Khotbah Minggu 3 November 2019

Jemaat yang Diperbaharui Oleh Tuhan

Kolose 3:5-11

 Manusia baru

3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. 3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. 3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; 3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Dalam Pertumbuhan Gereja ada dua arah yang harus kita harapkan dapat tercapai, yaitu pertumbuhan secara kualitas dan juga secara kuantitas. Apabila gereja hanya mementingkan pertumbuhan secara kualitas tanpa  kuantitas bagaimana kita menggenapkan Firman Tuhan agar kita bisa menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi, tetapi apabila kita hanya mementingkan pertumbuhan secara kuantitas tanpa memperhatikan kualitas gereja akan menjadi gereja yang duniawi, yang tidak mungkin akan memimpin umat di dalamnya sampai pada keselamatan di Surga  sehingga pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salibpun akan menjadi sia-sia. Oleh karena itulah, peran hamba Tuhan dan jemaat  harus membangun kesatuan hati, mengejar kepenuhan Roh Kudus, dan tekun dalam berdoa agar kuasa  dan mujizat Tuhan dinyatakan di tengah- tengah gereja-Nya, serta peka terhadap panggilan Tuhan dan bersedia dibentuk  menjadi laskar yang kuat untuk membangun Kerajaan Allah di bumi seperti di Surga.

Jemaat Kolose yang baru saja menggabungkan diri dalam persekutuan Kristus, tentu masih segar di dalam ingatannya, bahwa mereka dahulu turut melakukan perbuatan yang kotor dan menajiskan. Tetapi, Allah telah menebus mereka dari manusia duniawi menjadi manusia rohani. Puncak dari terciptanya manusia baru adalah apabila seluruh anggota diikat dalam kesatuan Kristus, dan tidak ada lagi perbedaan, tetapi semua telah terhisab menjadi manusia baru, yang kedudukannya sama di hadapan Tuhan. Allah menghendaki hidup orang percaya tidak lagi dicampuri oleh hal-hal yang jahat dan kotor. Itulah sebabnya dikatakan: bunuhlah dan matikanlah sifat-sifat dosa yang mendatangkan kematian: kenajisan, keserakahan, percabulan, dan hawa nafsu dalam dirimu. Jelaslah bahwa melalui kematian Kristus merupakan suatu peristiwa penting sebagai jalan satu-satunya penebusan atas dosa-dosa kita, yang telah disucikan dengan darah-Nya. Pilihan mengikut Kristus berarti kesediaan hati secara utuh untuk menanggalkan manusia lama serta kelakuan buruk yang harus dilatih secara terus-menerus dalam iman. Bersama dengan Kristus, Allah akan terus membaharui manusia sehingga menjadi ciptaan baru. Manusia yang dibaharui hidup dengan menerima Kristus akan menjadi satu dalam kematian-Nya dan satu dalam kebangkitan-Nya. Jadi, hidup dalam Kristus tidak lagi mengenal kompromi dengan dosa, tidak lagi hanya memikirkan dunia, namun mengarah pada kehidupan rohani yang dapat  memberikan kepuasan, kenikmatan, sukacita dan kedamaian hidup.

Oleh sebab itu, bila ingin bertumbuh wajiblah bagi kita tinggal dalam Kristus dan firman-Nya,  jemaat akan memiliki rata-rata prestasi yang tinggi dan pasti akan maju dan berkembang. Membangun jemaat tidak hanya sekedar menambah batu atau membuat tumpukan batu, tetapi batu-batu itu seharusnya dibangun menjadi satu bangunan yang kuat, permanen dan indah. Demikian jugalah sebuah perjalanan dan perkembangan gereja bahwa masing-masing anggota mempunyai fungsi dalam bangunan tubuh gereja sehingga tubuh itu menjadi sehat dan berguna. Renungan:  apakah aku sudah menjadi bagian dalam bangunan tubuh Kristus yang telah memberi buah terhadap pelayanan?

(Pdt. Maslon Ginting).

 

Link bahan pengkhotbah (Pdt. Rasmidi Sembiring)