Renungan Ibadah Minggu, 03 Desember 2023

“Tuhan Memberikan Sukacita yang Besar”

Karo: Tuhan Mereken Keriahen Si Mbelin

Yesaya 9: 1 – 7

Kelahiran Raja Damai
9:1 (8-23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. 9:2 (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. 9:3 (9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. 9:4 (9-3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. 9:5 (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. 9:6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 9:7 (9-6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Minggu ini kita memasuki Minggu Adven sebelum merayakan Natal. Adven dalam bahasa Latin, ”adventus”, mempunyai arti ’kedatangan’. Sementara dalam bahasa Inggris, ”advent” mempunyai arti ’periode sekitar empat minggu sebelum Natal. Adven, bagi umat Kristiani, merupakan masa mempersiapkan diri untuk menyambut Natal dan memperingati kelahiran dan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali pada akhir zaman.

Perikop renungan khotbah Yesaya pasal 7-12 dilatarbelakangi kondisi bangsa Yehuda yang dalam kesulitan karena Raja Asyur (Tilgat-Pilneser) berusaha menguasai kerajaan di daerah Palestina. Raja Aram dan Raja Israel Utara hendak bersatu melawan Raja Asyur dan mengajak Raja Ahas yang saat itu memerintah Yehuda untuk bergabung, namun raja Ahas menolak. Karena itu Raja Aram dan Raja Israel Utara berbalik mengancam Yehuda. Pada kondisi itu, Raja Ahas justru meminta pertolongan pada Raja Asyur (2 Taw 28: 16), bukan memohon pertolongan Tuhan. Dalam situasi inilah Yesaya disuruh Tuhan mengajak Raja Ahas untuk berbalik memohon kepada Tuhan (Yes 7: 3). Kita perlu melihat bagian ini dengan Yesaya 8:16-22. Apa yang sedang dialami oleh Bangsa Yehuda setelah adanya koalisi Sino-Efraim (Syria dan Israel Utara) yang hendak menyerang mereka di Selatan (Yehuda). Nubuat yang disampaikan oleh nabi Yesaya kepada bangsa Yehuda pada kondisi kehidupan yang penuh kesengsaraan, kegelapan, dan ketidakpastian di bawah ancaman Asyur dengan nubuat yang akan membebaskan mereka dan menang di bawah pemerintahan raja yang adil dari Yesaya 9:1-7 berbicara tentang harapan masa depan dan pemulihan bagi bangsa Israel. Nubuat Yesaya menyatakan akan datangnya terang besar akan menyinari mereka yang berada dalam kegelapan. Cahaya ini melambangkan Mesias, yang akan membawa perdamaian, keadilan, dan kebenaran bagi dunia. Ini merupakan pengingat bahwa bahkan di tengah kegelapan dan keputusasaan, masih ada harapan dalam janji-janji Tuhan. Karenanya, Allah mengingatkan bahwa keselamatan hanya akan datang melalui pencarian akan Dia dan bukan kekuatan lain misalnya meminta pertolongan bangsa lain atau meminta kepada roh dari nenek moyang yang telah meninggal. Kekuatan dan keselamatan hanya ada pada Tuhan Allah.

Sebagaimana kita memasuki memasuki minggu-minggu Adven selama empat minggu ke depan, minggu Adven yang pertama ini kita awali dengan sebuah harapan, bahwa Allah akan memberikan sukacita terbesar kepada umat-Nya. Masa Adven memberikan kita pengertian bahwa kita sedang menanti dan bersiap menyambut perayaan Natal, memperingati kelahiran Sang Mesias, Juru Selamat kita dan seluruh dunia ini, yaitu Yesus Kristus. Pun juga kita sedang memasuki masa Adven, masa penantian akan kedatangan-Nya kembali nanti. Di dalam Kristus-lah sukacita yang terbesar itu telah dianugerahkan Allah bagi setiap kita. Masa penantian inilah yang harus menjadi fokus kita, hati kita diarahkan kepada terang kemuliaan yang dinyatakan Allah di dalam Kristus. Kita harus keluar dari kegelapan dan kesuraman hidup kita. Minggu Adven yang pertama ini mengajak kita untuk tetap memiliki dan menjaga harapan kita terhadap Allah. Bukankah Allah telah menjaga dan memelihara hidup kita menuju akhir tahun 2023 ini. Terlepas dari segala penderitaan, pergumulan dan kesulitan yang kita alami, bahkan sampai memasuki masa Adven ini semua itu masih kita jalani, jangan pernah kehilangan harapan bersama Allah. Namun hari ini Yesaya mempunyai pesan untuk kita semua – dan khususnya untuk semua orang yang merasakan kegelapan keputusasaan di tahun 2023 ini. Pesannya adalah bahwa terang kemuliaan dan harapan masih bersinar di dalam Kristus, Sang Mesias itu.

Yesus adalah sumber pengharapan dan terang dalam hidup kita. Kita dapat memercayai Dia untuk membimbing kita, menuntun kita, dan membawa kedamaian dalam hati kita. Marilah kita ingat untuk meminta nasihat-Nya dan membiarkan kasih-Nya bersinar melalui kita, sehingga orang lain juga dapat merasakan harapan dan kedamaian yang Yesus bawa. Hanya di dalam Kristus-lah sukacita terbesar dari Allah itu akan memelihara hati kita dalam penjiarahan iman kita. Selamat memasuki Minggu Adven – selamat menjalani masa penantian dalam iman! (Pdt. Rosliana br. Sinulingga)

Warta Jemaat dapat didownload di sini