“Bernyanyi Memuji Tuhan”
Kisah Para Rasul 16:24-31
16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 16:27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 16:28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” 16:29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” 16:31 Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”
Minggu ini adalah minggu Kantate (bhs Latin) artinya bernyanyilah, artinya nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Minggu Kantate berbicara tentang bagaimana kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat menjadi buah kesaksian tentang perbuatan dan karya kasih Yesus bagi kita. Dari sanalah kita disadarkan bahwa kita adalah harus menjadi pelaku aktif dalam menghadapi berbagai tantangan namun tetap beriman oleh pemeliharaanNya, sehingga kita tetap menjadi kuat. Dengan menyayikan nyanyian yang baru berarti dalam setiap langkah hidup, selalu menjadi suatu kesaksian, sekaluigus sebagai jawaban Allah atas jawaban doa-doa serta kemurahan Tuhan kepada semua hidup orang percaya.(Invocasio).
Perbuatan atas kesaksian Paulus atas pengusiran roh tenung dari hamba seorang perempuan memberi dampak pada kemarahan pemilik hamba itu, karena telah yang kehilangan penghasilan mereka. Paulus dan Silaspun ditangkap dan diseret kehadapan penguasa. Keduanya dituduh telah mengacaukan kehidupan penduduk kota Filipi, sebab banyak orang terlalu percaya akan ucapan seorang hamba perempuan yang dari setan itu, tetapi dianggap berasal dari dewa, maka pelayanannya sebagai tukang tenung sangat dibutuhkan orang banyak. Melalui Paulus, Allah menunjukkan kuasa-Nya atas roh jahat itu, tetapi karena perbuatannya mereka harus menerima siksaan, lalu dimasukkan ke dalam penjara. Menurut kebiasaan hukum penderaan Yahudi, hukuman yang harus diterima adalah empatpuluh kurang satu pukulan (2 Kor.11:24). Sementara hukum Romawi tergantung kepada hakimnya yang sering kali berakhir dengan penyiksaan dan hujatan dengan kejam. Penderitan dan penganiayaan tidak membuat Paulus dan Silas putus asa, justru mereka bernyanyi dan berdoa kepada Tuhan. (Tema). Dengan bernyanyi dapat menolong agar tetap fokus pada realitas Allah yang kekal, meskipun untuk sementara diselimuti oleh awan yang gelap melalui penderitaan. Tetapi melalui doa dan nyanyian, Paulus dan Silas menyatakan kesaksian imannya bahwa Tuhan yang maha kuasa berdaulat atas segala sesuatu yang ada dan terjadi. Dengan adanya peristiwa gempa bumi itu, semua belenggu para tahanan dan pintu penjara terbuka, namun tidak satupun yang melarikan diri, sebab ada rahasia besar yang Tuhan mau nyatakan yakni menyelamatkan kepala penjara dan keluarganya. Melalui kuasa Tuhan itulah, kepala penjara menjadi sangat ketakutan dan kemudian menjadi percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Terkadang lewat kesulitan justru disitulah mujizat terjadi, maka janganlah mudah putus asa, dan jangan saling menyalahkan, tetapi berdoa dan bergumul bersama, karena dimana ada kesehatian dalam persekutuan dan doa pasti terjadi terobsan baru oleh Roh Kudus, sebab Tuhan telah menjanjikan kesetiaan dalam penyertaan bagi seluruh umat-Nya yang percaya. (Bacaan).