Renungan Ibadah Minggu 25 Febuari 2024

“Erlebuh Man Tuhan Mindo Penampat

(Berseru Kepada Tuhan Meminta Pertolongan)”

Nehemia 9:26-31

9:26 Tetapi mereka mendurhaka dan memberontak terhadap-Mu. Mereka membelakangi hukum-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu yang memperingatkan mereka dengan maksud membuat mereka berbalik kepada-Mu. Mereka berbuat nista yang besar. 9:27 Lalu Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepada-Mu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih sayang-Mu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka. 9:28 Tetapi begitu mereka mendapat keamanan, kembali mereka berbuat jahat di hadapan-Mu. Dan Engkau menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh mereka yang menguasai mereka. Kembali mereka berteriak kepada-Mu, dan Engkau mendengar dari langit, lalu menolong mereka berulang kali, karena kasih sayang-Mu. 9:29 Engkau memperingatkan mereka dengan maksud membuat mereka berbalik kepada hukum-Mu. Tetapi mereka bertindak angkuh, mereka tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu dan mereka berdosa terhadap peraturan-peraturan-Mu, yang justru memberi hidup kepada orang yang melakukannya. Mereka melintangkan bahu untuk melawan, mereka bersitegang leher dan tidak mau dengar. 9:30 Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabar-Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu Engkau memperingatkan mereka, yakni dengan perantaraan para nabi-Mu, tetapi mereka tidak menghiraukannya, sehingga Engkau menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa segala negeri. 9:31 Tetapi karena kasih sayang-Mu yang besar Engkau tidak membinasakan mereka sama sekali dan tidak meninggalkan mereka, karena Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang.

Dalam Minggu ini, kita memasuki Minggu Passion III untuk mengingat dan meresapi penderitaan Kristus. Dan juga kita memasuki Minggu Reminescere = Inget min perkuah ateNdu o Yahwe (ingatlah akan kasih setiaMu ya Tuhan). Melalui Minggu Passion dan Remiscere tersebut, kita memasuki masa perenungan yang mendalam akan cinta kasih Tuhan yang begitu besar dalam kehidupan kita. Sering sekali kita melupakan Tuhan dan melanggar perintah-perintahNya, bahkan mungkin kita merasa bahwa kita bisa hidup tanpa Tuhan dan akhirnya kita meninggalkanNya. Namun, di Minggu kali ini, kembali kita di ingatkan, bahwa kita mampu menjalani kehidupan seperti saat ini, semua karena cinta kasih Tuhan yang begitu besar bekerja dalam kehidupan kita. Sekalipun begitu banyak pelanggaran yang dilakukan Bangsa Israel, namun kasih Tuhan yang besar senantiasa menjaga dan melindungi mereka (ayat 25, 31). Sering sekali bangsa Israel mendurhaka, memberontak dan membelakangi hukum dan peringatan dari Tuhan. Dan Tuhan sengaja menghukum mereka dengan menyerahkan mereka diserang bangsa lain supaya mereka berbalik kepada Tuhan (ayat 26, 28). Dalam kesesakannya, mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan mendengarkan seruan mereka dan Tuhan memnyelamatkan mereka (ayat 27). Namun begitu mereka merasa aman, Kembali mereka berbuat jahat dan tidak taat kepada perintahperintah Tuhan.

Dalam perenungan yang mendalam itu, dalam sejarah kehidupan bangsa Israel, mereka melihat dan menyadari bahwa mereka sering sekali mendukakan hati Tuhan, melanggar perintah Tuhan. Mereka mengakui penyertaan Tuhan, namun disertai juga dengan pelanggaran akan perintah Tuhan. Kesadaran akan sikap beriman mereka tersebut menjadi proses pembentukan kesetiaan mereka. Bahwa tanpa Tuhan, mereka akan menderita dan memperoleh kesusahan, namun jika mereka berjalan dalam jalan Tuhan, mereka akan mendapatkan kasih karunia Tuhan. Pengalaman ini berlangsung berulang kali. Ketika hidup mereka nyaman dan aman, mereka melupakan Tuhan, namun ketika mereka menderita karena tekanan dari bangsa lain, mereka berteriak minta tolong. Namun, kasih sayang Tuhan yang besar yang membuat mereka sebagai bangsa tidak sampai binasa, Tuhan tidak meninggalkan mereka karena “Engkaulah Allah yang pengasih dan penyanyang” (ayat 31). Kasih sayang Tuhan membuat mereka selamat. Karena Tuhan berkehendak menjadikan mereka menjadi saksiNya.

a. Cinta Kasih Tuhan lebih besar dari pelanggaran kita.

Tuhan menjadikan manusia yang tidak sempurna melaksanakan rencana Tuhan yang sempurna. KasihNya yang besar selalu memberikan kita kesempatan berkali-kali supaya kita masuk dalam rencana Tuhan yang besar itu. Sehingga kita tidak tinggal dalam pelanggaran kita, namun beralih kepada ketaatan yang sungguh, kesetiaan setiap saat kepada Tuhan. Mari kita berefleksi dan melihat perjalanan iman kita, ada dalam masa perenungan seperti yang dilakukan bangsa Israel sehingga kita terus belajar setia kepada Tuhan. Dengan merenungkan relasi kita dengan Tuhan, maka kita bisa menjadi anak-anak Tuhan yang terus menerus akan semakin setia dan taat kepadaNya.

b. Hiduplah sebagai anak-anak Tuhan dalam Iman yang teguh

Begitu banyak godaan yang membuat kita jauh dari sikap beriman yang teguh kepadaNya.  Melalui kesempatan ini, kita diajak untuk melihat apa yang utama dalam hidup orang percaya, yaitu hidup sebagai anak-anak Tuhan yang hanya beriman kepada Tuhan. Hidup dalam iman kepada Tuhan tidak sebatas nama atau sebutan atau status, namun harus nyata dalam Tindakan. Ada pertobatan tidak seperti umat Israel yang menduakan Tuhan. Hidup taat dan setia padaNya. Mungkin kita belum sempurna dalam melaksanakannya, namun ini menjadi tujuan yang terus menerus kita upayakan dalam pertolongan Roh Tuhan.

c. Berbaliklah dan berserulah kepada Tuhan, maka Tuhan mengampuni kita.

Barangkali, kita pernah berbuat dosa di mata Tuhan. Kita pernah tidak setia, meninggalkan Tuhan. Atau dalam kesetiaan, kita menghadapi berbagai pergumulan hidup. Tema kita berkata: “Berserulah kepada Tuhan meminta pertolongan.” Tuhan adalah sumber kekuatan kita. Bersama Tuhan kita mampu menjalani kehidupan ke depan apapun tantangannya. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan sepanjang kita berserah kepadaNya. Justru penderitaan Yesus di atas kayu salib dalam rangka menyelamatkan kita, sehingga kita menemukan jalan kehidupan kekal dalam Yesus Kristus. Yesus akan senantiasa memperlihatkan kasih karuniaNya bagi kita (bdk. arti Reminescere). Kekuatan kita terbatas. Oleh karena itu, mari kita berseru dan datang kehadirat Tuhan yang tidak terbatas kasih setiaNya kepada kita. 

Warta jemaat dapat didownload di sini