Khotbah Minggu 15 Desember 2019

Berjaga-Jagalah Supaya Tidak Sesat

Matius 24:3-8

24:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” 24:4 Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! 24:5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. 24:6 Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. 24:7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. 24:8 Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.

Seorang ayah menjemput anaknya di gereja. Saat memasuki tempat parkir, ia melihat anaknya  yang sedang  asik bermain di dekat pintu keluar. Si ayah memutuskan untuk melihat seberapa lama anak akan mencarinya. Setelah dua puluh menit, barulah si ayah membunyikan klakson. Ayah dari mana saja?” tanya si anak ketika masuk ke mobil. “Ayah sudah duduk di sini sejak 20 menit lalu,” jawabnya, membuat anaknya terkejut mendengarnya. Menurut Anda, apakah kita seperti si anak yang keasyikan itu tatkala Yesus datang kembali bagi kita? Kedatangan-Nya pasti akan terjadi. Namun, apakah kita akan sedemikian tenggelam dalam kesibukan, sehingga kita tidak lagi mencari dan bersiap-siap menyambut kehadiran-Nya? Atau, adakah kita senantiasa berjaga-jaga, antusias menunggu kedatangan-Nya? Menanti kedatangan Tuhan bukanlah suatu ketakutan, tetapi merupakan persiapan-persiapan hidup kita  untuk melakukan yang baik, yang memberkati orang lain, dan berkenan dihadapan Tuhan.

Firman Tuhan hari ini mengajar kita tentang 4 hal mengenai berjaga-jaga:

  1. Berjaga-jaga dengan bangun tidur. Jangan hidup dalam kegelapan dosa dengan melawan perintah-perintah Tuhan. Sebagai anak Tuhan jika kita bermain-main dengan dosa, akan ada celah dan kuasa jahat bisa menjadikan kita jadi sarang kejahatan. Ingat kita akan masuk dalam peperangan rohani yang dahsyat. Namun,  hidup bersama Tuhan Yesus senantiasa memperlengkapi diri dengan senjata-senjata terang.
  2. Sungguh-sungguh mempersiapkan hidup. Setiap anak Tuhan harus sungguh-sungguh hidup tanpa cacat cela dalam roh, jiwa, dan tubuh. Kita tidak bisa mengatakan sungguh-sungguh beriman namun hidup tak karuan, kedagingan diumbar. Lihat lima perempuan yang bijaksana ketika menanti kedatangan pengantin, lampunya tetap menyala.
  3. Berjaga-jaga terhadap masalah materi. Saudara pasti diberkati karena itu adalah janji Tuhan! Tapi bagaimana sikap hati kita meresponi, apakah kita jadikan benih dan kita tabur kembali untuk menuai jiwa-jiwa yang belum menerima kemulian Allah? Yesus mati di kayu salib, itu hanya untuk menebus jiwa-jiwa manusia supaya hidup dalam kekekalan. Jangan berhenti terus wartakan kabar kebenaran.
  4. Waspada terhadap ajaran-ajaran sesat. Harus selalu hati-hati sebab semakin banyak ajaran yang kelihatannya benar, tetapi tidak sesuai lagi dengan Firman Tuhan. Kalau saja kita ikut dalam ibadah-ibadah, pelatihan, seminar, atau kegiatan lain, hendaknya segala sesuatu selalu diuji dengan Firman Tuhan sebab banyak pengajaran tetapi selalu mengandalkan pikiran dan kekuatan manusi saja. Yeremia 17:5 berkata terkutuk orang yang mengandalkan manusia.

Menanti kedatangan Tuhan adalah suatu persiapan-persiapan hidup kita, dimana setiap orang yang percaya harus mempergunakan seluruh waktunya untuk berbuat sesuatu yang baik di hadapan Tuhan. Apakah kita akan menjadi terang dan teladan dalam dunia ini selama kita hidup? Renungan: Sebagai orang yang percaya harus memiliki komitmen hidup menjadi terang dan teladan dalam dunia ini. Sebagai orang yang percaya harus memiliki komitmen dalam mempergunakan waktu yang ada dengan baik, yang berkenan dihadapan Tuhan. Ingat baik-baik, bahwa hari-hari ini kita sedang berada di akhir zaman. Biarlah dalam segala hal hidup kita berkelimpahan dalam kebajikan. (MG)