Renungan Ibadah Minggu 30 Juli 2023

“Giat Dalam Bekerja”

Rut 2:17-19

2:17 Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya. 2:18 Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, 2:19 maka berkatalah mertuanya kepadanya: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!” Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: “Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas.”

    Sepasang suami istri memiliki tiga orang anak. Anak pertama pandai bermain musik, anak kedua   pandai berbicara sering jadi MC, sedangkan anak ketiga tidak memiliki kepandaian yang sama dengan kedua kakaknya. Beranjak dewasa, anak pertama dan kedua mendapat pekerjaan dengan jabatan yang strategis dan anak ketiga bekerja menjadi karyawan biasa. Orang tua mereka sangat bangga dan mengatakan bahwa ketiga anaknya adalah orang yang  baik, sebab mereka tidak melihat besar atau kecilnya pekerjaan,  namun  selalu bekerja dengan penuh cinta kasih dan dengan penuh tanggung jawab. (Invocasio). 

    Dalam Pasal 2, Rut mengambil inisiatif untuk memungut jelai di ladang, untuk menyambung kehidupan dia dan Naomi. Rut bekerja memungut jelai di ladang Boas   yang berbaik hati padanya. Boas memulai perbincangan dengan Rut dan memperlakukan Rut dengan baik serta  menganjurkan supaya tetap  bekerja diladangnya.  Rut memungut jelai gandum sampai petang, lalu ia mengirik yang dipungutnya itu dan hasilnya kira-kira seefa jelai banyaknya.  Jumlah tersebut cukup untuk makanan  mereka selama 5 hari.  Maka bertanyalah Naomi kepada Rut, dimana engkau  bekerja hari ini?. Rut menjawabnya bahwa ia bekerja di ladang Boas.   Rut bekerja karena tidak mau dikalahkan oleh keadaan, dan ia tidak mau hidup dalam kesedihan oleh karena kekurangan,  tetapi  berinisiatif  mencari apa saja yang dapat dia kerjakan. Rut mengalahkan situasi dengan semangat atau motivasi kerja dalam kehidupannya. Dia juga melihat bahwa mencukupkan kebutuhan setiap hari adalah suatu hal yang harus dilakukan, karena itulah Rut harus keluar dari rumah dan pergi mencari pekerjaan, dan di dalam  pekerjaannya pun ia bekerja dengan baik, semua  itu dimulai dengan motivasi yang baik,  yaitu bekerja dengan gigih dan penuh displin.   Dengan semangat yang tinggi,  ia tidak hanya menjadi pemungut jelai gandum, namun ikut bekerja dan membantu para pekerja lainnya. Disinilah nilai lebih dan daya tarik terhadab Boas, iapun memberi perhatian yang lebih dari yang lain. Dalam bacaan, Paulus mengajak jemaat agar  dalam bekerja  semua diperbuat   dengan segenap hati seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Artinya orang percaya harus bekerja   bukan hanya  mencari keuntungan namun merupakan doa dan ibadah kita kepada Tuhan.

    Memang dunia banyak mengajarkan kita untuk berusaha dengan kerja keras agar memiliki kehidupan yang lebih baik,  dan semua ini tidak ada salahnya, tetapi kalau motivasi kita hanyalah untuk kepuasan diri sendiri pada akhirnya akan menjadi pribadi yang kosong.  Saat kita ingin memberikan yang terbaik bagi Tuhan  melalui pekerjaan yang dikerjakan  selalu dilandasi dengan kasih dan  takut akan Tuhan.   Percayalah, segala sesuatu yang kita kerjakan di dalam kasih tidak akan kembali dengan sia-sia. Kita pasti akan menuai perkenanan Tuhan,  dan akan memasuki kehidupan yang luar biasa bersama Tuhan, yakni kehidupan yang berdampak, yaitu berbuah lebat bagi Kerajaan Sorga. Renungan: Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. (Rom 12:11). MG

Warta Jemaat dapat didownload di sini