Rut 4:1-12,
Tema: Runggu kerna kegeluhen
PJJ malam ini, mengangkat kasus/persoalan yang dihadapi oleh Naomi tentang tanah warisan yang ditinggalkan suaminya bersama kedua anak laki-lakinya yang telah mati. Melalui tradisi Jahudi (Ul. 25:5-10; Im.25:25), menganut tradisi perkawinan levirate/ ganti tikar, yaitu apabila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak laki-laki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki, agar namanya tidak terhapus, sekaligus nama warisan itu tetap menjadi nama pemilik asalnya. Proses menebus akan terjadi dengan ‘menanggalkan kasut’, ketika kasut ini diberikan kepada yang berkaitan maka transaksi sudah dianggap resmi dan sah. Naomi hendak menjual tanah warisan kepada kerabat dekat Melkisedek, dan juga kepada Boas. Rencana ini harus dibawa ke gerbang kota agar dimusyawarahkan dengan tua-tua Israel, untuk menemukan jalan yang terbaik. Tua-tua Israel menyampaikan hal itu kepada keluarga sebagai penebus, tapi yang pertama tidak bersedia karena akan merusak milik pusakanya. (tidak siap bila nanti tanah itu akan tetap menjadi milik Elimelek atas nama anak laki-laki yang dilahirkan). Ketika ditawarkan kepada Boas, lalu berkatalah ia: “Aku akan menebusnya.
Undang-undang menetapkan: Pada waktu boas membeli tanah itu dari tangan Naomi, maka ia juga menebus Rut, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.” Jadi tidak sekedar menebus harta miliknya tetapi juga istri dari pada anak Elimelek yang masih ada yang tinggal bersama-sama dengan Naomi yaitu Rut. Bagi Rut dan Boas, tidak pernah terpikirkan olehnya akan hidup bersama sebagai suami dan Istri dan hidup sebagai satu keluarga. Sebab Rut orang Moab dan Boas orang Israel yang tinggal di Betlehem. Israel menganut tradisi perkawinan levirat, (Karo: Gancih abu/ ganti tikar), yaitu apabila seorang laki-laki meninggal dunia tanpa meninggalkan anak laki-laki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya dengan mengawini janda tersebut dan mendapatkan anak laki-laki, agar namanya tidak terhapus dari Israel.
Secara umum proses penebusan ini lebih banyak yang gagal/ tidak jadi sebab hal ini menyangkut nama baik, dan juga menjaga nama baik hak pemilik yang pertama. Namun kita melihat bahwa: Boas adalah seorang laki-laki yang memang kaya raya tetapi takut akan Tuhan. Oleh karena itu ia selalu rendah hati, memiliki karakter yang baik, bertanggung jawab dan peduli terhadap kaum yang lemah. Hal ini melalui psl 2, ketika Rut (sebagai orang janda, dan miskin) tetapi mau bekerja dan mengambil sisa-sisa dari jelai gandum diladangnya, maka ia bertanya kepada para pekerja siapakah perempuan ini. Ia tidak berlaku kasar atau semena-mena, tetapi memperlakukan semua orang sama di depan Tuhan. Karena perhatian dan tanggungjawab yang besar itu ia mau memikulnya maka berkatalah tua-tua Israel: Kamilah menjadi saksi. Tuhan kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem.
Tema: Runggu kerna kegeluhen
1. Musyawarah adalah langkah untuk mencapai suatu mufakat atau kesepakatan bersama,namun harus mengedepankan prinsip musyawarah, yakni terwujudnya cinta kasih, kebenaran dan keadilan. Kesepakatan yang telah diambil harus ditaati oleh semua pihak, Dari keadaan Naomi, kita lihat bahwa kehidupan dan masa depan Rut dan Naomi telah menjadi tanggung jawab besar bagi Boas. Dengan demikian, tanah pusaka itu tidak hilang, karena Rut telah sah menjadi istri Boas. Sebagai orang Batak/ Indonesia, kata dan makna musyawarah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Baik dalam pemerintahan, instansi, gereja, ataupun dalam berbagai kegiatan dalam masyarakat. Tentunya dengan prinsip musyawarah walaupun tetap saja ada masallah seperti: Hak warisan, Perkawinan, kematian, sukacita lainnya, pekerjaan/ usaha, atau apapun itu, hendaknya selalu dilandasi dengan hasil musyawarah dalam keluarga, dan disaksikan oleh para kerabatnya. Tentunya yang harus dibangun adalah sikap rendah hati, sabar, disiplin, berintegritas, dan memiliki etika dan moral.
2. Keputusan dalam musyawarah hendaknya selalu memberi keuntungan bagi banyak pihak. Penebusan oleh Boas berdampak terhadap harkat dan martabat hidup Rut dan Naomi sebab mereka tetap memelihara nama Elimelekh. Demikian juga Penebusan Kristus, telah mengangkat harkat martabat kita dari budak dosa menjadi anak-anak Tuhan, dari kematian kepada kehidupan serta keselamatan kekal. Manusia yang bermartabat adalah orang yang memiliki kasih dan kesetiaan, kepada Tuhan serta tetap membuktikan cinta kasih yang tulus kepada semua orang. (hidup Rut dan hidup Boas). Rut tetap mengasihi Naomi dalam suka maupun dalam duka, dan semua itu dilakukan karena ia percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang berkuasa, pasti menolong dan memberkatinya. Untuk mengangkat harkat dan martabat bersama maka kita harus hidup saling menghargai dan saling mengasihi satu dengan yang lain. Itulah prinsip musyawarah yakni mampu menunjukkan sikap peduli, cinta kasih dan menegdepankan kebenaran, kejujuran dan keadilan. Mari kita siapkan hidup kita, supaya melalui rapat-rapat yang ada, kita tidak hanya menjadi pendengar, tetapi menjadi saksi dan memberi masukan dengan baik. Maka hasil rapat itu akan menjadi berkat sama seperti kata tua-tua itu pada Boas.