Bahan Renungan Minggu 9 Juli 2023

“Setia Berdoa Bagi Para Pelayan”

Kisah Para Rasul 12:1-5

12:1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. 12:2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. 12:3 Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. 12:4 Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. 12:5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Masih banyak di antara kita mengambil sebuah keputusan  berdasarkan berbagai kemungkinan. Jika kemungkinan itu hanya 20 persen, kita cenderung akan mengabaikannya, tetapi jika kemungkinan   itu mencapai 90 persen, baru kita  mengambil keputusan. Semakin besar kemungkinannya, semakin besar pengaruhnya terhadap sikap bijaksana dan akan menjadi berhasil. Namun dalam keadaan yang biasa  atau dalam situasi yang mustahil sekalipun, Allah dapat menyatakan kuasa-Nya.  Tak ada hal yang terlalu sulit bagi Allah sebab Dia berdaulat. Artinya, Allah itu memegang kekuasaan tertinggi untuk membuat keputusan apa pun sesuai dengan kehendak-Nya.  Karena itu kita perlu meyakini bahwa Allah itu selalu baik dan membuat setiap rancangan juga selalu yang terbaik buat hidup kita. (Invocasio).

Gereja di Yerusalem sedang mengalami tekanan yang berat. Herodes Agripa 1, baru saja membunuh Yakobus. Dia juga menangkap Petrus dan memenjarakannya dengan pengawalan yang ketat. Petrus dijaga oleh empat regu yang terdiri atas empat orang. Ini memungkinkan adanya perubahan waktu jaga setiap enam jam atau setiap tiga jam pada malam hari. Bahkan, Petrus harus tidur dirantai di antara dua penjaga.   Meski demikian, jemaat yang telah percaya, dengan tekun mendoakannya kepada Allah.  (Tema). Sebab Allahlah satu-satunya pengharapan  sebab mereka yakin bahwa Allah akan menolong Petrus, sebagaimana Allah telah melepaskan, para rasul-rasul dari dua pemenjaraan sebelumnya.  Ketika Petrus tidur dengan penjagaan yang ketat, malaikat Allah datang lalu  melepaskan rantainya, menuntunnya melewati dua tempat pengawal  dan  membukakan pintu gerbang sehingga Petrus bisa keluar dari penjara. Sekalipun kita tidak mampu memahami cara Tuhan bekerja, tetapi percayalah bahwa semua yang dilakukan-Nya adalah benar. Mungkin seperti Yakobus yang terperangkap dalam masalah dan tidak ada malaikat datang untuk melepaskan, percayalah, itu pun dilakukan Tuhan untuk maksud demi kebaikan. Kita juga dapat melihat bahwa Allah juga tidak melepaskan Yesus dari salib karena melalui jalan saliblah manusia menerima keselamatan. Sadarlah bahwa meskipun tidak ada malaikat datang  menolong kita, bukan berarti Tuhan telah meninggalkan, atau tidak peduli kepada kita. Sebaliknya, Ia sudah mempunyai rencana kebaikan di balik setiap persoalan yang sedang kita alami. Pengalaman Petrus memberikan kekuatan dan pengharapan kepada kita untuk tidak berhenti meminta. Kita tidak berhenti untuk berharap di dalam Tuhan. Untuk itulah kita menyatakan kasih dan kuasa Tuhan hadir di masa lalu, masa kini dan masa mendatang. 

Melalui Minggu mendoakan Serayan/ Pelayan, kita melihat bahwa jemaat mula-mula menunjukkan betapa pentingnya berdoa. Ketika menjadi saksi dalam pelayanan, banyak hal yang dialami  seperti penganiayaan dan penderitaan termasuk juga dalam sukacita. Dalam bacaan: bagaimana Daud dapat mengambil sikap dalam iman ketika menghadapi berbagai ketidakadilan dan penghianatan atas dirinya. Walaupun Tuhan berhak menentukan apa yang terbaik yang akan terjadi, tetapi  sikap berserah kepada rancangan Tuhan  dalam doa dan dalam pengharapan,  adalah hal yang sangat mendasar bagi kita, sehingga   kelepasan dan pembebasan  terjadi bukan pada ada pada kekuatan manusia tetapi justru   pada kuasa   Allah semata. Doa bukan hanya kata-kata, tetapi wujud dari kehidupan yang sesungguhnya. Renungan:   Saat berdoa, lebih baik memiliki hati tanpa kata-kata daripada banyak berkata-kata tanpa adanya hati. (MG).

Warta Jemaat dapat didownload di sini