Renungan Ibadah Minggu, 24 Desember 2023

“Kabar Kelahiran Yesus”

Karo: “Berita Ketubuhen Jesus”

Lukas 1: 26 – 28

Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke
sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 1:27 kepada seorang perawan
yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud;
nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Hari ini adalah minggu adven yang keempat/ terakhir sebelum natal. Di minggu adven yang keempat ini kita diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Raja Yang Agung yang telah berjanji untuk membawa kita turut serta ke dalam kerajaanNya yang kekal. Minggu Advent ini juga mengingatkan kita untuk bertekun di dalam pengharapan akan kehidupan yang kekal di dalam Kristus. Demikian pula kita dipanggil untuk tetap hidup sebagai anak-anak Kerajaan sorga yang telah diselamatkan Allah, yang tercermin dari cara berpikir, berbicara dan bertingkah laku. Oleh karena itu, minggu ini kita di tuntun untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus.

Injil Lukas ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus (Luk. 1:1). Tujuan dari Lukas menulis injil ini untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang iman Kristen. Hal itu dilakukan dengan menyatakan sebanyak mungkin tentang kehidupan dan pengajaran Yesus sendiri. Jadi dia juga mempunyai perhatian historis di dalam menemukan fakta-fakta tentang Yesus. Sejarah ini akan semakin menguatkan pengetahuan dan iman yang selama ini diajarkan secara lisan kepada Teofilus dan juga orang-orang bukan Yahudi yang sudah bertobat. Sekalipun peristiwa ini sudah lama terjadi, tetapi melalui teks ini kita banyak belajar tentang bagaimana pentingnya kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan.

Melalui teks ini kita bisa melihat bahwa kedatangan utusan (angelo: pembawa pesan, memiliki kemampuan berbicara yang baik, memiliki jiwa sebagai pembimbing). Pesan ini sisampaikan kepada Maria pada bulan keenam setelah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes pembabtis. Peristiwa ini terjadi di sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret. Galilea adalah sebuah propinsi di Israel Utara. Diutusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan dari nubuat dalam Yesaya 8:23-9:2. Bangsa yang dahulunya berada dalam kegelapan, tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang sejati dan bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan, pada akhirnya melihat terang sejati.

Kenyataan bahwa Bapa mengutus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat dunia datang dari kota itu dan bahkan akan dikenal sebagai warga kota itu adalah suatu pernyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota yang dipandang tidak berharga oleh Allah kita. Ketika itu, malaikat menjumpai Maria di rumah (berbeda dengan Zakharia yang dijumpai oleh malaikat Gabriel di Bait Allah), hal ini menggambarkan bahwa Maria adalah orang yang biasa saja. Sebuah kehidupan yang biasa-biasa saja. Malaikat menyapa dengan kata “salam”. Istilah “salam”, yang dipakai dalam Bahasa Yunani adalah Chaire yang artinya bergembira atau rejoice
(KJV: Bersukacitalah, hai yang sangat disukai, Tuhan bersamamu; diberkatilah engkau di antara para Wanita). Dari salam ini terlihat dengan jelas, bahwa Bapa telah lama memilih Maria dan terus memperhatikan kehidupan Maria dan Tuhan berkenan/sangai disukai oleh Bapa karena sikap hidup yang memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan (hal ini juga terlihat di ayat. 38).

Dari teks kita hari ini ada beberapa poin penting yang harus kita ingat:

  1. Minggu advent kiranya dipakai untuk melakukan persiapan yang lebih
    memfokuskan pada persiapan diri masing masing.
  2. Hidup dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan bukan hal yang
    mudah. Kita harus terus berdamai dengan hidup, masalah dan masa
    lalu kita dan bergerak maju menuju kehidupan yang berpusat kepada
    Tuhan. Tapi ingatlah Allah punya banyak cara untuk menolong kita, dan
    biarlah kapan pun waktunya Allah tetap menemukan hati dan pribadi yang
    patuh kepada-Nya. Buah dari kepatuhan dan ketaatan tidak hanya akan
    menyelamatkan kita tetapi juga akan menyelamatkan orang lain.
  3. Kabar kelahiran Yesus adalah berita damai sejahtera dan sukacita yang
    harus juga direspon dengan sukacita. Karena kasih Tuhan tak pernah
    membeda-bedakan, semua sama dan berharga bagi Dia. (Pdt. Rosliana br. Sinulingga)

Warta Jemaat dapat didownload di sini