Sermon PJJ 14 Juni 2023

Kisah Para Rasul 1:12-14, Tema: Tutus ras -ras Ertoto

============================================

Para murid mengalami suatu proses perubahan dari situasi nyaman menjadi situasi tantangan. Sejak dari Yesus di tangkap sampai kematian Yesus, mereka semuanya mudah putus asa, penuh ketakutan, kehilangan harapan dan mulai tercerai berai. Sesudah Yesus terangkat ke Sorga, para murid telah diberi printah agar kembali ke Yerusalem, baik laki-laki maupun perempuan menunggu janji-Nya yakni menerima Roh Kudus Ayt 4. Janji itu adalah dalam Kis 1:8: Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku …. Mereka berkumpul bukan dalam hal melawan pemerintah, atau melawan pemimpin Yahudi, tapi justru mereka belajar untuk hidup dalam satu misi.

Bukit Saitun, adalah suatu bukit yang letaknya antara Betani dan Yerusalem, dan setiap orang yang pergi ke Jerusalem harus melewati bukit itu (1,5 Km dari Jerusalem). Diatas bukit inilah Yesus mengajarkan tentang kerajaan Allah, dan kedatanganNya kembali, Bukit ini dianggap kudus dan saksral sebab dari sana Yesus naik ke Sorga, maka ada anggapan bahwa di atas bukit itu jugalah nanti Yesus akan datang kembali. Dengan demikian maka dapat kita lihat: Pertama: Ayat 12, Rasul-rasul itu kembali ke Yerusalem. Kata “kembali” mengandung arti bahwa mereka harus berbalik dari sikap terpaku, terpana berubah menjadi kesadaran ilahi untuk menghadapi realitas hidup dengan iman. Kedua: kembali berarti keadaan hidup yang tadinya takut, ragu-ragu, bahkan goncang, berubah menjadi hidup yang kuat dan tangguh. Kata bertekun artinya rajin, bersungguh-sungguh, untuk saling melayani, saling menguatkan Ketiga: Mereka kembali bukan hanya menunggu dengan berdiam atau mengurung diri tetapi melatih diri dengan bertekun dalam doa. Dari sana akan lahir persekutuan baru yang diwujudkan oleh kesatuan hati, dan untuk memperoleh kekuatan baru melalui persekutuan itu sendiri.

Ayat 13-14: diulang kembali tentang status murid-murid Yesus, kecuali Yudas Iskariot. Artinya akan dilakukan suatu pekerjaan dengan memilih satu orang lagi sebagai pengganti Yudas. Dan juga perempuan-perempuan yang tetap setia mengikut Yesus, termasuk saudara-saudara Yesus sendiri, selama ini mereka tidak mau mendukung pelayananNya, kebangkitan Yesus, hatinya terbuka untuk ikut melayani dengan murid-murid Yesus.

Melalui Tema: Tekun dan bersehati dalam Doa:

  1. Hidup dalam persekutuan iman harus dengan kesehati bersama dalam Tuhan. Kita harus jujur mengakui bahwa hidup dalam kesehatian akan semakin luntur dan semakin pudar. Harus disadari bahwa dalam banyak hal kita memang berbeda, latarbelakang, keinginan, pendapat tetapi dalam Kristus kita hidup dalam satu tubuh, yakni hidup dalam kesehatian. Jadi hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, berarti kita selalu memberi diri untuk menerima kehendak dan keinginan Tuhan bagi hidup kita yakni saling meneguhkan, mengasihi dan saling menopang dan terus bersiap untuk melakukan pekerjaan pelayanan bagi Kerajaan Allah ditengah-tengah dunia.
  2. Hidup dalam penantian akan janji Allah, selalu membutuhkan perjuangan iman sebab : Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya Yak 5:16. Menjadi orang benar berarti ada kesadaran penuh bahwa hanya oleh kemurahan Allah saja kita telah dibenarkan. Maka hidup orang yang benar bila berkumpul bersama-sama mampu melihat beban dan tujuan yang ingin dicapai. Murid-murid melihat walaupun dengan kuasa Roh Allah, beban begitu berat dan ancaman akan selalu dihadapi, maka:
  • Harus memiliki tujuan yang jelas, memiliki perjuangan yang sama, dengan demikian maka apapun yang dikerjakan, dipertaruhkan tetap bermuara kepada visi dan tujuan itu sendiri. Contoh : pertandingan sepak bola, pertandingan paduan suara, tari dsb.
  • Hidup dalam kesehatian salah satu jalan adalah hidup dalam doa, mengapa? Kekuatan Roh Allah akan menjadikan kita berjalan dalam frekuensi yang sama, kerinduan yang sama, bahkan energi kekuatan positif semakin serupa, maka hidup iman akan selalu berkobar-kobar. Dari sanalah pertumbuhan hidup kesehatian, ketulusan dan ketekunan terjadi.
  • Tantangan hidup kesehatian: Mempertahankan ego, tidak dapat melihat visi yang dibangun, tidak merasa ikut memiliki, tidak bertanggung jawab, selalu merasa lebih benar maka sering memisahkan diri, selalu ukuran apapun keinginan hatinya, dsb
  1. Orang benar selalu bertekun dalam doa. Bertekun dalam doa harus menjadi gayahidup orang percaya, mengapa? Yesus sendiri telah memperlihatkan teladan iman, dalam segala hal Yesus banyak menyaksikan bahwa dengan iman dalam kekuatan doa Yesus mampu menyelesaikan tugas pelayanannya sampai mati Ia tetap taat pada Allah. Dalam penantian itu para murid-murid mulai belajar bahwa melayani Tuhan kehidupan doa, harus selalu menjadi gaya. Bukanlah karena rutinitas, atau disuruh-suruh, atau terpaksa. Doa adalah kekuatan bagi kita dalam menghadapi berbagai tekanan dan tantangan dalam melayani Tuhan. Oleh karena itu dengan doa kita semakin belajar merendahkan hati, membuka hati dan jiwa untuk diisi oleh Roh dan hikmad Tuhan sehingga memampukan kita hidup melayani Tuhan dengan benar dalam kehidupan kita. Marilah hidup dengan rendah hati dan saling melayani.