Terang datang!
Yohanes 1 : 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
Kemarin, hari Minggu Adven 1, gereja-gereja telah menyalakan lilin ungu simbol pengharapan. Setiap orang punya harapan dalam hidupnya. Orang sakit berharap cepat pulih dan sembuh. Orang lanjut usia berharap tetap sehat dan kuat. Pengangguran berharap mendapatkan pekerjaan. Pemuda atau pemudi lajang berharap segera mendapat jodoh, pasangan yang belum dapat momongan berharap segera dapat anak-anak, dan seterusnya, dan seterusnya. Bahkan anak-anakpun punya harapan dapat hadiah boneka atau mainan dan….dapat adik… baru. Pokoknya tidak ada orang yang tidak berharap. Petani mengharapkan hasil panen, pedagang mengharapkan untung, karyawan berharap naik pangkat, dan seterusnya. Apakah yang kita harapkan berkenan kepada Tuhan? Apakah Tuhan tidak peduli? Apakah Tuhan tidak mau menjawab? Atau mata kita tidak mampu melihat limpahan berkat Tuhan dalam kehidupan kita? Mungkinkah Tuhan menjawab pengharapan kita dengan cara yang lain?
Menurut Yohanes 1:9, Tuhan itu adalah terang, dan terang itu sedang datang ke dalam dunia. Kata terang, dalam Alkitab bermakna sesuatu yang baik dan benar. Bahasa Yunani “Fos” yang diterjemahkan dengan kata terang, bisa juga berarti cahaya. Cahaya berfungsi memampukan kita melihat. Tetapi mata perlu adaptasi, perlu penyesuaian.
Cahaya yang sedang datang menyilaukan mata sehingga manusia yang terbiasa dengan gelap justru tidak mampu melihat terang itu. Maka kita cenderung tetap menutup mata. Cahaya lilin Adven hendak membiasakan mata yang silau oleh cahaya terang dapat beradaptasi dengan cahaya terang itu. Itulah makna lilin pengharapan. Kita tidak bisa langsung melihat cahaya Tuhan yang sedang datang melepaskan kita dari kuasa gelap/dosa. Mata rohani kita perlu adaptasi melalui penyesalan, doa, renungan dan meditasi, supaya sedikit demi sedikit kita melihat betapa besarnya kasih Tuhan sedang bercahaya dalam kehidupan kita. Kita akan mampu melihat lebih jelas fokus Terang Tuhan, kalau kita juga bersedia membersihkan, mengucek selaput di mata rohani yang menghalangi kita melihat semua kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Pengharapan dan obsesi kita mungkin sedang dijawab Tuhan dengan cara-Nya sendiri. Kita tidak mampu melihatnya, karena mata rohani kita terhalang oleh macam-macam tuntutan pengharapan jasmani kita: egoisme, keinginan, ambisi, dan keangkuhan yang menyilaukan, mengaburkan dan menghalangi penglihatan kita. Mari fokuskan pengharapan kita pada pembaruan seantero hidup dari kuasa gelap, sehingga hidup mendapatkan terang dan cahaya Tuhan seutuhnya. Mari terus nyalakan lilin Adven dalam pergumulan dan pengharapan kita. Mari berserah seutuhnya pada terang Tuhan. Amin.