Bahan Sermon PJJ 9-15 Februari 2025

Bahan PJJ 9-15 Februari 2025

Kejadian 28:16-22

Tema : Memberikan Sepersepuluh dari Pemberian Tuhan

Kejadian 28:16-22 merupakan bagian dari kisah perjalanan Yakub, khususnya saat ia mengalami perjumpaan rohani yang signifikan di Betel. Bagian ini mengikuti kepergian Yakub dari Bersyeba, saat ia melakukan perjalanan menuju Haran, meninggalkan keluarganya karena kemarahan saudaranya, Esau, setelah Yakub dengan curang menerima berkat dari ayah mereka, Ishak (Kejadian 27). Saat dalam perjalanan ini, Yakub mendapat mimpi mendalam yang mengubah hidup dan imannya.

Berikut latar belakang dan penjelasan Kejadian 28:16-22:

Konteks:

Yakub melarikan diri dari saudaranya Esau, yang marah padanya karena telah merampas hak kesulungan dan berkatnya. Ibu Yakub, Ribka, telah membantunya menipu Ishak (ayahnya) agar memberikan Yakub berkat yang diperuntukkan bagi Esau. Untuk melindungi Yakub, Ribka mengirimnya ke rumah kakaknya Laban di Haran, di mana dia bisa mencari istri dan tinggal sampai kemarahan Esau mereda.

Saat Yakub melakukan perjalanan, dia berhenti untuk beristirahat di suatu tempat (yang kemudian disebut Betel), dan di sana, dia mendapat penglihatan yang luar biasa. Ini adalah momen ketika Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Yakub dengan cara yang penuh kuasa, membuat perjanjian dengannya serupa dengan perjanjian yang dibuat dengan kakeknya Abraham dan ayahnya Ishak.

Kejadian 28:16-22 – Mimpi dan Sumpah Yakub:

  • Ayat 16: Setelah terbangun dari mimpinya, Yakub diliputi oleh pengalaman tersebut dan menyadari bahwa tempat tidurnya adalah tempat suci. Ia menyatakan, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak menyadarinya!” Hal ini menandai awal dari pengakuan pribadi Yakub akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Hingga saat ini, Yakub masih hidup dalam bayang-bayang iman keluarganya, namun perjumpaan ini menjadi awal dari hubungannya dengan Tuhan.
  • Ayat 17: Yakub sangat kagum dan berkata, “Betapa dahsyatnya tempat ini! Ini tidak lain adalah rumah Tuhan; inilah pintu gerbang surga.” Yakub menyebut tempat itu sebagai “rumah Tuhan” dan “pintu gerbang surga,” yang menandakan bahwa itu adalah tempat suci di mana yang ilahi dapat diakses. Mimpi itu menunjukkan kepadanya sebuah tangga (atau tangga) yang membentang dari bumi ke surga, dengan para malaikat naik dan turun di atasnya, melambangkan hubungan antara langit dan bumi dan kehadiran aktif Tuhan di dunia.
  • Ayat 18: Yakub bangun pagi-pagi keesokan harinya, mengambil batu yang tadinya digunakannya sebagai bantal, lalu mendirikannya menjadi tiang, lalu mengolesnya dengan minyak. Tindakan ini menandakan dia menandai tempat itu sebagai tempat suci. Ini juga merupakan isyarat pengudusan secara simbolis—mendedikasikan tempat ini kepada Tuhan dan membuat komitmen pribadi untuk mengingat perjumpaan ilahi ini.
  • Ayat 19: Yakub menamai tempat itu Betel, yang berarti “Rumah Tuhan”, untuk menghormati penglihatan yang didapatnya. Yakub menandakan bahwa sekarang tempat itu adalah tempat khusus wahyu Tuhan.
  • Ayat 20-21: Yakub bersumpah kepada Tuhan sebagai jawaban atas mimpi dan janji yang diberikan Tuhan kepadanya. Dalam ayat-ayat ini, Yakub berjanji bahwa jika Tuhan menyertainya, melindunginya, menafkahinya, dan membawanya kembali ke rumah ayahnya dengan damai, maka Tuhan akan menjadi Tuhannya. Yakub juga berjanji bahwa ia akan mendirikan sebuah tiang dan memberikan sepersepuluh (persepuluhan) dari semua yang diterimanya kepada Tuhan. Sumpah ini menandakan semakin dalamnya iman dan kepercayaan Yakub terhadap penyediaan dan perlindungan Tuhan.
  • Ayat 22: Persepuluhan (sepersepuluh) melambangkan persembahan kepada Tuhan, mengakui bahwa segala sesuatu yang dimiliki Yakub adalah pemberian Tuhan. Ini adalah pernyataan niat Yakub untuk menghormati Tuhan dan mengakui kedaulatan-Nya dalam hidupnya. Sumpah ini juga merupakan janji bahwa ia akan setia kepada Tuhan sebagai imbalan atas kesetiaan-Nya kepadanya.

