Khotbah Minggu 22 April 2018

Kam Enggo Terkelin, Ersuraklah!”

(Yeremia 31:7-14)

Bersorak-sorailah dan bersukarialah! Mengapa? Allah telah menyelamatkan umat-Nya (ay. 7). Maksudnya? Allah akan membawa bangsa Yehuda yang berada di pembuangan Babel kembali ke tanah perjanjian. Berulang kali Yeremia memberitakan janji pemulihan (Yer. 24:6; 29:10-14; 32:37). Bahkan secara spesifik Allah menyebut jangka waktu pembuangan di Babel selama 70 tahun.

Bagaimana Allah menyelamatkan umat-Nya? Allah melakukannya seperti seorang Bapa (ay. 9). Artinya? Allah sebagai Bapa memperhatikan secara khusus mereka yang buta, lumpuh, perempuan hamil (ay. 8). Umat yang lemah diperhatikan Allah. Mereka tidak disisihkan dalam karya perbuatan Allah. Akan tetapi Allah memberi perhatian khusus kepada umat yang lemah. Tidak hanya itu. Allah sebagai Bapa juga memberi perhatikan kepada seluruh umat. Umat mendapat penghiburan bukan tangisan. Allah akan membimbing mereka semua di jalan rata dan cukup air minum dalam perjalanan kembali ke tanah perjanjian (ay. 9). Bapa akan memberi semua yang mereka perlukan selama berjalan kembali ke Yerusalem. Tidak hanya itu. Sebagai bangsa, mereka akan dipulihkan kehormatannya di antara bangsa-bangsa. Mereka bukan lagi sebagai bangsa buangan, diperbudak bangsa lain. Bangsa Yehuda dipulihkan menjadi pemimpin bangsa-bangsa (ay. 7). Dari Yehuda mengalir berkat kepada semua bangsa. Bangsa-bangsa akan mendengar kesaksian perbuatan penyelamatan Allah (ay. 10). Mereka bersaksi: ”Allah menghukum umat ke Babel. Allah jugalah yang membebaskan umat dari perbudakan Babel (ay. 11)”.

Allah tidak hanya menjadi Bapa bagi Yehuda, tetapi juga menjadi Gembala (ay. 10). Seperti halnya gembala yang menjaga kawanan domba dari serangan binatang buas, demikianlah Allah menjaga bangsa Yehuda.

Allah adalah Bapa dan Gembala. Bangsa Yehuda mendapat kembali tanah perjanjian. Kebun anggur yang ditanami kembali (ay. 5, 12) akan menyukakan hati umat. Kutuk, yang dinyatakan dalam Ulangan 28:15-68 karena melanggar ketetapan dan hukum Allah, dihapus dan diganti dengan berkat gandum, anggur, minyak, kambing, domba, lembu sapi. Tidak hanya berkat materi, umat juga diberi berkat rohani. Hidup rohani umat digambarkan seperti taman yang diairi baik-baik. Bahasa gambaran ’taman yang diairi’ menunjuk kepada pembaruan rohani. Yesaya menulis ’TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan’ (58:11). Berkat-berkat materi dan rohani menjadi bagian hidup umat yang dipulihkan Allah.

Ibadah juga dipulihkan (ay. 14). Imam kembali berfungsi sebagai pemimpin ibadah dan pengajar Taurat. Kelimpahan berkat yang dinikmati imam-imam menunjuk kepada korban-korban persembahan umat. Menurut Imamat 7:31-36, imam mendapat bagian dari korban yang dipersembahkan umat.

Hidup manusia yang dipulihkan Allah adalah hidup ditandai berkat-berkat rohani dan jasmani, berduka tetapi dihiburkan. Manusia yang menjadikan Allah sebagai Bapa dan Gembalanya adalah manusia yang kenyang dengan kebajikan Allah. Bersoraklah dan bersukarialah! Itu saja responsmu.

 

Pdt. Armand Barus