina, dihindari orang, ditolak, dipermalukan, disalibkan. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, Dia mendapat kemuliaan yang tertinggi melalui perendahan diriNya. Mazmur psl 8 ini melalui Ibrani dalam pasal yang ke-2. Berbahagialah mereka yang di dalam Yesus Kristus, merendahkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah, karena orang-orang seperti itulah yang menyatakan kemuliaan manusia yang sesungguhnya.
- Jangan hidup dalam kepuasan dan kenikmatan dunia, yang selalu penuh nafsu dan dosa. Memang sangat ironis terbesar sering terjadi bila manusia tidak lagi melihat ke atas, melainkan melihat ke bawah dan mengambil ciptaan yang lebih rendah sebagai teladan hidupnya. Contoh: Nebukadnezar, Nero, Hitler adalah sedikit dari sekian banyak contoh yang mencerminkan manusia yang merusak dirinya sendiri sebagai gambar-rupa Allah dan hidup lebih menyerupai binatang liar. Manusia boleh berkarya, bahkan berkarya sebesar apapun, menaklukkan alam yang paling ganas, menyatakan kemenangan dan kelebihannya atas ciptaan yang lain, asalkan ia melakukan semuanya itu demi memuliakan Penciptanya. Ketika manusia mengembalikan segala kemuliaan kepada Allah di situlah kembali dinyatakan kehormatan manusia yang paling tinggi, tujuan hidup yang tertinggi, kemuliaan hidup yang tertinggi.
Tuhan adalah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir, kita menerima kasih karunia demi kasih karunia dari iman kepada iman dan diubah menjadi serupa dengan gambarNya dari kemuliaan menuju kemuliaan.