 Kesimpulan:

 Kejadian 28:16-22 menggambarkan awal mula perjalanan iman Yakub. Ia mengalami sebuah perjumpaan yang mengubah hidup dengan Tuhan di Betel. Pengalaman ini menggambarkan pentingnya mengenal Tuhan secara pribadi dan bagaimana seseorang merespons kasih dan janji Tuhan dengan iman dan ketaatan. Yakub tidak hanya mendapat janji besar dari Tuhan, tetapi juga membuat komitmen untuk hidup setia kepada-Nya. Yakub berubah dari sekedar penerima manfaat dari iman keluarganya menjadi peserta aktif dalam perjanjian Tuhan. Ini menunjukkan kesetiaan Allah terhadap janji-janji-Nya, kehadiran-Nya di dunia, dan respons Yakub dalam beribadah, percaya, dan berkomitmen. Momen di Betel ini akan membentuk sisa hidup Yakub, Dia Ini adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup Yakub dia juga merespons dengan memberi persepuluhan (sepersepuluh) melambangkan persembahan kepada Tuhan, mengakui bahwa segala sesuatu yang dimiliki Yakub adalah pemberian Tuhan. Ini adalah pernyataan niat Yakub untuk menghormati Tuhan dan mengakui kedaulatan-Nya dalam hidupnya, serta bagaimana dia bisa merespons kasih-Nya dengan komitmen dan persembahan hidup yang tulus.

Persepuluhan dalam Perjanjian Lama merujuk pada kewajiban orang Israel untuk memberikan sepuluh persen dari hasil pendapatan atau hasil pertanian mereka kepada Tuhan. Ini adalah salah satu cara untuk menghormati Tuhan dan mendukung pelayanan di Bait Suci, termasuk untuk para imam dan orang-orang Lewi yang tidak memiliki warisan tanah seperti suku lainnya.

Beberapa makna penting dari persepuluhan dalam Perjanjian Lama antara lain:

  1. Mengakui Tuhan sebagai Pemilik Segala Sesuatu: Dengan memberikan sepuluh persen dari hasil bumi, orang Israel mengakui bahwa segala sesuatu yang mereka miliki datang dari Tuhan dan mereka harus memberikannya kembali sebagai bentuk penghormatan dan syukur.
  2. Mendukung Pelayanan Keagamaan: Persepuluhan juga digunakan untuk mendukung pelayanan di Bait Tuhan, seperti untuk membiayai pekerjaan para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas di dalam rumah Tuhan.
  3. Memberikan Keadilan Sosial: Sebagian dari persepuluhan juga digunakan untuk membantu orang miskin, anak yatim, dan janda, serta orang asing yang ada di tengah-tengah mereka. Ini menunjukkan bahwa persepuluhan tidak hanya untuk Tuhan tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat.
  4. Tanda Ketaatan: Memberikan persepuluhan merupakan tanda ketaatan umat kepada perintah Tuhan dan bagian dari hidup yang diberkati oleh Tuhan.

Persepuluhan ini adalah bagian dari hukum yang diberikan kepada bangsa Israel, yang berfungsi untuk mengatur hubungan mereka dengan Tuhan, sesama, dan kehidupan sosial mereka.

Karena itu didalam PB tidak ada pernyataan atau contoh tindakan mengenai persembahan persepuluhan itu. Persembahan didalam PB sifatnya lebih dalam, luas, dan rohani. Namun jiwanya tetap sama, yaitu: Untuk mengingatkan orang-orang percaya bahwa harta mereka seluruhnya adalah milik Tuhan, dan mereka hanya sebagai pengelolanya yang harus mengelolanya sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu:

  1. Sebagai alat bagi perluasan & pengelolaan Kerajaan Allah/penyebaran Injil dibumi,
  2. Sebagai alat kasih, yaitu untuk membantu mereka yang kekurangan.

Dalam Perjanjian Baru tidak ada perintah atau rekomendasi kepada orang Kristen supaya tunduk kepada sistem persepuluhan sebagai hukum tertulis. Paulus hanya mengajarkan bahwa orang-orang percaya sepatutnya menyisihkan sebagian dari penghasilan mereka untuk mendukung gereja (1 Korintus 16:1-2).

Perjanjian Baru tidak menentukan persentase penghasilan yang harus disisihkan tapi hanya mengatakan, “sesuai dengan apa yang kamu peroleh” (1 Korintus 16:2). Gereja Kristen sekarang mengambil angka 10% dari Perjanjian Lama dan menerapkannya sebagai “rekomendasi minimum” bagi orang Kristen ketika memberi persembahan.

Setiap orang Kristen perlu berdoa dengan sungguh-sungguh dan meminta hikmat dari Allah mengenai persembahannya, persepuluhan, dan berapa banyak yang harus dia berikan (Yakobus 1:5).

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7)

Demikianlah kita diarahkan dan didorong agar juga merasakan/respons kasih setia Tuhan dalam kehidupan dan berkomitmen memberikan Persembahan (Persepuluhan) kepada Tuhan melalui GerejaNya GBKP untuk keperluan perluasan injil Allah dan Tri Tugas Gereja (Marturia, Koinonia dan diakonia). Tuhan Yesus memberkati.