Renungan Khotbah, Minggu 28 Juni 2020

“Hargailah Kepintaran”

Amsal 4: 1 – 9

Nasihat untuk mencari hikmat
4:1 Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
4:2 karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.
4:3 Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
4:4 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: “Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.
4:5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
4:6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.
4:8 Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.
4:9 Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu.”

Hikmat adalah untuk orang yang mengerti nilainya dan karena itu mencarinya dengan tekun. Ams. 3:11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.Yesus Kristus adalah perwujudan unggul dari Hikmat Allah (I Kor. 1:30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Segala harta hikmat ada didalam Yesus Kristus (Kol. 2 : 2-3) supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.

Pengalaman Salomo atas didikan ayahnya Daut, inilah dasar pada saat Allah berfirman “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepada mu”. (2 Taw. 1: 7b) maka ia meminta seperti yang Allah kehendaki yaitu hikmad, pengertian, dan sebagai jawaban dari doanya Allah memberikan hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir”. Salomo telah belajar tentang jalan-jalan Allah dari ayahnya dan kini ia meneruskannya kepada anak-anaknya. Allah ingin agar kesalehan dan pengabdian sungguh-sungguh kepada jalan-jalan-Nya diajarkan terutama melalui pengajaran orang tua dan teladan di rumah. Sejak semula Alkitab telah mengajarkan kepada kita bahwa tanggung jawab itu ada pada orang tua Ul. 6:7: haruslah engkau mengajarkannya berulangulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”. Pertanyaan: berapa kalikah dalam sehari, seminggu bahkan sebulan kita membicarakan Firman Tuhan bersama anak-anak ditengah keluarga kita?. Jadi, bagaimanakah seharusnya hubungan orang tua dengan anak agar didikannya dapat diterima dengan baik ? Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose (Kol. 3 : 20-21) “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya”. Demikian juga untuk anak “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan”. Jadi, yang terutama bertanggung jawab dalam memberikan didikan Alkitabiah kepada anak-anak adalah keluarga, bukan gereja atau sekolah minggu ataupun sekolah formal. Lembaga-lembaga tersebut hanya membantu didikan orang tua.

Sebagai orang tua keluarga adalah orang yang paling utama yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan dan mengajarkan hikmat Allah kepada anak-anak dengan mengajarkannya berulang-ulang dan terus menerus. Untuk dapat mengajarkan dengan benar, terlebih dahulu orang tua harus memperoleh hikmat dan pengertian melalui pendidikan yang memalingkan kita dari kejahatan menuju pengenalan yang benar akan Allah dan pengabdian yang secara tekun mencarinya karena kita mengetahui nilainya.
Renungan: Seperti benih yang disiram, dipupuk dengan baik, anak-anak akan bertumbuh jadi pohon yang subur, dan berbuah lebat dan akhirnya mereka menjadi saksi-saksi kebenaran. Selamat menjadi orang tua berhikmad dan menjadi anak yang bijaksana.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 28 Juni 2020