Renungan Khotbah, Minggu 04 Oktober 2020

Perbuatlah Yang Berkenan Bagi Tuhan

Yohanes 8: 1- 11

8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.
8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”
8:11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Maz. 51: 7: Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku di kandung ibuku. Artinya kita semua adalah orang-orang berdosa. Tetapi terkadang kita tidak menyadari akan hal ini, sehingga terkesan dalam tindakan, perbuatan dan perkataan kita sering menghakimi tanpa mengasihi. Begitu mudahnya kita menuduh dan menghakimi sesama. Kita tidak sadar bahwa dengan berbuat demikian kita tidak mencerminkan Injil Kristus dan dengan perlahan-lahan tapi pasti kasih yang di berikan Kristus itu mulai pudar dan terkikis dari kehidupan kita. Siapakah kita terhadap masalah yang menimpa sesama kita, sehingga dengan berani dan langsung menuduh dan menghakiminya?

Ahli Torat dan orang Farisi adalah orang-orang yang merasa dirinya paling benar, suci, saleh, hidup yang paling baik dan merasa tidak berdosa. Mereka gencar dan bertekun melakukan banyak hal hanya untuk mempertahankan kedudukannya, termasuk mencari-cari kesalahan untuk menjebak Yesus. Tujuannya hanya untuk menjatuhkannya sebab kehadiran Yesus membuat mereka tidak nyaman, dan kedudukan mereka sebagai\ pemimpin sangat terganggu. Sikap hidup inilah yang membuat mereka dengan mudah menghakimi orang lain. Sebab itu Ketika mereka menangkap seorang perempuan yang berjinah, bagi mereka hanya ada satu pilihan yakni melemparinya dengan batu hingga mati. Begitu kejam dan bengis tindakan ahli Taurat dan oranag Farisi itu, sebab jika benar perempuan itu berzinah; pertanyaannya mengapa perempuan itu saja yang di bawa? Bukankah laki-laki itu juga layak di lempari dengan batu? Apakah Yesus mengatakan sesuai hukum Musa perempuan ini layak di rajam dengan batu? Atau apakah Yesus melepaskan saja perempuan itu tanpa tindakan apapun? Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Mendengar perkataan Yesus itu mereka diam, terkejut, terpaku dan tidak ada seorang pun yang berani melempar bahkan satu persatu mereka pulang hingga tinggal Yesus sendiri dengan perempuan itu. Yesus berkata :Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Tidak dapat di bayangkan sukacita besar yang dialami perempuan itu. Benar-benar ia telah terlepas dari maut yang mengancam hidupnya. Sungguh ia tidak menyangka itu akan terjadi dan dialaminya. Tadinya dia hanya membayangkan batu-batu yang di lempar menimpa tubuhnya.

Pergilah dan jangan lagi berbuat dosa dan itulah Injil atau kabar baik. Sebenarnya kita tidak berbeda dari perempuan itu, kita layak di rajam dengan batu; kita layak mati karena dosadosa kita. Tetapi batu-batu itu telah mengenai dan menimpa Yesus dan Ia telah menanggung hukuman itu ganti kita Sekarang kita boleh pergi, dan jangan berbuat dosa lagi Bukan nanti atau tunggu besok lusa, tetapi mulai dari sekarang yakni sejak engkau di panggil dan di selamatkan. Jangan tunda dan sebelum terlambat, sebelum pintu di kunci dan sebelum Yesus mengatakan; Aku tidak mengenal kamu. Bertobatlah.
Renungan: Pengampunan merupakan bagian dari kasih Tuhan, dan kasih seperti inilah yang patut kita realisasikan hidup sebagai orang percaya. Dalam hubungan kita dengan sesama, hendaknya kasih yang kita miliki bukan kasih yang membeda-bedakan rupa, status sosial, dan latar belakang kehidupan seseorang. Lirik Lagu: Kau bukan Tuhan yang melihat rupa, Kau bukan Tuhan yang memandang harta. Saling mengasihilah.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 04 Oktober 2020