Renungan Ibadah Minggu 21 Mei 2023

“Tuhan Adalah Penolongku”

Masmur 27: 7-9

Manusia pasti mengalami masa-masa yang sulit dalam hidupnya, namun pasti memiliki respon yang berbeda-beda pula. Ada yang berusaha untuk mengatasi masalahnya, ada yang pasrah, tapi ada yang meresponinya dengan tetap berharap kepada Tuhan. Ada lagu rohani yang popular: Seperti pelangi sehabis hujan, itulah janji setia-Mu Tuhan. Di balik dukaku, telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi. Banyak orang menyanyikannya. Tetapi alih-alih melihat “pelangi” di balik pergumulan justru banyak orang dilanda “banjir”. Pergumulan membuat hati orang terpuruk dan putus asa dan akhirnya jatuh dan terhempas. Ternyata kita diperlengkapi hari ini untuk datang dan memercayakan diri kepada pertolongan Allah. Sebab Ia selalu terjaga dan melindungi serta langkah kaki setiap orang selalu dilindungi-Nya. (Invocasio).

Raja Daud saat sedang mengalami masa sulit yang luar biasa, yang dihadapinya, Daud berkata, Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?  Dengan iman percaya yang teguh kepada Tuhan, Daud bahkan berkata, Aku yakin akan mengalami kebaikan Tuhan dalam hidupku di dunia ini.  Sikap yang dibangun  oleh Daud  dalam menghadapi pergumulan yang berat, sebab selalu dikelilingi oleh musuh-musuhnya. Pengalaman yang selama ini dihadapi yakni saat menjadi seorang gembala: untuk keselamatan domba-dombanya, ia mampu mengalahkan singa dan beruang. Ketika berhadapan dengan Goliat yakni manusia raksasa sekalipun ia mampu menaklukkannya, tetapi kali ini ia berhadapan dengan musuh dan penjahat, yang memiliki strategi licik yakni dengan mengatur siasat agar Daud bukan dilawan secara langsung, tetapi mencari kelemahan dan strategi kapan ia lalai, sehingga dengan mudah dapat dikalahkan, bahkan dibunuh sekalipun. Melalui mazmur ini, dia meminta Tuhan untuk selalu ada bersamanya pada saat sedang dilanda kesusahan. Dia ingin Tuhan untuk melindungi dan menuntunnya. Dan sewaktu Daud meminta perlindungan dari Tuhan, maka dengan penuh keyakinan,  ia terus mendorong dirinya untuk mempercayai Tuhan sebagai jawaban atas ketakutan dan kekhawatiran  yang sedang  terjadi.  Ketika Daud merasa Tuhan tidak ada,  namun dia tidak pernah mau menjauh tetapi justru selalu mencari dan mencari Tuhan agar tetap lebih mendekat,  serta meminta Tuhan untuk mendengarkan setiap keluh kesahnya, agar Tuhan tetap menuntun setiap langkahnya, dan melindungi dia. Bahkan digambarkan ketika orang tua secara jasmani mungkin akan meninggalkan anak-anaknya, tapi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anak-anaknya. Inilah artinya Daud melihat Tuhan tidak hanya sebagai teman tetapi juga sebagai penguasa dan penyelamat. Dalam kecemasannya, yang dicari Daud, bukanlah panglimanya, atau pasukan tentaranya, tetapai adalah pribadi Tuhan sendiri sebab hanya Dialah satu-satunya penolong yang  kuat dan tidak mampu dilawan oleh siapapun, maka ketika ia mencari dan mendekatkan dirinya pada Tuhan ternyata hidupnya terasa  aman dan damai, serta penuh dengan sukacita. (Bacaan). Kita percaya bahwa Tuhan adalah terang, keselamatan dan benteng kehidupan, sehingga membuat kita tidak takut dan tidak gemetar, sekalipun tentara berkemah mengepung kita. Hanya dengan kekuatan iman yang teguh kita mampu mempercayakan hidup bahwa Tuhan adalah sebagai sumber keselamatan dan  gunung batu sebagai tempat perlindungan yang aman dan tenang.  Berseru kepada Tuhan artinya merendahkan diri dan selalu mau berharap atas pertolongan Tuhan. (Tema). Oleh karena itu kita harus tetap setia, dan mempercayakan diri, walaupun saat kesesakan  itu terjadi, maka melalui kesaksian iman, nama Tuhan tetap diagungkan. Renungan: Berkat dan pertolongan dari Tuhan selalu datang secara ajaib, karena itu tidak perlu direka-reka apalagi dipikirkan bagaimana cara Tuhan menolong kita.  Cukup percaya serta mau menghidupi apa yang difirmankan-Nya!  Sebab walaupun tak ada angin dan tak ada mendung, Tuhan sanggup mencurahkan hujan lebat sampai berlimpah. Tentu kuncinya adalah taat dan setia. (MG).

Warta jemaat dapat didownload di sini