Renungan Ibadah 1 Oktober 2023

“Rumah Doa Adalah Tempat Yang Kudus”
Ibrani 9:1-8

Tempat kudus di bumi dan di sorga
9:1 Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. 9:2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. 9:3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. 9:4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, 9:5 dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. 9:6 Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, 9:7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. 9:8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. 9:9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, 9:10 karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.

Surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen, sebagai peneguhan iman agar tetap bertahan dalam penderitaan dan tidak berpaling dari Yesus. Penulis surat Ibrani menekankan pentingnya pengenalan yang sungguh akan Yesus, sebagai Imam Yang Agung yang memimpin pada kekudusan hidup dan keselamatan, yang tentunya patut untuk dipercaya/diimani.

Ay 1-6 Menekankan kembali bagaimana pentingnya tempat perjumpaan dengan Allah yang kudus, dalam ibadah seperti perjanjian yang pertama. Sejak Israel membangun Kemah Suci di zaman Musa sebagai tempat umat berjumpa dengan Allah, semua sudah dirancang dalam inisiatif Allah sendiri dan diaturkan sedemikian rupa. Walaupun bangunan dan perkakasnya buatan manusia, tapi arti kekudusannya penting untuk terus dijaga, karena ibadah melibatkan kehadiran Allah. Sehingga segala sesuatu yang diperlukan untuk peribadahan juga harus diperhatikan. Seperti pada Kemah Perjumpaan, disediakan kaki dian, meja roti sajian, mezbah bakaran, tempat tabut perjanjian, buli-buli berisi manna, tempat tongkat Harus dsb. Ruang-ruang didalamnya pun diaturkan batasnya dan fungsinya yang dibedakan dengan tirai penutup.Semua ini bertujuan agar umat memahami bahwa setiap hal dalam ibadah, bertujuan untuk merasakan berharganya perjumpaan antara umat dan Allah. Sehingga segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik (termasuk hati yang mempersiapkannya dan keperluan pendukung lainnya)

Ay 7-10 Kemah Perjumpaan adalah tempat kudus dan suci. Peribadahan yang dilakukan pun tidak dapat sembarangan dan sekedar saja. Para imam yang bertugas mengaturkannya pun, tidak bisa sesuka hati untuk masuk ke dalamnya. Orang Israel sebagai umat dapat masuk sampai ruangan paling luar dari kemah pertemuan, untuk memberikan persembahan mereka kepada para imam. Seorang imam biasa dapat masuk hingga ruang depan yaitu ruang kudus. Sedangkan yang dapat masuk ke ruang Maha Kudus tempat dimana Allah berkenan hadir, hanya seorang Imam Besar. Itu pun kesempatan sekali dalam setahun. Batasan-batasan ini punya makna yang dalam. Walaupun bangsa Israel adalah umat pilihan Tuhan, mereka juga tidak serta merta terbebas dari dosa. Seorang Imam Besar pun tidak dapat masuk ke ruang Maha Kudus tanpa keperluan membawa darah persembahan (ay 7), karena persembahan korban bakaran sebagai lambang penyucian dalam ibadah dan tempat perjumpaannya.

Penulis Ibrani menunjukkan bagaimana Bait Allah berguna sebagai tempat beribadah dan perjumpaan yang Kudus. Tetapi semua itu tidak dapat menyucikan diri kita dari dosa. Kedatangan Yesus ke dunia menebus dosa kita sehingga kita dilayakkan untuk datang ke hadiratNya tanpa ada batasan/ tirai pemisah untuk berjumpa dengan Tuhan. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kita harus menjaga kebersihan dan kekudusan Tubuh, hati dan roh kita untuk datang ke BaitNya, Rumah ibadah perlu tapi bangunan Rohani kita sangat perlu diperhatikan. Hati perlu dirawat dan dijaga sehingga akan menghasilkan jemaat yang berkarakter Kristus. Dengan demikian bangunan Fisik/Gereja kita pun dapat terawat dengan baik. Tidak bisa dipungkiri kita beribadah dalam Gereja perlu pendukung. Gereja tempat perjumpaan Tuhan dengan jemaat-Nya.  Seluruh keperluan ibadah harus disediakan, dijaga dan dirawat. Ketika kita bertemu Tuhan dalam ibadah, kita merasakan suasana tenang, damai, bersih dan sukacita.

Oleh sebab itu, bangunlah semangat untuk turut memperhatikan Tubuh rohani dan Gereja serta seluruh peralatan pendukungnya. Gereja adalah tempat kudus, kita bersekutu, berjumpa dengan Tuhan dan sesama sehingga kita dapat terus bertumbuh di dalam iman dan pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus semakin hari semakin bertambah. Mari kita jaga, rawat bangunan Tubuh Rohani dan Bangunan serta peralatan  Gereja kita sebaik-baiknya. Tuhan Yesus memampukan kita. (RS)

Warta Jemaat dapat didownload di sini