Khotbah minggu 8 Juli 2018

“Pakailah Potensi Dirimu dengan Baik”

Amsal 31:10-31

Puji-pujian untuk isteri yang cakap

31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.

31:11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.

31:12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.

31:13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.

31:14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.

31:15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.

31:16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.

31:17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.

31:18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.

31:19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.

31:20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. 31:21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.

31:22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. 31:23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.

31:24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.

31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.

31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.

31:27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.

31:28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: 31:29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.

31:30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.

31:31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

 

Kebaikan hati tidak dapat diukur dari banyaknya pemberian kita, tetapi dari ketulusan hati yang mengiringinya. Disini kita melihat bahwa kekayaan akan kasih karunia Allah atas hidup setiap orang percaya telah memperlengkapi dirinya untuk berkarya bagi dunia ini. Kemampuan dan potensi diri harus tetap diasah secara terus menerus sehingga denga adanya tantangan yang dihadapi, kita bukannya menjadi lemah tetapi semakin menjadi up to date.

Dari kitab Amsal ini, sungguh-sungguh ingin menunjukkan dengan jelas bagaimana seharusnya seorang perempuan yang takut akan Tuhan, hidup dengan benar. Hal ini benar-benar mau bersaksi bahwa, janganlah hidup seperti banyak perempuan sundal (perempuan liar) yang walaupun pada tahap awal-awal perbuatannya manis, enak, tetapi pada akhirnya berakhir dalam penderitaan dan kepahitan hidup. Oleh karena itu, kehidupan seorang perempuan apalagi dalam rumah tangga haruslah didasari atas  hubungan yang benar dengan Tuhan. Bila demikian maka hidupnya akan sama dengan orang-orang berhikmat sehingga suaminya mempercayainya seperti seorang bijak bergantung kepada hikmat (ayat 10-11,23). Bersukacita dalam membantu pekerjaan suaminya di tengah-tengah keluarga,   mempersiapkan masa depan anak-anaknya, ikut menciptakan kerjasama dengan orang lain serta rajin menabung(ayat13-16). Tetap membina hubungan baik bersama Tuhan, sehingga mampu menunjukkan perbuatan-perbuatan baik dan senantiasa bersiap  menghadapi berbagai keadaan yang terjadi (ayat 17-19).  Mampu menunjukkan sikap hidup yang peduli terhadap orang lain karena ia tau bahwa hidupnya harus berguna dan mampu menjadi saluran berkat. Haruslah hati-hati sebab banyak sekali terjadi bahwa dengan kehadiran seorang perempuan jalang justru  banyak merusak rumah tangga orang lain. Istri yang setia, harus tetap mampu menjaga kehormatan diri dan rumah tangganya di tengah-tengah masyarakat, termasuk terhadap tua-tua Israel, dengan demikian suaminya pun menjadi seorang yang terhormat. (ayat 20-24). Mampu menjaga penampilan dengan terhormat, menunjukkan perilaku hidupnya dengan baik, serta tetap bertanggung jawab terhadap pembangunan iman dan pertumbuhan jasmani anak-anaknya.(ayat 25-28). Sehingga kasih sayang sorang ibu menjadi kebahagian yang dirindukan oleh seluruh keluarganya. Dengan keadaan seperti itu maka banyaklah suami-suami berkata kepada istrinya: banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kamu melebihi dari mereka semuanya. Mengapa? Karena hidup menjadi seorang istri yang berhikmat adalah  hidup dengan mengandalkan Firman Tuhan, dengan demikian akan melebihi kecantikan manapun sebab dia cantik bukanlah karena kecantikan, tetapi cantik tanpa kecantikan (ayat 28-31).

Marilah kita belajar mempercantik hidup kita dengan melahirkan berbagai potensi-potensi diri yang telah dianugerahkan Tuhan sehingga mampu memberi cinta kasih dalam pembentukan karakter sehingga mampu meningkatan ekonomi jemaat Tuhan.

 

Pdt. Maslon Ginting