“Takut Akan Tuhan.”
Ulangan 6:1-9
Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama
6:1 “Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, 6:2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. 6:3 Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, 6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Ada ungkapan bahwa tanpa Tuhan, kehidupan tidak memiliki tujuan. Tanpa tujuan, hidup tidak memiliki makna. Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki harapan. Ungkapan ini menekankan bagaimana penting dan perlunya percaya kepada Tuhan. Orang percaya senantiasa mengandalkan Tuhan karena iman percaya kita menyatakan bahwa tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Sekalipun ini bentuk analogi, namun pada dasarnya ini merupakan kebenaran. Dengan demikian kebenaran itu haruslah diperdengarkan dalam setiap saat, agar dunia tau bahwa kebenaran yang sesungguhnya hanyalah Allah. (Invocasio).
Dalam kitab Amsal menjelaskan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, (Tema) menyadarkan kita bahwa semua yang dimiliki bersumber dan muaranya adalah dari Tuhan. Artinya semuanya adalah pemberian Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan. Inilah yang disampaikan oleh Musa kepada umat Israel untuk dilakukan dan ditaati setiap saat. Perjalanan umat Israel selama empat puluh tahun menuju tanah perjanjian merupakan bentuk didikan Allah bagi umat-Nya sekaligus menunjukkan keberadaan Allah yang berkuasa atas segalanya. Melalui Israel, Allah akan menunjukkan keberadaan-Nya, dan mendidik mereka cukup lama yakni dalam perjalanan kehidupan sejarah menuju tanah perjanjian. Karena itulah Musa menyampaikan bagaimana pentingnya menaati semua perintah Tuhan sebagai tanda kesetiaan iman kepada-Nya. Allah telah memberikan pengajaran-Nya, aturan-Nya, undang-undang-Nya untuk menunjukkan kasih-Nya kepada pilihan-Nya. Tentunya respon oleh semua umat Israel haruslah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan serta mengajarkannya kepada generasi mereka dengan segenap hati, jiwa dan jiwanya. Artinya totalitas hidup kita menunjukkan bagaimana kita mengasihi Tuhan. Pengakuan ini menjadi penting dengan kehidupan umat yang harus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hatinya. Undang-undang itu haruslah disampaikan diperhatikan dan dilakukan. Bentuk-bentuk didikan harus diperlihatkan seperti didikan orang tua terhadap anaknya, yakni dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Artinya disetiap keberadaan dan situasi undang-undang Allah tetap dinyatakan, apakah itu waktu duduk, di rumah, di perjalanan, berbaring, bangun, tanda di tangan, lambang di dahi, tanda di pintu rumah dan di gerbang semuanya ini merujuk kepada setiap saat undang-undang Allah. Hal ini menunjukkan bahwa otoritas Allah tetap terlihat disetiap kehidupan/perjalanan hidup umat Israel. Bukan saja hanya bentuknya undang-undang namun sebagai “shema/ seruan” atas pengakuan kekuasaan Allah.
Di Minggu Pendidikan ini kita diingatkan akan keberadaan Tuhan dan merefleksikannya dalam setiap langkah hidup dalam kesetiaan untuk mengasihi Allah, dari zaman ke zaman. Pengakuan Musa akan janji Tuhan yakni Tuhan akan memberkati, memperlengkapi bahkan memberikan kesejahteraan adalah menjadi pengakuan yang mengikat hidup kita. Paulus sadar bahwa sumber pendidikan yang mampu membawa hidupnya dalam perubahan dari yang tidak takut kepada Allah menjadi orang yang takut kepada Tuhan, semuanya itu adalah kasih karunia, didikan dan hikmat dalam menjalankan kehendak Allah. (Bacaan). Tanggungjawab sebagai orang percaya bukan hanya untuk diri kita saja namun kepada keluarga dan kepada generasi kita. Pengajaran bukan hanya dengan ucapan dan teori namun bagaimana kita menunjukkannya melalui teladan hidup. Renungan: Ingatlah bahwa satu ton perkataan atau teori sama dengan satu ons perbuatan atau praktik hidup. (MG).