Renungan ibadah minggu 20 Agustus 2023

“TAKLUK (PATUH) KEPADA PEMERINTAH”
Roma 13:1-7

Kepatuhan kepada pemerintah
13:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 13:2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. 13:4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. 13:5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. 13:6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.


“Di atas tanah kami disiksa, di bawah tanah kami berdoa” adalah jargon iman yang selalu diucapkan oleh orang percaya kepada Tuhan Yesus (orang kristen mula-mula).

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 50an Masehi. Itu berarti semua orang percaya masih hidup diliputi oleh banyak sekali ketakutan. Mereka dibenci, dianiaya, dikejar-kejar, dipandang tak ada harganya bahkan hingga dibunuh. Perlakuan itu ditunjukkan bukan saja oleh masyarakat sekitar yang belum mengenal Kristus, tetapi juga oleh pemerintah Romawi yang pada waktu itu berkuasa atas mereka. 20 tahun setelah surat Roma ini ditulis, tahun 70 Masehi. Kaisar Roma pada waktu itu dengan sengaja membakar kota Roma hanya karena kebenciannya yang teramat sangat kepada orang Kristen, pengikut Kristus, dan kemudian memfitnah orang percaya sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas terbakarnya kota Roma pada waktu itu. Hasilnya tak terelakkan. Orang percaya semakin diburu, dianiaya, dijebloskan ke dalam penjara, di salib dan dibunuh. Ada banyak derita bagi orang percaya di masa itu pastinya.
Tapi Paulus justru mengatakan, “tiap-tiap orang harus takluk (patuh) kepada pemerintah yang di atasnya” Hal ini dianggap statement yang sesat, Paulus dianggap “Rasul gila” menyuruh patuh pada pemerintah yang zalim? Penganiaya hidup kita? Gila!

Kita tidak bisa menjamin bahwa pemerintah adalah orang-orang yang sesuai dengan harapan kita. Namun, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa yang memegang kendali adalah Tuhan; tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (Roma 13:1b). Kalau tidak diizinkan Tuhan, ya tidak ada orang yang bisa memegang kekuasaan. Konsekuensinya, kita yang mengaku percaya pada Tuhan, seharusnya menghargai dan menghormati mereka yang telah ditetapkan Tuhan sebagai para pemimpin. Kita mematuhi aturan-aturan yang mereka buat, karena kita mengamini bahwa pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita, untuk menertibkan mereka yang berbuat jahat (Roma 13:4). Pemerintah mendapatkan kepercayaan dan tanggung jawab dari Tuhan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa yang mereka pimpin. Kita mematuhi pemerintah, bukan karena takut dihukum, tetapi karena kita menghormati dan mau taat kepada Tuhan sendiri.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kalau pemerintah tidak benar? Atau, malah menyalahgunakan kedudukan mereka, korupsi, menunjukkan hidup yang gak bermoral. Apa kita masih harus mematuhi mereka?

Jika pemerintah membuat aturan yang bertentangan dengan Firman Tuhan, tentu saja kita harus berani menyuarakan kebenaran.

Mari kita mendukung pemerintah kita sebagai hamba-hamba Allah untuk menegakkan kebenaran, melalui peran aktif kita; berkata YA pada apa yang benar dan TIDAK pada apa yang salah.

Kewajiban sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik hendaknya kita lakukan, misalnya membayar pajak, menjaga ketertiban lingkungan, patuh dan melaksanakan perintah negara dan sebagainya. (RS)

Warta jemaat dapat didownload di sini