Renungan Kebaktian Minggu 12 Mei 2024

Erlebuh Man Dibata I Bas Pengarapen/
Meminta Kepada Tuhan Dengan Penuh Harapan
Masmur 61:1-9

1Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Dari Daud.
2Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah,
perhatikanlah doaku!
3Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu;
tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.
4Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku,
menara yang kuat terhadap musuh.
5Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya,
biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu!
Sela
6Sungguh, Engkau, ya Allah, telah mendengarkan nazarku,
telah memenuhi permintaan orang-orang yang takut akan nama-Mu.
7Tambahilah umur raja,
tahun-tahun hidupnya kiranya sampai turun-temurun;
8kiranya ia bersemayam di hadapan Allah selama-lamanya,
titahkanlah kasih setia dan kebenaran menjaga dia.
9Maka aku hendak memazmurkan nama-Mu untuk selamanya,
sedang aku membayar nazarku hari demi hari.

Minggu ini kita memasuki Minggu Exaudi. Exaudi berasal dari bahasa Latin, seperti yang tertulis dalam Mazmur 27:7 (Bhs. Latin: Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te), yang artinya: Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Tema sentral yang disuarakan pada Minggu Exaudi ini adalah doa permohonan atas pertolongan Allah. Sama seperti Daud yang menyerukan permohonannya agar Allah menolongnya dalam menghadapi pergumulan, demikianlah umat percaya hendaknya berseru memohon pertolongan Tuhan dalam menghadapi segala persoalan hidup dan pergumulan di dunia ini. Mazmur 61 karya Daud menggambarkan perlindungan dari Tuhan. Mungkin terkadang Daud merasa terpaku pada kebutuhan fisiknya, namun dia menyadari pentingnya perlindungan dari Tuhan. Dalam situasi yang tidak menentu, Daud mencari perlindungan dari Tuhan karena dia tahu bahwa tanpa itu mungkin dia akan hancur. Meskipun istana Daud megah dan kokoh, dia lebih memilih berlindung di kemah Tuhan. Meskipun kemah tersebut mungkin terlihat sederhana dan jauh lebih kecil dibandingkan istananya, namun kemah Tuhan memberikan rasa aman yang lebih besar. Meskipun kehidupan Daud penuh dengan masalah, namun dia tidak mengandalkan kekuatan manusia, melainkan mengandalkan Tuhan. Dalam usia yang sudah tua, meskipun badannya mungkin lemah, Daud tetap percaya bahwa kekuatan Tuhan adalah cukup untuk menjaganya. Pada ayat terakhir, Daud menyatakan tekadnya untuk menyanyikan pujian kepada Tuhan. Nyanyiannya adalah ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada Tuhan atas bantuan dan perlindungan-Nya. Dalam segala hal, Daud mengakui dan memuliakan Tuhan. Pdt. Martin Luther King Jr. pernah mengatakan bahwa pengharapan adalah seperti sebuah bintang kecil di tengah gelapnya malam, yang memberikan kepastian kepada kita bahwa pagi pasti akan datang. Bagi sebagian orang, pada zaman dahulu, bintang hanyalah alat penerang untuk keindahan semesta, tetapi bagi yang lain, bintang digunakan sebagai petunjuk arah. Oleh karena itu, dalam menghadapi kegelapan hidup, kita perlu memiliki pengharapan untuk menuju kepada tujuan yang kita tuju. Pentingnya harapan ini tidak boleh diabaikan karena pengaruhnya yang besar dalam membimbing langkah-langkah manusia. Pada Minggu Eksaudi ini, mari kita mengingat bahwa dalam segala situasi sulit, kita harus tetap mengharapkan Tuhan sebagai sumber pengharapan. (RSL)

Warta Jemaat dapat didownload di sini