Khotbah Minggu 17 November 2019

“Keluarga yang Percaya Hidup dalam Sukacita 

Kisah Para Rasul 16:25-34

16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 16:27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 16:28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” 16:29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” 16:31 Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” 16:32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 16:33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. 16:34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.


Mello pernah menuliskan kisah ikan pencari laut. Ikan kecil bertanya kepada induknya, dimanakah aku bisa menemukan laut bu? Kata ibunya: laut adalah tempat kamu saat ini berada. Anaknya heran dan berkata: hah… ini kan air bu, yang kucari adalah laut! (anaknya pergi dengan kecewa). Damai sejahtera, berkat, dan kekayaan sering dicari kemana-mana sampai ke ujung bumi, padahal sangat dekat yaitu hidup dalam Tuhan dengan hati yang penuh syukur. Kekayaan dan kehormatan bukanlah segala-galanya, tetapi hal yang utama adalah hidup dengan takut akan Tuhan, sebab hidup dalam kemurahan hati,  kekayaan dan kehormatan akan terjadi dalam keluarga atau rumah tangga kita. Dengan demikian keluarga yang diberkati dan menjadi berkat bukan sekedar impian tetapi akan menjadi kenyataan bila hidup kita ada dalam Tuhan dan Tuhan ada dalam hidup kita.

Dalam renungan ini dikisahkan Paulus dan Silas dipenjarakan di Filipi karena mereka memberitakan Injil,  kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat. Namun pada tengah malam di dalam penjara dalam keadaan fisik yang luka dan sakit akibat didera berkali-kali, mereka masih tetap berdoa dan menyanyikan puji-pujian bagi Allah sehingga Tuhan menyatakan kuasa-Nya dengan terjadinya gempa bumi yang olehnya sendi-sendi penjara goyah, semua pintu terbuka. Doa dan nyanyian yang dilakukan Paulus dan Silas di dalam penjara merupakan ibadah pribadi mereka kepada Tuhan, sekaligus misi kepada para hukuman lain yang mendengarkan nyanyian pujian. Melihat kejadian ini, kepala penjara berniat hendak membunuh dirinya karena disangkanya semua  para tahanan telah melarikan diri, sebab jika hal itu terjadi maka nyawanya menjadi taruhannya, yaitu mati. Justru momen ini dimanfaatkan Paulus dan Silas untuk memberitakan firman Tuhan kepada sang kepala penjara. Saat itu juga kepala penjara dan keluarganya percaya dan dibaptis. Kesaksian dan pujian yang dilakukan Paulus dan Silas bukanlah untuk menghibur diri atau pamer kehebatan diri, tetapi mereka tetap menyaksikan  kuasa kebangkitan Kristus harus tetap diberitakan. Kuasa Allah telah melepaskan kuk perhambaan dosa dalam hidup manusia, dengan demikian orang yang menerima Injil akan hidup dengan sukacita. Kepala penjara berkata: tuan-tuan, apakah yang harus aku lakukan supaya aku selamat?. Mereka menjawab: percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, maka engkau dan seisi rumahmu akan selamat.

Di tengah situasi dan kondisi kehidupan dengan kompleksitas terhadap masalah yang dialami setiap orang percaya harus mampu mempertaruhkan iman, kasih, dan pengharapannya kepada Tuhan. Sebab hanya orang yang memiliki pendirian yang teguhlah yang akan keluar sebagai emas murni.  “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu-yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. (1 Pet 1:7) . Kita telah tahu banyak tentang Firman Tuhan, setiap minggu pergi ke Gereja. Renungan: sudahkah kita membangun dan melayani keluarga kita? Jangan-jangan selama ini kita hanya terfokus pada pelayanan di luar dan melupakan orang-orang dekat yang telah mengasihi kita? Marilah kita membangun keluarga dengan kuat, kita akan keluar untuk bersaksi.

Pdt, Maslon Ginting