Renungan Ibadah Minggu 3 Maret 2024

“Terarah Kepada Tuhan Menanti Pertolongannya
(“Nare Ku Tuhan Nimai Penampat-Na”)
Mazmur 25:15-22

25:15 Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring. 25:16 Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas. 25:17 Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari kesulitanku! 25:18 Tiliklah sengsaraku dan kesukaranku, dan ampunilah segala dosaku. 25:19 Lihatlah, betapa banyaknya musuhku, dan bagaimana mereka membenci aku dengan sangat mendalam. 25:20 Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku; janganlah aku mendapat malu, sebab aku berlindung pada-Mu. 25:21 Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau. 25:22 Ya Allah, bebaskanlah orang Israel dari segala kesesakannya!

Kitab Mazmur 25:15-22 memperlihatkan apa yang dialami pemazmur yaitu Daud yang menghadapi :

  • Sebatang kara dan tertindas (ay. 16)
  • Kesulitan (ay. 17)
  • Sengsara dan kesukaran (ay. 18)
  •  Banyak musuh dan membenci Daud dengan sangat mendalam (ay.19)

Dalam situasi yang demikian, Daud tetap terarah kepada TUHAN dan memohon agar ketulusan dan kejujuran tetap mengawal ia, sebab ia menanti-nantikan TUHAN.

Dalam bahasa Inggris, kata jujur dan tulus itu adalah sincere. Asal muasal kata tersebut dari bahasa Latin, sin cera, artinya: tanpa lilin.

Sejarahnya, dahulu di abad pertengahan banyak karya seni pahatan di mana sewaktu seniman membuat karya itu, ada kesalahan-kesalahan pahatan. Untuk menambal yang salah pahat itu digunakanlah lilin. Kelihatan bagus setelah ditambal dengan lilin tetapi bersifat sementara. Pada saat cuaca panas, melelehlah lilinnya dan kelihatanlah kesalahan-kesalahan pahatan pada patung tersebut. Makanya sejak saat itu, para seniman patung memberikan inisial sin cera (tanpa lilin) untuk menunjukkan bahwa karya pahatnya itu tidak menggunakan tambalan dari lilin. Ketika persoalan hidup yang begitu berat menghampiri, bisa saja membawa kita kepada ketidakjujuran dan ketidaktulusan agar persoalan tersebut bisa diatasi dan berakhir. Bisa saja membawa kita menghalalkan segala cara, bahkan mengkhianati Tuhan dengan menggunakan kuasa-kuasa kegelapan agar penderitaan atau persoalan tersebut segera berlalu. Daud tetap terarah kepada Tuhan, memohon pengampunan dosa dari Tuhan serta memohon agar ketulusan dan kejujuran mengawal dia sebab dia menanti-nantikan Tuhan bertindak dan menyelamatkan dia dan bangsa Israel.

Dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian ini, kita sering diderpa persoalan silih berganti, pergumulan yang sungguh berat kita kadang bertanya bagaimana nanti pada akhirnya sanggupkah melewati semuanya, masih kuatkah iman kita? Akhirnya bagaimana episode hidup ini?. Bergumul dengan pertanyaan “akhirnya bagaimana ya?” memang menggelisahkan. Ada ketidakpastian yang menyebabkan rasa ingin tahu membesar. Tidak mengherankan apabila ada yang berusaha untuk mengakhiri ketidakpastian tersebut. Memaksakan agar yang akan terjadi seperti yang dikehendaki. Penyakit sembuh; keluarga tetap utuh tidak berpisah; tetap bekerja tidak dipecat; cinta diterima tidak ditolak; anak-anak berhasil dsb. Akibatnya, tergoda untuk menghalalkan segala cara. Menggunakan otak, otot, orang yang punya kuasa atau kuasa kegelapan.

Kiranya dalam menghadapi pergumulan atau penderitaan, kita tidak berfokus pada “akhirnya bagaimana?” tetapi fokuslah pada “bersama siapa kita melewatinya”.

Kita Berjalan bersama Tuhan Yesus dalam melewati segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Jadikan Yesus teman dan sahabat kita yang setia. Kita belajar dari Tuhan Yesus walaupun Dia Tuhan dia juga adalah manusia yang begitu dekat dan terhubung dengan Allah Bapa. Yesus memperlihatkan bagaimana IA menjalin persekutuan dengan Allah Bapa-Nya. IA berdoa secara rutin dan tidak pernah mengabaikan waktu untuk berdoa. Dan Yesus menasehati agar berdoa supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan.” Doa adalah sarana yang sangat penting untuk bisa hidup taat seperti Yesus Kristus. Tanpa kehidupan doa yang baik, kita tidak mungkin bisa hidup berkenan kepada Allah. Doa seperti napas bagi kerohanian kita. Doa mengungkapkan ketergantungan kita kepada Allah. Apa pun masalah atau kesusahan yang sedang kita alami, berdoalah dengan sungguh-sungguh. Allah akan menguatkan dan menolong kita. Sungguh dengan doa kita selalu terarah kepada Tuhan menanti pertolongan-Nya. (RSL)

Warta jemaat dapat didownload di sini