Bahan Sermon PJJ 6-12 April 2025

Nggeluh tama pujin man kemuliaan Dibata (Epesus 1:7-12)

Paulus adalah penulis surat Efesus. Surat ini dialamatkan kepada orang-orang kudus yang percaya kepada Yesus Kristus di Efesus (lih. Ef. 1:1).


Penekanan isi surat ini adalah pada karya Allah dalam Kristus bagi manusia berdosa dan gaya hidup orang percaya di dalam Kristus.

Penekanan tersebut diungkapkan dalam istilah: εν Xριστος (dalam Kristus). Kalau kita perhatikan, istilah tersebut, berulang kali disebutkan Paulus dalam Efesus 1 (Dalam teks PJJ sebanyak 3 kali disebutkan: ay. 9; ay. 10; ay. 11).

Berdasarkan bahan PJJ kita, konsep “di dalam Kristus” menjadi penƟng karena dihubungkan Paulus dengan berbagai hal yang menyangkut eksistensi orang percaya, yaitu sebagai berikut:

1. Penebusan yang dikerjakan Kristus (paskah)
“Di dalam Dia” kita memperoleh penebusan, yaitu pengampunan dosa (ay. 7). Penebusan tersebut adalah kekayaan kasih karunia-Nya yang dilimpahkan-Nya kepada kita, dalam segala hikmat dan pengertian (ay. 8). Menurut Paulus, inilah rahasia kehendak-Nya kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya “dalam Kristus” (ay .9).

2. Penyatuan segala ciptaan
Sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan “di dalam” Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi (ay. 10). Ini berarti, karya Kristus berlaku bagi seluruh ciptaan dan bukan hanya kepada manusia. Ia sebagai Kepala dari
segala sesuatu sekaligus Yang merengkuh segala sesuatu (ciptaan) sehingga ciptaan juga turut berada di dalam-Nya.

3. Pemilihan Allah
“Di dalam Dia” kita mendapat bagian yang dijanjikanNya (ay. 11). Kita yang dari semula di ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.

Sementara itu, kalau merujuk kepada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata “di dalam”, memiliki arti, seperti: jauh dari permukaan; sampai ke lubuk hati; bagian yang dalam; bukan bagian luar; yang tidak tampak dari luar.

Berdasarkan definisi teologis dari ungkapan “di dalam (Kristus)” dan KBBI, “di dalam (Kristus)”, dapat diartikan bahwa seseorang yang berada “di dalam (Kristus)” ia berada dalam kesatuan yang mendalam dengan Kristus, ia mengalami pembaharuan, dan ini Ɵdak hanya
tampak secara lahiriah atau permukaan saja, tetapi menjadi idenƟtas Rohani atau spiritual.

Oleh karena itu, keƟka kita berbicara bagaimana seseorang yang “di dalam Kristus” itu berarƟ pikiran, sifat, karakter, hati, dan tindakannya turut terhisap masuk dan menyatu bersama Kristus (bdk. Flp. 2:5 “…….menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus”).

Dengan demikian, seseorang yang hidup dan berada “di dalam Kristus”, sudah pasti segenap hidupnya menjadi pujian dan kemuliaan bagi Allah (ay. 12). Sebab, “dia memiliki kesatuan yang mendalam dengan Kristus (hati & pikiran serupa dengan Kristus= berpihak kepada yang
lemah dan tertindas; berpihak kepada yang tersakiti, berpihak kepada orang-orang yang termarginalkan/terpinggirkan; berpihak kepada yang luka); dan dia mengalami pembaharuan hidup sebagai orang yang telah ditebus. Bandingkan dengan Yohanes 15:1-16 mengenai perumpamaan pokok anggur yang benar.

Apa sebabnya masih banyak orang Kristen yang lahir dalam keluarga Kristen (tahu Firman Tuhan) bahkan rajin mengikuti ibadah dan kegiatan rohani juga ambil bagian dalam pelayanan di gereja (Pendeta, Penatua, & Diaken), tetapi kehidupan rohaninya tidak terbentuk secara benar dan sering berada pada krisis moral (artinya belum menjadi pujian dan kemuliaan bagi Allah)? Mari kita renungkan bersama jawaban dari pertanyaan ini. Lalu kita bagikan kepada jemaat.

Tema PJJ mendorong jemaat GBKP agar hidupnya menjadi pujian dan kemuliaan bagi Allah. Ini adalah gambaran seseorang yang berada “di dalam Kristus”, yaitu dia yang telah di tebus,
dipersatukan dengan-Nya, dan dipilih-Nya.

(Pdt. Aloisius Sinuraya)