Renungan Ibadah Minggu 12 November 2023

Damai Sejahtera Bersama Tuhan (Mejuah-juah ras Tuhan)

Jeremia 17:14-18

17:14 Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku! 17:15 Sesungguhnya, mereka berkata kepadaku: “Di manakah firman TUHAN itu? Biarlah ia sampai!” 17:16 Namun tidak pernah aku mendesak kepada-Mu untuk mendatangkan malapetaka, aku tidak mengingini hari bencana! Engkaulah yang mengetahui apa yang keluar dari bibirku, semuanya terpampang di hadapan mata-Mu. 17:17 Janganlah Engkau menjadi kedahsyatan bagiku, Engkaulah perlindunganku pada hari malapetaka. 17:18 Biarlah orang-orang yang mengejar aku menjadi malu, tetapi janganlah aku ini menjadi malu; biarlah mereka terkejut, tetapi janganlah aku ini terkejut! Buatlah hari malapetaka menimpa mereka, dan hancurkanlah mereka dengan kehancuran berganda.

Melalui Yeremia, Allah menegaskan kepada bangsa Yehuda 3 dosa mereka yang mendatangkan bencana dan malapetaka. Pertama, dosa sudah terukir dalam hati bangsa Yehuda (ayat 1-4). Ini menggambarkan dan menunjukkan apa yang terjadi di dalam kehidupan batiniah yang menjadi pusat kepribadian mereka. Tidak ada tanda atau goresan sedikit pun pada hati mereka yang menandakan suatu respons yang baik terhadap firman-Nya. Apa yang tergores sangat dalam di dalam hati mereka hanyalah dosa (1).  Kedua, mereka lebih mengandalkan manusia daripada Allah (ayat 5-8). Ketiga, hati bangsa Yehuda sudah sedemikian bobrok dan korup sehingga tidak mungkin diperbaharui lagi (ayat 9-13). Hati mereka secara terus-menerus berpaling kepada dosa. Oleh karena itu, Allah tidak dapat dipersalahkan jika Ia mendatangkan malapetaka dan bencana besar atas bangsa Yehuda yang hidup moral, sosial, dan spiritualnya sudah bobrok dan amburadul.

Sebagai Nabi yang langsung dipanggil Tuhan pada masa mudanya (Yer. 1:4-18), selama pelayanannya Yeremia banyak menghadapi pergumulan dalam pelayanan, yaitu dari keluarga (Yer. 11:11-18; 12:6), dari imam dan raja (Yer. 20:1-6; 37:11-21) dan dari nabi palsu ( Yer. 23:18). Begitu beratnya pergumulan yang dihadapi, dia kadang-kadang merasa putus asa dan berkeluh kesah (Yer. 20:8-9), bahkan dia sempat menyesali kelahirannya (Yer. 20:14-18). Dia bergumul karena beratnya dosa bangsa Israel yang mau saja menyembah berhala. Begitu banyak disebutkan dalam kitab ini tentang perilaku Israel yang telah mengabaikan Tuhan untuk menyembah berhala (Yer. 2:10-11; 7:31; 10:2; 19:5; 32:35). Yeremia berbeban berat karena ia harus menubuatkan kejatuhan kota Yerusalem (pasal 36-39), ia dimasukkan ke dalam sumur dan hendak dibunuh (Yer. 38:6). Tetapi, meskipun pergumulannya berat, sebagai Nabi, ia tetap setia melaksanakan tugas panggilannya dan janji Tuhan untuk menyertainya nyata (Yer. 1:8, 19; 20:11). Yeremia menjadi sakit dan bahkan nyawanya tearancam.

Ayat 14 “Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku!” Nabi Jeremia berseru kepada Tuhan meminta kesembuhan karena dia tahu benar bahwa di dalam Tuhan ada kesembuhan “Jehovah Rapha” artinya Tuhan menyembuhkan. Sepanjang hidupnya, Yeremia setia menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa Israel yang tersesat, meskipun pesannya ditolak oleh banyak orang dan dicemooh oleh raja. Namun Yeremia percaya pada janji Tuhan. Dia adalah bagian dari sisa kecil orang percaya yang berkomitmen dan berseru memohon kesembuhan dan pembebasan kepada Tuhan.                   

Demikianlah kita menjalankan kehidupan dengan tetap menjaga kesehatan walau banyak pekerjan dan tantangan yang ada dalam hidup kita, Tubuh, roh dan jiwa kita harus dijaga agar selalu sehat dan fit. Besarnya tantangan dan ancaman yang dihadapi, bisa saja membuat kita melemah kesetiannya dalam melayani Tuhan. Firman ini mengingatkan kita agar bersikap seperti Yeremia yang setia dalam pelayanannya sekalipun nyawanya menjadi taruhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan Allah tidak akan membiarkan persoalan itu menekan hidup dan pelayanan. Kita mau dengan rendah hati seperti Yeremia, bersimpuh di hadapan-Nya mengakui kelemahan dan keterbatasan kita serta berharap hanya pada Tuhan Allah yang memberikan kelegaan dan kekuatan menjalani kehidupan. Tuhan Yesus memberkati. (RS)

Warta Jemaat dapat di download di sini