Bahan Sermon PJJ 3 Feb 2021

PJJ Tgl 03 Peb 2021

Nats: Kej.1:26-27, Tema: Tempas Dibata ibas dirindu, Gambar Allah dalam diri manusia.

1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

===============================================================

 Dalam Kej 1:26, ada 3 kata dari Allah: baiklah Kita,,menjadikan  dan rupa Kita.  Kata ini  merupakan pondasi bahwa dasar dari segala sesuatu yang terjadi adalah disebabkan oleh Allah sebagai awal dari semuanya. ayat 1, dimana Allah pada mulanya menciptakan langit dan bumi, hingga pada ayat ke 26, adalah inisiatif Allah untuk perencanaan yang jenius dalam menciptakan manusia. Kata: menjadikan ( Ibr‘asah =  membuat dengan memakai bahan.). Tubuh   manusia   diciptakan   dengan bahan dari debu tanah, lalu kata Yatsaryang berarti “membentuknya. Lalu kata: Bara’ berarti “menciptakan”  dengan  tidak memakai  bahan melainkan Allah langsung menghembuskan nafas/ Roh  hidup ke dalam hidungnya; demikianlah  manusia  itu  menjadi  makhluk  yang  hidup  (Kej.  2:7b).   Kitab Kejadian tentang   penciptaan   memberikan  gambaran bahwa   manusia  adalah makhluk   mulia   dalam   alam   semesta, yang tidak  hanya  merupakan  penutup  dari  segenap   ciptaanNya  tetapi terkandung  penggenapan  dan  makna  dari  seluruh pekerjaan  Allah.   Maka dalam ayt 27 dijelaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah.      Artinya manusia yang memiliki citra Allah dalam dirinya yang tidak saja mempunyai perasaan, hati Nurani dan sikap hidup normal tetapi, kebenaran, kekudusan, keadilan dan kasih, serta kebebasan untuk berkehendak. Kesegambaran Allah berarti :

  1. Manusia diberi kekuasaan oleh Allah atas  binatang  dan  atas  seluruh  bumi  ini.    Yang membedakan manusia dan Allah ialah manusia berkuasa atas  segala  makhluk sebagai ciptaan, sedangkan Allah adalah pemilik kekuasaan tertinggi atas segala makhluk di bumi karena Dia adalah sang pencipta.
  2. Keserupaan bentuk, yang    menitikberatkan  kepada  kesamaan daripada  tiruan   Dalam  hal  ini,  manusia  menjadi  saksi  kekuasaan  Allah  atas  ciptaan  dan  bertindak  sebagai wakil   kekuasaan  Allah sendiri atas ciptaan, yang melibatkan kreativitas dan tanggung jawab manusia.
  3. Menunjuk   kepada   keberadaan   manusia   yang   berkepribadian   dan bertanggung   jawab   di   hadapan   Allah,  dalam pekerjaan yang ia lakukan, mengenal dan mengasihi Dia dalam segala perbuatannya.
  4. Gambar  Allah tidak sama dengan  Allah.    Semulia-mulia manusia, ia tetap bukan Allah hanya gambar-Nya saja, yang ternyata hanya berasal dari debu tanah dan  akan kembali  kepada  debu  (Kej.  3:7).    

   Manusia merupakan makhluk yang mulia dan Allah memandang manusia sebagai makhluk yang sangat berharga.  Allah menciptakan manusia dengan sangat sempurna melebihi ciptaan pada mulanya.  Bahkan Allah menciptakan manusia seperti rupa dan gambaran Allah sendiri, ini menunjukan betapa Allah melihat manusia sebagai rancangan yang luar biasa dan istimewa sebab manusia yang penuh dengan kemuliaan Allah dan jatuh dalam dosa, tetap dikasihi oleh Allah dengan menyelamatkan dari dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus

Karena itu : Manusia adalah gambar Allah maka:

  1. Diberi kuasa  atas segala  makhluk  ciptaan  Allah  yang  di  bumi, sedangkan  Allah adalah  pemilik  kekuasaan  tertinggi  atas  segala  makhluk  karena  Dia  adalah  sang pencipta. Jadi pada hakekatnya manusia merupakan cerminan sifat dan karakter dari Allah.  Tujuan   penciptaan   manusia   berdasarkan  kejadian yaitu   manusia diciptakan  untuk  berhubungan  dengan  ciptaan  yang  lain  dan  juga  kepada  sesama  manusia dimana  Allah  menghendaki  manusia  beranakcucu  dan  bertambah  banyak  untuk memenuhi  bumi.  Manusia  yang  diciptakan  segambar  Allah  memiliki  tanggung jawab  untuk  menaklukkan  segala  ciptaan-Nya  sebagai  tanggung  jawab  atas  kedaulatan  Allah di muka bumi.   
  2. Manusia yang telah diperlengkapi oleh karakter dan   sifat-sifat Allah sendiri maka Ia akan bertanggung jawab penuh untuk memperkenalkan kuasa dan keagungan Tuhan agar kemuliaanNya  tetap untuk selamanya. Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak, itulah sebabnya manusia dapat berkreatif dan berkreasi dari hasil buah akal dan pikiran sehingga dapat memberi berkat bagi sesamanya. Secara moral: manusia diciptakan dalam kebenaran dan kepolosan yang sempurna, suatu refleksi dari kesucian Allah.   Hati nurani merupakan “kompas moral”  dari keadaan gambar Allah dalam kehidupan dan dari sanalah Roh Kudus menggerakkan hati dan pikiran kita kepada kebenaran sehingga kita bersukacita menaati Firman, berbuat baik dan setia memuliakan Allah. Secara social: manusia diciptakan untuk bersekutu dan mengasihi. Hal ini mencerminkan ketritunggalan Allah dalam kasihNya. Di taman Eden, relasi manusia yang terutama itu dengan  Allah, lalu dengan sesama, sebagai bukti, dengan menciptakan perempuan pertama, “tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej 2:18).
  3. Manusia adalah gambar atau surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang termasuk dunia ini, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Berarti melalui kehidupan kita, nilai-nilai kebenaran, kejujuran, etika moral dan terang Firman semakin nyata dan dapat memperlihatkan kerajaan Allah kepada dunia ini. Sehingga orang percaya dapat dikatakan sebagai cahaya dan terang Allah ditengah-tengah dunia ini.