Renungan Ibadah Minggu 23 Juli 2023

“Melakukan Pekerjaan Pelayanan.”

Efesus 4:7-16

4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 4:8 Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” 4:9 Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. 4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

    Seorang pria yang hendak menaiki kereta api di Perth, Australia, tiba-tiba tergelincir dan tungkai kakinya terjebak dalam celah di antara gerbong kereta. Belasan penumpang segera menyelamatkan pria itu. Hanya dengan menggunakan kekuatan otot, mereka berusaha mencondongkan gerbong kereta menjauh dari peron, dan pria itu pun bebas! Dalam wawancara, David Hynes, juru bicara PJKA berkata, semua orang segera turun tangan, dan kekuatan bersamalah yang menyelamatkan  orang itu sehingga bebas dari luka parah. Dari hidup saling mengasihilah maka timbul rasa empati, sehingga kita dapat saling menopang, dan saling meneguhkan dalam membangun dan mencapai satu tujuan secara bersama. (Bacaan).

    Dalam Efesus 4, kita dapat melihat bahwa kekuatan bersama merupakan rencana Allah dalam membangun satu persekutuan. Allah telah memberikan kepada   kita anugerah yang besar menurut kasih karunia-Nya  agar seluruh tubuh diikat menjadi satu  melalui pelayanan sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota dalam kasih.  Jadi  setiap orang mempunyai tugas yang harus dilakukannya dan tidak ada yang  menjadi penonton. Demikian  juga terhadap jemaat Efesus supaya semakin dewasa yakni bertumbuh dan semakin sempurna seperti teladan Kristus.   Bagaimana kesempurnaan jemaat sebagai tubuh Kristus itu dapat terwujud? Dikatakan kepada kita masing-masing   diberikan kasih karunia, menurut ukuran  Kristus agar  mampu memperlengkapi  jemaat  berdasarkan kasih karunia itu sendiri. Kasih karunia itu, bagi tiap pribadi tentunya berbeda, tujuannya adalah agar kita saling bergantung, saling berbagi, saling melayani,  dan  saling memperhatikan, disinilah letak dari kesempurnaan itu.  (Tema). Sebagaimana Kristus telah turun dari Surga ke bumi, bahkan   disalib, mati dan dikuburkan, berarti Yesus memberikan kasih karunia kepada kita melalui perjuangan berat  melalui kehidupan-Nya sendiri  yakni  untuk menebus manusia berdosa.  Kerap kali perpecahan dalam tubuh Kristus sendiri sering  terjadi karena persoalan politis dan motivasi yang berbeda, bukan karena persoalan Injil. Ada sekelompok orang yang merasa tidak puas dengan kebijakan dan aturan yang sedang berjalan, lalu memisahkan diri. Sekalipun kebijakan itu mungkin memang ada yang salah, apakah dengan pertengkaran,  adu argumen dan saling menyalahkan menjadi solusinya? Relasi yang baik menuntut kasih, pengampunan dan kerendahan hati untuk saling memahami.  

    Minggu ini adalah minggu njayo, artinya kita saling membutuhkan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang Allah kehendaki  yakni kedewasaan penuh dalam Kristus. Untuk itu kita dibangun dalam satu iman untuk saling menopang, menguatkan,  mendoakan, agar kabar injil terus diberitakan. Sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan yang telah memberikan segala kebaikan, tidak ada yang lebih berharga selain mempersembahkan hidup kita menjadi persembahan yang harum dan kudus di hadapan Tuhan,  yakni hidup yang diterangi oleh firman Tuhan,  (Invocasio). Kita siap dipakai oleh Tuhan sebagai alat-Nya untuk suatu pekerjaan besar agar setiap orang yang percaya terus bersaksi bagi kemuliaan nama Tuhan. Renungan: Tanpa kasih, kebenaran terlihat kering dan menyakitkan, mari lakukan semua pelayanan dengan  kasih dan penuh dengan kelemahlembutan. (MG).

Warta jemaat dapat didownload di sini